Wednesday, April 2, 2014

Raja Henry VIII dan Enam Istri

Raja Inggris yang lahir pada tanggal 28 Juni 1491 ini menjadi raja sejak tahun 1509 hingga wafatnya pada tanggal 28 Januari 1547, dalam usia 55 tahun. Ayah Henry adalah raja Inggris Henry VII. Ibunya adalah Elizabeth dari York. Sang ayah mendirikan dinasti Tudor dan menjadi raja setelah ia berhasil mengalahkan raja Richard III dalam sebuah pertarungan. Ibu Henry wafat pada 1503 akibat infeksi setelah melahirkan anak ke-7, anak terakhir. Ayah Henry wafat enam tahun kemudian. Henry memiliki seorang kakak lelaki bernama Arthur yang wafat di usia 15 tahun. Ia juga memiliki kakak perempuan bernama Margaret dan menikah dengan raja Skotlandia. Adik Henry satu-satunya yang hidup hingga dewasa adalah Mary. Henry kelak memaksa Mary untuk menikah dengan raja Perancis yang berusia 30 tahun lebih tua. Dari tujuh bersaudara kandung, hanya Henry yang hidup paling lama.

Ketika masih muda, Henry memiliki tubuh atletis, tinggi dan kuat. Ia menyukai olah raga yang membutuhkan stamina kuat dan berbahaya. Salah satunya adalah jousting, yang membutuhkan gabungan antara keahlian berkuda, membawa tombak kayu dan menyerang lawan. Olah raga berbahaya itu pula yang pernah membuatnya pingsan selama 2 jam. Kaki raja Henry tertimpa oleh kuda yang ia tunggangi. Akibat kejadian itu, kakinya terluka, menjadi bernanah dan bau. Luka itu dibawa sampai ia mati. Tak hanya itu, sifat Henry pun berubah menjadi temperamental. Semakin bertambah umur, tubuh Henry semakin gemuk. Berat badannya bertambah drastis terutama setelah kematian istri ketiga, Jane Seymour. Setiap hari ia mengonsumsi daging-dagingan secara berlebihan dan sangat kurang akan sayuran. Pada masa itu, sayur-mayur dianggap makanan murah dan kurang pantas disajikan di kalangan kerajaan, apalagi untuk seorang raja. Sebagai akibat dari kurang sayuran, maka Henry pun disebut banyak memiliki penyakit. Salah satu penyakit yang terekam sejarah adalah sembelit parah sehingga ia harus menjalani enema, yaitu menyuntik cairan melalui lubang anus agar mempermudah sang raja buang air besar.

Untuk urusan pribadi termasuk buang air, sehari-hari sang raja memiliki asisten pribadi pria yang disebut Groom of Stool. Meski terdengar sedikit mengerikan, pekerjaan ini justru dianggap wah pada masa itu. Ia adalah orang yang secara fisik selalu dekat dengan raja sebab ia berkewajiban menunggu sang raja menyelesaikan panggilan alamnya. Pada saat menunggu inilah, sang raja kerap curhat masalah pribadinya termasuk pelbagai masalah dengan istrinya. Jadi ia adalah orang yang dipercaya sang raja. Tugas asisten kemudian adalah membersihkan menggunakan handuk putih yang sudah dibasahi dengan air hangat. Selanjutnya ia membawa keluar kotoran sang raja. Salah satu groom of stool raja Henry yang terkenal adalah Sir Henry Norris. Ia kelak dituduh berselingkuh dengan Anne Boleyn, istri kedua raja Henry. Tentu Henry Norris harus menjalani hukuman penggal. 
Talenta raja Henry VIII adalah seni musik. Ia piawai bermain lute, gitar kuno dan piano kuno. Ia juga mampu mengarang lagu. 


Henry VIII of England | Deadliest Fiction Wiki | Fandom
Raja Henry VIII


Raja Henry dikenal dengan enam istri dan juga perannya dalam memisahkan Inggris dari Gereja Katolik Roma. Selama hidupnya, selain sebagai raja yang mudah memerintahkan hukuman mati termasuk pada kedua istrinya, Henry juga dikenal sangat berambisi memiliki anak laki-laki sebagai penerus tahta kerajaan. Namun anak lelaki yang dia harapkan dari istri pertama dan istri kedua tak pernah terwujud. Ia berpendapat bahwa hanya anak laki-lakilah yang pantas bertahta sebab ia bisa berperang. Kemudian istri ketiga Jane Seymour yang akhirnya memberi seorang anak laki-laki yang sangat diidamkan raja Henry. Sayang seribu sayang, anak lelaki yang diberi nama Edward tersebut kelak hanya menjadi raja Inggris sekitar 6 tahun sebab ia meninggal di usia muda yakni 15 tahun. Sedikit kebaikan adalah, Edward wafat setelah sang ayah. Sebab tak dapat dibayangkan jika ia wafat ketika sang ayah masih hidup. 


