Saturday, May 4, 2019

Pemimpin Negara di Dunia Yang Menjadi Yatim atau Piatu Sejak Kecil


  1. Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat Ke-16 : 56 Tahun (Piatu di usia 9 tahun). Lahir pada 12 Februari 1809 sebagai anak bungsu dari 2 bersaudara. Ia memiliki seorang kakak perempuan bernama Nancy. Di usia 9 tahun dan Nancy berusia 11 tahun, ibu mereka meninggal setelah terserang penyakit akibat keracunan susu. Kondisi itu membuat Nancy mengambil alih semua tugas rumah tangga yang terdiri dari 4 orang termasuk dirinya sendiri. Setahun lebih kemudian sang ayah menikah kembali. Delapan tahun kemudian, Nancy meninggal setelah melahirkan. Abraham kemudian menikah dengan Mary Todd dan dikaruniai 4 orang putra. Pada 14 April 1865, ia bersama istri, mayor Henry Rathbone dan tunangan Henry sedang menonton di Teater Ford. Seorang pemain teater bernama John Wilkes Booth berhasil menyelinap ke tempat Abraham dan menembak kepala sang presiden dari belakang. Booth juga menyerang Henry dengan pisau sehingga terluka dari bahu hingga lengan. Setelah berulah, Booth hendak melompat namun ditarik oleh Henry hingga terjungkal. Meski terluka, Henry masih kuat mengantar Mary menuju ke rumah Petersen di seberang teater, tempat Abraham kemudian dioperasi. Sayang sang presiden meninggal keesokan hari. Dua minggu kemudian Booth tewas ditembak.
  2. Albert, Pangeran Pendamping Inggris (Piatu di Usia 12 Tahun). Albert lahir pada 26 Agustus 1819 sebagai anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya Ernest hanya terpaut 1,2 tahun di atas Albert. Ayah Albert adalah Ernest 1 dan ibunya adalah Louise, putri Saks Coburg Gotha Altenburg. Pernikahan orang tua Albert hanya bahagia di permulaan. Awal mula permasalahan tentu bersumber dari ayah Albert, Ernest I. Ia memang dikenal sebagai pria yang tukang selingkuh. Sayang kelakuan Ernest I dibalas sama oleh Louise. Saat ketahuan, Louise dipaksa pindah dari rumah pada tahun 1824. Sejak itu, Albert dan Ernest tidak pernah lagi bertemu dengan ibu mereka. Setelah ibu Albert tak lagi di rumah, ayah Albert juga pergi selama lima bulan. Kedua orang tua Albert resmi bercerai pada 31 Maret 1826. Pada 18 Oktober 1826, ibunda Albert menikah lagi dengan pria selingkuhannya. Pernikahan ini berlangsung bahagia namun ibunda Albert wafat pada 30 Agustus 1830, hanya empat hari setelah Albert berulang tahun yang ke-12. Pada 10 Februari 1840, Albert menikah dengan ratu Victoria dan dikaruniai sembilan orang anak. Dari pernikahan mereka, lahir keturunan yang bertahta di kerajaan Eropa hingga saat ini.
  3. Albert II, Raja Belgia (Piatu di Usia 1 Tahun). Albert lahir pada 6 Juni 1934 sebagai anak bungsu dari 3 bersaudara. Kakak sulung Albert adalah Josephine yang menikah dengan Jean dari Luksemburg. Sedangkan kakak kedua Albert adalah Baudouin yang menjadi raja selama 41 tahun setelah menggantikan sang ayah yang dituntut lengser. Kisah ayah dan ibu Albert sudah ditulis di bagian raja Baudouin. Ketiga orang kakak beradik ini kehilangan sang ibunda saat usia mereka masih sangat kecil. Mereka kelak memiliki 3 orang adik tiri dari pernikahan sang ayah yang kedua dengan Mary Lilian Baels. Albert menikah dengan Paola Ruffo pada tahun 1959 mendahului sang kakak Baudouin. Albert dan Paola dikaruniai 3 orang anak. Pada 21 Juli 2013, Albert memutuskan lengser dan digantikan oleh putra sulungnya yang bernama Philippe. Pada Januari 2020, Albert resmi dinyatakan memiliki seorang putri di luar pernikahan bernama Delphine Boel. 