Semasa hidup, bisa jadi raja Henry VIII menjadi raja yang ditakuti dan gagah berani. Namun pada saat ia wafat di usia 55 tahun, tepatnya pada 28 Januari 1547, ia tak dikubur di makam yang megah seperti halnya ayah dan ibu Henry. Sewaktu disemayamkan, peti mati Henry sempat retak dan cairan jenazah keluar dari retakan tersebut. Diduga peti mati retak akibat ditimbun batu monumen yang berat. Jenazah sang raja diletakkan di sebuah ruang bawah tanah Chapel St George, Kastil Windsor. Berdampingan dengan peti jenazah istri ketiga, Jane Seymour. Ini sesuai wasiat Henry VIII sendiri semasa hidup. Seratus tahun lebih kemudian, tubuh raja Inggris Charles I tanpa kepala juga diletakkan di sisi peti Henry VIII. Beberapa puluh tahun kemudian, jasad bayi ratu Inggris Anne juga diletakkan di atas peti Charles I. Disebutkan bahwa peti mati Henry VIII dalam kondisi rusak dan sedikit terbuka sehingga terlihat kerangka sang raja. Makam Henry dan tiga yang lain tidak memiliki penanda hingga saat raja Edward IV bertahta. Raja Edward IV yang membuat nisan hitam yang sampai saat ini dapat dilihat, terutama saat pernikahan pangeran Harry dan Meghan Markle. Sepeninggal Henry, tentu putra tercintanya Edward VI yang menjadi raja meski usianya baru 9 tahun. Namun masa ia menjadi raja hanya enam tahun sebab ia terserang tuberkulosis.

Sepeninggal Edward VI, putri pertama Henry bernama Mary yang meneruskan sang adik lelaki sebagai ratu Inggris selama sekitar 5 tahun. Sebenarnya bukanlah Mary yang diwasiatkan sang adik untuk meneruskan tahta, melainkan sang sepupu, Jane Grey. Pilihan Edward VI ini berdasarkan persamaan agama yang dianut yaitu Kristen. Sementara Mary merupakan penganut Katolik. Namun Mary tak menyerah begitu saja. Jane Grey berhasil digulingkan setelah bertahta selama 9 hari. Jane Grey dan suaminya dijebloskan penjara untuk kemudian dihukum penggal. Mary juga diingat sebagai Bloody Mary sebab ia membunuh begitu banyak orang yang beragama Protestan. Di usia 37, Mary menikah dengan Philip dari Spanyol untuk mendapat keturunan.  Bagi seorang ratu Mary, anak menjadi hal penting untuk meneruskan tahta kelak. Suatu ketika pada tahun 1554, Mary tampak seperti layaknya wanita hamil. Beratnya bertambah dan ia mengalami mual di pagi hari. Bahkan parlemen mengeluarkan pernyataan akan menjadikan suami Mary sebagai wali tahta seandainya Mary wafat saat melahirkan. Akan tetapi sang suami yang pernah menikah sebelumnya merasa tak yakin bahwa Mary sedang mengandung. Namun Mary berkeyakinan bahwa ia sedang hamil. Sayangnya hari kelahiran yang ditunggu tak kunjung tiba. Justru kesehatannya yang semakin memburuk. Dalam kondisi sekarat, Mary mau tak mau terpaksa menyetujui Elizabeth, sang adik tiri untuk meneruskan tahta. 

Setelah Mary wafat, sang adik tiri Elizabeth I lah yang menjadi ratu Inggris selama 39 tahun. Karena lamanya ia bertahta, maka nama Elizabeth pun dijadikan era masa itu. Bahkan Inggris disebut mencapai masa emas di bawah pemerintahan ratu Elizabeth I. Elizabeth tak menikah, ia dikenal dengan julukan ratu perawan. Elizabeth mengakui bahwa ia telah menikah, yaitu dengan negara Inggris. Elizabeth wafat di usia 69 tahun. Ketiga anak raja Henry dimakamkan di gereja Westminster Abbey.  Makam Elizabeth bersebelahan dengan makam Mary. Namun bagian Mary kurang ornamen dibandingkan makam sang adik. Dengan wafatnya Elizabeth I, praktis raja Henry VIII tidak memiliki satu pun penerus dan generasi Tudor telah berakhir. 

Sebenarnya raja Henry memiliki seorang anak lelaki dari seorang selir bernama Bessie Blount. Anak lelaki itu diberi nama Henry Fitzroy. Sebagai anak yang lahir di luar pernikahan, tentu Fitzroy tidak dapat secara sah meneruskan tahta Henry. Namun raja Henry siap menjadikan ia sah seandainya ia kelak benar-benar tak dikaruniai anak lelaki dari istri sah. Di usia 6 tahun, raja Henry memberinya gelar adipati Richmond dan Somerset. Sungguh malang, Fitzroy yang lahir pada 15 Juni 1519 ini meninggal pada 1537 di usia 18 tahun. Tentu saja sang raja sangat berduka.


The Monarchy of King Henry the Viii
Atas, Kiri ke Kanan : Catherine Aragon, Anne Boleyn, Jane Seymour
Bawah, Kiri ke Kanan : Anne Cleves, Catherine Howard, Catherine Parr.


Berikut daftar istri Raja Henry ;
  1. Katherine Aragon. Katherine adalah anak dari raja dan ratu Spanyol dan beragama Katolik. Sebelum menikah dengan Henry, Katherine adalah istri dari kakak kandung Henry yang bernama Arthur. Sebelum Arthur menikahi Catherine, ayahnya yaitu Henry VII setuju membayar mas kawin sebesar 200.000 crown. Separuh dari mas kawin tersebut dibayar tak lama setelah pernikahan berlangsung. Namun pernikahan sang kakak dengan Katherine hanya berjalan 6 bulan sebab sang kakak meninggal dunia karena penyakit pernafasan. Sebelum wafat, Arthur dan Katherine terserang penyakit pernafasan yang sama. Diduga akibat kediaman keduanya yang sangat lembab. Katherine berhasil melalui dengan selamat meski sangat lemas. Namun tidak dengan Arthur. Tujuh tahun kemudian, Henry lah yang menikahi Katherine. Konon pernikahan ini atas permintaan ayah Henry, raja Henry VII. Untuk dapat dinikahi Henry VIII, Katherine harus meminta pembatalan pernikahan dari Paus. Peraturan agama Katolik yang mengacu pada 2 ayat alkitab menyebut bahwa seseorang tidak dapat menikahi janda/duda mendiang saudaranya. Jika aturan ini dilanggar, maka pernikahan mereka tidak akan dikaruniai anak. Namun pernikahan dapat dibatalkan jika pasangan suami istri tidak pernah berhubungan intim. Katherine mengaku bahwa selama menikah dengan Arthur, tak sekalipun ia berhubungan suami istri. Meski putusan Paus belum keluar dan separuh lagi mas kawin belum dibayarkan, Henry VIII tetap menikahi Katherine pada 1509. Katherine berusia 6 tahun di atas Henry. Bersama Henry, Katherine hamil sebanyak 7 kali namun hanya 2 orang anak yang bertahan hidup. Pertama adalah Henry adipati Cornwall, namun meninggal di usia 53 hari dan yang kedua adalah Mary I. Mary bertahan hidup hingga usia 42 tahun. Tidak dikaruniai seorang anak lelaki membuat Henry merasa cemas akan penerusnya, maka ia pun memutuskan mencari istri baru. Apalagi ia mengetahui bahwa Katherine tak mampu lagi untuk hamil. Ia siap menceraikan Katherine dengan alasan pernikahannya dikutuk oleh Tuhan akibat melanggar 2 ayat alkitab (sudah disebut di atas). Hal ini diyakini raja Henry sebagai penyebab ia tidak dikaruniai anak lelaki secara sah. Tentu saja di pihak Katherine menolak untuk diceraikan. Katherine kembali menegaskan bahwa selama pernikahan singkat itu, benar-benar tidak terjadi hubungan suami istri. Meski pada akhirnya diceraikan Henry, pernikahan Henry dengan Katherine adalah yang terlama dibanding 5 istri lain, yaitu 24 tahun. Setelah dicerai, Katherine tidak diijinkan untuk bertemu dengan buah hatinya, Mary, selama 4 tahun hingga ajal menjemputnya. Katherine diungsikan ke tempat lain. Katherine meninggal pada bulan Januari 1536 dalam usia 50 tahun, hanya berjarak 4 bulan sebelum kematian Anne Boleyn. Kematian Katherine diduga akibat diracun sebab ketika jenazahnya diawetkan, bagian hati Katherina ditemukan benjolan-benjolan hitam. Namun penemuan medis di jaman sekarang membantah hal itu. Benjolan hitam di hati tidak lain adalah kanker hati, yang mana tidak dimengerti oleh pengetahuan medis pada jaman itu. Katherine dimakamkan di gereja Peterborough, Inggris. Di atas makam, selalu terdapat buah pomegranate yang merupakan simbol Katherine semasa hidup. Ratu Mary Teck, istri raja George V mengakui Katherine sebagai ratu Inggris.