  4. Alexandra, Permaisuri Pendamping Russia : 46 Tahun (Piatu di Usia 6 Tahun). Alexandra lahir pada 25 Mei 1872 sebagai putri Hesse dan Rhine. Lahir sebagai anak keenam dari tujuh bersaudara, orang tua Alexandra adalah Louis, Adipati Agung Hesse & Rhine dan Alice, Putri Inggris. Pada November 1878, keluarga Alexandra termasuk dirinya terserang penyakit difteria. Hanya sang ibunda dan kakak (Elisabeth) yang masih sehat. Elisabeth langsung diungsikan ke rumah neneknya. Ibunda Alexandra merawat semua selama hampir sebulan. Adik bungsu Alexandra tidak bertahan dan wafat. Kakak laki-laki Alexandra menjadi histeris dan ditenangkan oleh sang ibunda dengan peluk cium. Ciuman ini membuat ibunda Alexandra tertular, jatuh sakit dan wafat pada 14 Desember 1878. Alexandra menjadi permaisuri pada saat ia menikah dengan kaisar Nicholas II, yaitu pada tanggal 26 November 1894. Hari pernikahan tersebut juga bersamaan dengan hari ulang tahun ibu mertua Alexandra yaitu Dagmar/Maria Feodorovna yang ke-48 tahun. Nicholas dan Alexandra dikaruniai lima orang anak yaitu Olga, Tatiana, Maria, Anastasia dan Alexei. Pada masa Revolusi Russia 17 Juli 1918, mereka bertujuh tewas dieksekusi oleh Bolsheviks. Pada 18 Juli 1918, kakak Alexandra yaitu Elisabeth tewas dibunuh dengan cara dilempar ke dalam galian bekas tambang.
  5. Ananda Mahidol, Raja Thailand, Rama VIII : 20 Tahun (Yatim di Usia 4 Tahun). Lahir pada 20 September 1925 di Heidelberg, Jerman sebagai anak kedua dari 3 bersaudara. Ia memiliki seorang kakak perempuan bernama Galyani dan seorang adik laki-laki Bhumibol. Ayah Ananda wafat pada September 1929, saat usia Ananda baru 4 tahun. Ananda menjadi raja Thailand saat berusia 11 tahun setelah raja Prajadiphok melengserkan diri dan pindah ke Inggris bersama istrinya. Oleh sebab Ananda kala itu masih di bawah umur, maka sang paman yang bernama pangeran Rangsit Prayursardi menjadi wakil tahta. Ananda bersama kedua saudaranya tetap menempuh studi di Lausanne, Swiss. Ini terutama atas permintaan sang ibunda Ananda sendiri. Meski banyak menghabiskan waktunya di Eropa, namun takdir Ananda berujung di tanah leluhurnya, Thailand. Pada 9 Juni 1946, Ananda ditemukan tewas dengan luka tembak jarak dekat di kepala. Tak jelas apa penyebab kejadian tersebut namun pada tahun 1955, tiga orang pekerja kerajaan dihukum mati setelah melewati proses persidangan. Mereka dianggap bersekongkol dengan perdana menteri kala itu untuk membunuh sang raja. Hingga kini, sejarawan banyak menyangsikan ketiga pekerja tersebut bersalah.