  2. Anne Boleyn. Wanita kelahiran 1508 ini mengawali karir sebagai asisten ratu Claude di Perancis. Kemudian ia sempat menjadi asisten Catherine Aragon. Namun setelah dikejar cinta oleh Henry, diduga Anne menjadi istri Henry pada tanggal 25 Januari 1533. Henry mengirimi Anne surat cinta yang hingga kini masih ada di museum di Inggris. Demi menikahi Anne, Henry melepaskan hubungan dengan gereja Katolik Roma dan menjadikan dirinya pemimpin tertinggi gereja di Inggris. Tujuh bulan setelah menikah, Anne melahirkan Elizabeth I, yang kelak menjadi ratu Inggris. Setelah melahirkan anak pertama, Anne berusaha memenuhi hasrat Henry untuk memberi anak laki-laki seperti yang selama ini diinginkan. Namun apa daya tiga kehamilan Anne berakhir dengan keguguran. Jabang bayi yang gugur itu menunjukkan calon bayi lelaki namun dalam kondisi cacat. Hal ini menjadikan Henry berprasangka bahwa Anne melakukan perdukunan (nah dukun bukan dikenal di Indonesia saja lho ya). Henry pun mulai mengencani Jane Seymour, wanita pendamping Anne. Konon Anne sangat menentang Henry menikahi Jane. Pada April 1536, Henry meminta Anne diinvestigasi terkait dengan perselingkuhan berat yang dilakukan Anne. Anne dituduh berselingkuh dengan saudara kandungnya sendiri, George Boleyn. Tak hanya itu, ada 4 pria lain yang juga menjadi tertuduh. Salah satu pria itu adalah Mark Smeaton, pemain biola muda yang berbakat. Mark disiksa berat agar mau mengakui tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Pria lain adalah Sir Henry Norris, pegawai pribadi raja Henry VIII. Sebulan kemudian, Anne ditangkap dan dijebloskan ke London Tower. Ia ditemani oleh 2 pembantu wanita dan istri penjaga menara, Nyonya Kingston. Pada pengakuan dosa terakhir di dalam tower, Anne mengaku bahwa dirinya tak bersalah. Namun semua tak berarti bagi seorang raja Henry. George Boleyn bersama 4 pria tertuduh tersebut dihukum penggal pada 18 Mei 1536, sehari kemudian giliran Anne Boleyn. Henry mendatangkan ahli penggal menggunakan pedang dari Perancis khusus untuk Anne. Kepala dan jenazah Anne diduga kuat langsung dibawa ke dalam chapel St Peter Ad Vincula yang tak jauh dari tempat Anne dipenggal. Kepala Anne dimasukkan ke dalam peti bekas tempat menyimpan anak panah dan kemudian dikubur. Satu-satunya pria yang kemudian dibebaskan adalah Sir Thomas Wyatt, seorang penyair. Ini berkat hubungan baik antara ayah Wyatt dan Wyatt sendiri dengan Thomas Cromwell. Thomas Cromwell adalah perdana menteri raja Henry yang banyak membuat orang dihukum mati. Wyatt mengenang kelima rekannya dalam sebuah puisi sedih.
  3. Jane Seymour. Jane dilamar Henry hanya selang sehari setelah Anne Boleyn dipenggal. Sembilan hari kemudian, keduanya menikah. Sebelum Anne dipenggal, Jane merupakan asisten wanita Anne. Anne pernah mempergoki Jane mengenakan kalung pemberian raja Henry. Ia menarik paksa kalung itu dari leher Jane dengan perasaan marah. Hal itu menyebabkan tangan Anne terluka dan berdarah. Jane berjasa memperbaiki hubungan Mary I, anak dari Katherine Aragon dan Henry yang selama ini hidup terpisah dan tak memiliki hubungan baik dengan sang ayah kandung. Jane pula yang membuat Mary I bisa tinggal lagi di istana. Jane berupaya mengembalikan posisi Mary sebagai penerus tahta kerajaan, namun kala itu belum berhasil. Konon Jane nekad "mericuhi" Henry demi persoalan warisan tahta Mary, gadis yang bukan anak kandungnya sendiri. Hal ini tentu berbahaya sebab Henry bisa nekad melakukan apa saja. Jane memiliki sikap tenang dan pembawa damai. Namun diduga ini hanya untuk menutupi kegundahan hatinya. Bagaimana tidak, dua istri Henry sebelum dirinya mengalami akhir nasib yang nahas. Katherine memang sedikit lebih baik daripada Anne. Apa yang akan terjadi pada dirinya sendiri jika ia ternyata juga tak dapat memberi anak lelaki? Delapan bulan setelah menjadi istri Henry, Jane pun hamil. Ia mengidam burung puyuh, dan Henry secara khusus memesannya dari kota kecil Calais dan Flanders. Pada 12 Oktober 1537, setelah melewati proses kontraksi yang panjang dan menyakitkan selama 2 hari 3 malam, Jane akhirnya melahirkan Edward, seorang putra yang selama ini diimpikan oleh Henry untuk menjadi penerusnya. Penyebab sulitnya proses kelahiran adalah posisi bayi yang tidak semestinya. Ketika menggendong bayi Edward, raja Henry disebut menangis terharu. Bayi Edward dibaptis di dalam istana dan dihadiri oleh Mary dan Elizabeth, dua saudara tiri Edward. Jane yang terlihat sangat pucat dan lelah, menghadiri upacara sebentar sebelum ia kembali ke kamar. Setelah proses pembaptisan, kesehatan Jane menurun drastis. Diduga ia terinfeksi luka dari melahirkan. Jane pun meninggal kurang dari 2 minggu setelah kelahiran Edward. Jane adalah satu-satunya istri Henry yang mendapatkan prosesi pemakaman seperti ratu. Hal ini mungkin saja disebabkan Jane satu-satunya istri yang memberikan Henry anak laki-laki yang setengah mati diidamkan. Henry tidak menikah kembali selama 2 tahun. Henry berpesan bahwa kelak ia ingin dimakamkan bersebelahan dengan Jane. Makam keduanya terletak di bawah tanah chapel St George, kastil Windsor. 
  4. Anne Cleves. Pernikahan Henry dengan Anne adalah dorongan dari Thomas Cromwell, sang perdana menteri. Anne sendiri adalah anak kedua dari 4 bersaudara dan merupakan wanita kelahiran Jerman pada tanggal 22 September 1515. Hans Hoblein, pelukis kepercayaan raja Henry dikirim ke kediaman Anne untuk melukis dirinya serta adik bungsu perempuan Anne yang bernama Amalia. Melihat gambar wajah Anne, Henry pun tertarik. Pada tahun baru 1540, Henry bersama para pengawalnya diam-diam mendatangi Anne di tempat Anne singgah. Setelah menemui Anne, Henry merasa kecewa sebab Anne tidak seperti yang digambarkan. Meski Henry sempat mengungkapkan kepada Thomas bahwa ia ingin membatalkan pernikahan, pada faktanya pernikahan tetap berlangsung demi aliansi Inggris dengan Jerman. Malam pengantin tidak berjalan sebagaimana yang diinginkan Henry. Ia menyebut payudara Anne melorot, memiliki selera berpakaian yang aneh dan memakai wewangian yang tidak sedap. Ia menduga bahwa Anne tidak lagi perawan. Bahkan Henry menyebut Anne seperti kuda. Akibatnya, Henry tidak memiliki ketertarikan untuk melakukan hubungan intim meski ia merasa masih jantan. Kepada dokter pribadinya, Henry mengaku baru saja mengalami mimpi basah sebanyak 2 kali. Asisten pribadi Anne turut menasihati sang majikan untuk "melakukan" hal lebih kepada Henry VIII agar Anne lekas mengandung dan memberi seorang putra yang lama diidamkan. Enam bulan setelah menikah, Henry membatalkan pernikahan. Mungkin saja kala itu Anne berpikir akan keselamatan dirinya. Maka ia pun menerima pembatalan pernikahan. Namun Anne dihujani kado oleh Henry termasuk beberapa rumah. Salah satunya adalah rumah bekas keluarga Anne Boleyn, kastil Hever. Kastil itu berpindah kepemilikan