  6. Baudouin, Raja Belgia : 62 Tahun (Piatu di Usia 4 tahun). Baudouin lahir pada 7 September 1930 sebagai anak kedua dari 3 bersaudara. Ia memiliki seorang kakak perempuan bernama Josephine dan seorang adik laki-laki yang bernama Albert. Albert kelak akan menggantikan Baudouin menjadi raja sebab Baudouin tidak memiliki keturunan dari pernikahannya bersama Dona Fabiola. Ayah Baudouin adalah raja Belgia, Leopold III. Sementara ibunya adalah Astrid dari Swedia. Baudouin memiliki keluarga yang bahagia sebab ayah ibunya sangat mencintai satu sama lain. Namun kebahagiaan ini sempat terenggut pada tahun 1935. Saat ayahnya mengendarai mobil bersama ibunya sebagai penumpang, mobil tersebut terjungkal. Ibu Baudouin terlempar keluar dari mobil dan kepalanya membentur pohon satu-satunya yang ada di sana. Ibu Baudouin langsung tewas di tempat sementara ayahnya terluka di bagian tangan namun tak begitu parah. Mobil tersebut tercebur di dalam danau. Baudouin menjadi piatu hanya sebulan sebelum berulang tahun ke-4. Baudouin sendiri menjadi raja pada 17 Juli 1951 menggantikan ayahnya yang dituntut lengser. Popularitas sang ayah sebagai raja menurun diakibatkan pernikahan keduanya dengan wanita biasa bernama Mary Lilian Baels. Diperparah lagi saat sang ayah memutuskan menyerah pada Nazi Jerman saat perang dunia II. Pada tahun 1960, Baudouin menikahi wanita asal Spanyol bernama Dona Fabiola yang berusia 2 tahun di atas Baudouin. Dari pernikahan ini, Fabiola sempat hamil dan keguguran sebanyak 5 kali. Baudoin wafat pada 31 Juli 1993, tepatnya 41 tahun setelah ia bertahta.
  7. Bhumibol Adulyadej, Raja Thailand, Rama IX : 88 Tahun (Yatim di Usia 1 Tahun). Lahir pada 5 Desember 1927 di Boston, Amerika Serikat sebagai anak bungsu dari 3 bersaudara. Ayahnya adalah Mahidol Adulyadej, seorang pangeran yang mendedikasikan ilmu dan uangnya demi kemajuan kesehatan serta pengetahuan masyarakat Thailand. Namun sayang hidupnya tak lama sebab ia memiliki riwayat penyakit ginjal. Bahkan di hari terakhir hidupnya, lever sang ayah banyak bernanah. Sang ayah wafat di usia 37 tahun saat Bhumibol kecil baru menginjak 1 tahun 9 bulan. Bhumibol dan kedua kakaknya dibesarkan oleh sang ibu yang memilih untuk tidak menikah kembali. Dua belas jam setelah sang kakak wafat pada 9 Juni 1946, Bhumibol naik tahta di usia 18 tahun. Pada tahun 1948, Bhumibol mengalami kecelakaan mobil tunggal di Eropa. Separuh wajah kanan berikut mata kanan Bhumibol rusak. Tulang punggung sang raja juga mengalami patah. Saat ia dirawat di rumah sakit, sang calon istri bernama Sirikit rutin menjenguk Bhumibol. Ibunda Bhumibol meminta agar Sirikit pindah sekolah ke dekat Bhumibol dengan tujuan agar mereka saling mengenal lebih baik. Ia kemudian menikah dengan Sirikit pada 1950 dan dikaruniai 4 orang anak. Bhumibol dan Sirikit memiliki hubungan sepupu sebab kakek Sirikit adalah kakak tiri ayah Bhumibol. Bhumibol dikaruniai total 12 orang cucu. Hingga tahun 2019, Bhumibol menjadi penguasa kerajaan yang paling lama di dunia yaitu selama 70 tahun.