ke tangan Henry setelah ayah Anne, Thomas Boleyn wafat pada 1539. Anne dianggap sebagai saudara tersayang dari sang raja. Anne kerap diundang ke perhelatan pesta di istana oleh Henry. Sebagai gantinya, raja Henry memerintahkan agar perdana menteri Thomas Cromwell dipenjara dan kemudian dipenggal. Anne tak pernah lagi menikah dan tidak kembali ke Jerman. Anne adalah satu-satunya istri Henry yang hidup paling lama meski bukan yang tertua sebab Katherine Aragon meninggal di usia 50 tahun dan Anne meninggal di usia 41 tahun. Tak pelak, Anne pun menyaksikan penobatan Mary I sebagai ratu Inggris. Saat Mary I bertahta, Anne berpindah keyakinan dari Kristen menjadi Katolik. Anne sendiri wafat diduga akibat kanker. Sebelum wafat, ia menulis surat wasiat. Ia meminta Mary dan Elizabeth untuk memperkerjakan para pegawainya. Jenazah Anne dimakamkan di gereja Westminster Abbey. Salah satu rumah Anne di Sussex kini menjadi daya tarik wisatawan. Kakak perempuan Anne Cleves yaitu Sybilla menjadi nenek moyang anggota kerajaan Inggris sekarang. Keturunan Sybilla salah satunya adalah pangeran pendamping Albert, suami dari ratu Victoria Inggris.
  5. Katherine Howard. Saya sudah menulis kisah nyata nan singkat tentang hidup seorang Katherine Howard, silahkan dibaca jika berkesempatan. Katherine adalah sepupu dari mantan istri Henry yang kedua, yakni Anne Boleyn. Ia lahir pada 1523. Ibu Katherine wafat saat Katherine masih berusia 5 tahun. Sang ayah menikah lagi dan memiliki beberapa anak. Katherine juga memiliki beberapa kakak tiri dari pernikahan sang ibu yang pertama. Saat sang ayah menikah lagi, Katherine dan beberapa saudara kandungnya dikirim untuk tinggal bersama ibu tiri sang ayah, ibu Suri Agnes Howard. Saat berusia 16 tahun, sang ayah meninggal. Meski Katherine bergelar aristrokrat, keluarga Katherine sangat miskin. Di usia 18-19 tahun, Katherine bekerja di istana berkat bantuan sang paman. Ia menjadi asisten Anne Cleves. Di sana, ia bertemu dan menjalin kasih dengan Thomas Culpepper, asisten kesayangan raja Henry VIII. Katherine dan Thomas bahkan sudah merencanakan untuk menikah. Rencana ini diketahui oleh kekasih Katherine, Francis Dereham yang kemudian pergi ke Irlandia pada 1539. Sebelum pergi, Francis menitipkan uang 100 crown ke Katherine. Ia berpesan bahwa uang tersebut akan menjadi milik Katherine jika ia tak kembali dari Irlandia. Tubuh Katherine mungil, namun lincah, gesit dan pecicilan. Sifat ceria Katherine tak pelak mudah mendapatkan perhatian dari Henry. Henry pun tertarik dengan Katherine. Mereka menikah pada tanggal 28 Juli 1540, hanya berselang 2 minggu setelah pernikahan Henry dengan Anne Cleves dibatalkan. Usia Katherine baru 17 tahun. Henry menghadiahi Katherine dengan berbagai perhiasan, pakaian mahal dan tanah. Konon karena Katherine tak kunjung hamil, Henry mulai jarang mengunjungi Katherine di kediamannya.  Katherine pun disebutkan mulai bosan dan kembali menjalin hubungan secara diam-diam dengan Thomas Culpepper. Dugaan lain adalah, usia Henry yang terlampau tua bagi Katherine. Pertemuan Katherine dengan Culpeper diatur oleh wanita pendamping yang bernama Lady Rochford. Rochford merupakan janda dari sepupu Katherine yaitu George Boleyn, adik kandung dari Anne Boleyn. Awalnya hubungan yang diduga tanpa keintiman ini tidak diketahui siapapun. Hingga suatu hari, pendeta Thomas Cranmer meninggalkan surat tanpa nama di tempat duduk raja Henry VIII di dalam gereja. Ia menyebut bahwa Katherine adalah wanita dengan masa lalu, yaitu pernah menjalin kasih hingga layaknya suami istri dengan Francis Dereham serta sebelumnya dengan guru musik bernama Henry Manox.  Katherine dihukum penggal bersama Lady Rochford pada tanggal 13 Februari 1542. Thomas Culpepper telah dipenggal 4 bulan sebelumnya bersama Francis Dereham. Francis jauh lebih malang daripada Thomas, ia digantung, dibelah perut dan dikeluarkan organ dalamnya dan kemudian dipenggal. Alasan Culpepper "lebih beruntung" karena ia sebelumnya adalah orang kesayangan raja Henry. Kepala Culpepper dan Dereham kemudian dipajang di atas tombak di dalam menara London. Seperti kebanyakan orang-orang yang dipenggal lain, Katherine dikubur di dalam gereja St Peter Ad Vincula yang tak jauh dari tempat pemenggalan.
  6. Catherine Parr. Merupakan istri terakhir dari Henry dan menjadi satu-satunya istri yang menikah paling banyak, yakni 4 kali. Henry adalah suami ketiga Catherine. Catherine Parr juga satu-satunya istri Henry yang bertahan tanpa dicerai atau dipenggal hingga akhir hayat sang raja. Konon alasan raja Henry memilih wanita ini sebagai istri tak lain karena sifat keibuannya diharapkan mampu menjaga anak-anaknya kelak setelah sang raja wafat. Pada nyatanya, sebelum menikah dengan Henry, Catherine hampir menikah dengan Thomas Seymour, kakak kandung mendiang Jane Seymour. Sekali lagi, apapun yang diinginkan sang raja harus dikabulkan. Maka Henry pun mengirim Thomas Seymour bertugas di luar kota. Setelah menikah, Catherine disebut berhasil merayu Henry untuk mengembalikan posisi Mary dan Elizabeth sebagai penerus tahta kerajaan. Ia juga disebutkan memiliki hubungan yang sangat baik dengan Edward. Catherine disebut telaten merawat kaki Henry yang semakin membusuk. Mengetahui ajal semakin dekat, Henry mengeluarkan wasiat agar Katherine tetap diperlakukan sebagai ratu sebagaimana sang raja masih hidup. Setelah Henry wafat pada 1547, Catherine menikah kembali untuk kali keempat dengan Thomas Seymour. Ia dan Thomas pindah ke kastil Sudeley. Ia mengajak Elizabeth untuk tinggal bersama, namun kondisi menjadi kurang menyenangkan. Thomas Seymour disebut berambisi untuk menikahi Elizabeth. Dari pernikahan terakhirnya, Catherine hamil. Kehamilan ini mengejutkan sebab tiga pernikahan sebelumnya, Catherine sama sekali tidak pernah hamil. Saat hamil besar, Catherine mendapati sang suami sedang menggoda Elizabeth. Catherine terpaksa mengungsikan Elizabeth. Namun Elizabeth tetap menjaga hubungan baik dengan Catherine. Ia mengirim surat ucapan selamat ketika Catherine melahirkan. Sayang enam hari setelah melahirkan bayi perempuan yang diberi nama Mary Seymour, Catherine meninggal dunia akibat infeksi melahirkan di usia 36 tahun. Penyebab yang sama dengan Jane Seymour,mendiang adik iparnya dan ibu kandung raja Henry VIII. Mary Seymour sendiri disebut hanya bertahan hidup kurang lebih 2 tahun akan tetapi tak jelas ia dikuburkan di mana. Hal ini memicu dugaan bahwa sebenarnya Mary Seymour hidup hingga usia dewasa namun tak terbukti. Setelah 234 hari dikubur, makam Catherine di chapel St Mary, kastil Sudeley dibongkar. Jenazahnya konon masih bagus, daging di tangannya masih putih dan lembut. Tidak tampak akan pembusukan. Sejumput rambut Catherine diambil dan disimpan dalam liontin kaca. Beberapa tahun kemudian, seorang pemabuk membuka peti Catherine dan dikubur secara serampangan hingga terbalik. Selama 10 tahun lebih, peti Catherine dibuka tutup berkali-kali. Jasad Catherine akhirnya tinggal kerangka. 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.