  8. Carl XVI Gustaf, Raja Swedia (Yatim di Usia 9 Bulan). Lahir pada 30 April 1946 sebagai anak bungsu dari 5 bersaudara. Keempat kakak Carl adalah perempuan. Nenek Carl merupakan cucu dari ratu Inggris Victoria namun sayang meninggal di usia 38 tahun setelah menjalani operasi. Sepeninggal sang nenek, kakek Carl memutuskan untuk menikah lagi dengan Louise. Louise merupakan tante dari pangeran Inggris, Philip Mountbatten. Ayah Carl tewas akibat kecelakaan pesawat pada 26 Januari 1947. Saat itu usia Carl baru menginjak 9 bulan. Hal ini membuat posisi Carl menjadi penerus tahta yang pertama setelah sang kakek meninggal. Namun ia baru diberitahu wafatnya sang ayah saat berusia 7 tahun. Pada 2005, ia mengungkap perasaannya tumbuh kembang tanpa mengetahui sang ayah. Carl menjadi raja untuk menggantikan sang kakek yang wafat pada tahun 1973. Carl menikah dengan Sylvia pada tahun 1976 dan dikaruniai 3 orang anak. Anak sulung Carl bernama Victoria merupakan pewaris tahta Carl kelak. Kini Carl sudah memiliki 7 orang cucu. Sosok Carl adalah suami yang setia serta ayah dan kakek yang penyayang. Sama halnya sang kakek, ia juga beruntung menjadi raja yang disayangi rakyatnya. Rakyat Swedia kerap berkumpul di depan istana untuk merayakan hari jadi Carl. 
  9. Christian IX, Raja Denmark : 86 Tahun (Yatim di Usia 12 Tahun). Christian lahir sebagai anak ke-6 dari 10 bersaudara dari pasangan Frederick William dengan Louise Caroline.  Christian menikah dengan Louisa dan dikaruniai 6 orang anak yaitu 3 putra dan 3 putri. Meski keluarga Christian hidup dengan ekonomi pas-pasan, namun mereka kompak dan bahagia. Istri Christian mengajarkan ketiga putri mereka untuk menjahit baju sendiri dan juga mendaur ulang baju lama menjadi baju baru. Sekitar delapan bulan setelah putri pertama Christian yang bernama Alexandra menikah dengan pangeran Edward dari Inggris, Christian diangkat menjadi raja. Kelak Alexandra menjadi ratu pendamping Inggris. Sementara putri kedua yang bernama Dagmar menjadi permaisuri penamping Russia dari pernikahannya dengan Alexander III. Putra pertama yang bernama Frederick meneruskan Christian menjadi raja Denmark. Putra kedua Christian yang bernama William diangkat oleh Inggris untuk menjadi raja di Yunani. Christian dijuluki sebagai Ayah Mertua Eropa sebab anak dan keturunannya menyebar di seluruh kerajaan Eropa. Beberapa keturunan Christian yang terkenal adalah ratu Elizabeth II Inggris dan pangeran Philip, ratu Margarethe Denmark, ratu pendamping Spanyol Sofia, raja Norwegia Harald V dan raja Belgia Philippe. Itu belum termasuk kaisar Russia yang tewas ditembak yaitu Nicholas II, raja Yunani yang digulingkan yaitu Constantine II, raja Rumania yang digulingkan yaitu Michael.
  10. Edward VI : 15 Tahun (Piatu di Usia 2 Minggu, Yatim di Usia 9 Tahun). Ia merupakan putra dari raja Henry VIII dengan Jane Seymour. Orang tua Edward menikah pada 30 Mei 1536, hanya 11 hari setelah istri kedua Henry dihukum penggal. Edward kemudian lahir pada 12 Oktober 1537 setelah proses persalinan yang sangat sulit. Ibunda Edward mengalami kontraksi selama 2 hari hingga terpaksa dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan bayi Edward. Kelahiran Edward disambut tangisan haru oleh sang ayah, Henry VIII. Ayah Edward sudah menunggu sekian lama untuk dapat memiliki seorang putra yang akan didapuk sebagai penerus tahta. Sebenarnya sang ayah memiliki seorang putra dari istri pertama, yaitu Catherine Aragon. Namun bayi yang diberi nama Henry itu hanya bertahan hidup kurang dari 2 bulan. Jane sempat hadir sebentar saat pembaptisan Edward namun ia tampak pucat. Dua minggu setelah kelahiran Edward, Jane Seymour mengalami infeksi pasca melahirkan dan wafat. Pada usia 9 tahun, Edward kemudian menjadi raja sepeninggal sang ayah pada tahun 1547. Namun Edward hanya bertahta selama 6 tahun sebab ia sendiri akhirnya wafat akibat penyakit tuberkulosis. Saat kritis, Edward menunjuk sang sepupu perempuan bernama Jane Grey sebagai penerusnya. Ia dan pemerintah saat itu tak ingin kerajaan Inggris kembali ke Katolik Roma. Itu sebabnya mereka tak menunjuk kakak tiri Edward yang bernama Mary sebagai penerus. Sementara mereka juga tak mungkin menunjuk kakak tiri Edward yang kedua, yaitu Elizabeth sebelum menjadikan Mary sebagai ratu. Setelah 9 hari bertahta, Mary dan pendukungnya berhasil menggulingkan Jane Grey. Jane Grey dan suaminya diseret ke penjara untuk kemudian dihukum penggal.
  11. Elizabeth I, Ratu Inggris : 69 Tahun (Piatu di Usia 2 Tahun, Yatim di Usia 13 Tahun). Ia merupakan putri dari raja Henry VIII dan Anne Boleyn yang lahir pada 7 September 1533. Ibunda Elizabeth hanya menikmati status sebagai ratu selama 3 tahun yaitu dari 1533 hingga 1536. Karena Anne tidak mampu memberi seorang putra kepada Henry, maka Anne disingkirkan dengan cara keji. Anne difitnah melakukan incest dengan adik kandungnya, George Boleyn yang juga paman dari Elizabeth I. Tak hanya itu, Anne juga dituduh berselingkuh dengan 4 pria lain. Semua tuduhan ini disangkal oleh Anne ketika ia melakukan pengakuan dosa di dalam penjara dan di hadapan pendeta Thomas Cranmer serta penjaga penjara, Kingston. Anne dihukum penggal pada 19 Mei 1566. Usia Elizabeth belum genap 3 tahun. Setelah Anne wafat, Elizabeth diakui sebagai anak haram. Pada masa ayahnya menikah dengan istri terakhir yaitu Catherine Parr, status Elizabeth kembali seperti semula. Setelah kakak tiri dan adik tiri Elizabeth I wafat akibat sakit, Elizabeth berkuasa menjadi ratu selama 40 tahun. Ia berhasil memimpin Inggris menuju era emas. Selama hidup, Elizabeth tak pernah menikah sehingga ia dijuluki Ratu Perawan.
  12. George III, Raja Inggris : 81 Tahun (Yatim di Usia 12 Tahun). Lahir pada 4 Juni 1738, George adalah kakek ratu Inggris Victoria dari garis ayah. Ayah George wafat dalam usia 44 tahun pada Maret 1751 akibat terluka di paru-paru. Usia George saat itu baru 12 tahun. George pun menjadi penerus pertama setelah sang kakek yang kala itu masih hidup. Kemudian George meneruskan tahta di usia 22 tahun setelah sang kakek wafat. Sebelas bulan setelah bertahta, George menikah dengan Charlotte Sophia, putri Mecklenburg-Strelitz. Keduanya dikaruniai total 15 orang anak yang terdiri dari 9 putra dan 6 putri. Salah satu putra yaitu pangeran Edward kelak memiliki putri semata wayang yang akan menjadi ratu Inggris. Charlotte disebut memiliki darah Afrika. Pernikahan George dan Charlotte sangat bahagia meski belakangan disebutkan merenggang akibat penyakit mental George. George tidak pernah memiliki selir, beda halnya dengan sang kakek dan putra-putranya. Semasa hidup, George memiliki penyakit mental yang sering kambuh dan belakangan menjadi penyakit tetap.
  13. Henry VII, Raja Inggris : 52 Tahun (Yatim saat masih dalam kandungan). Kerap dipanggil sebagai Henry Tudor, ia merupakan raja pertama dinasti Tudor setelah mengalahkan raja Inggris, Richard III. Lahir pada 28 Januari 1457 dari pasangan Edmund dengan Margaret Beaufort. Edmund merupakan suami kedua Margaret. Di usia 13 tahun dan dalam kondisi hamil 7 bulan, Margaret sudah menjadi janda. Ayah Henry wafat pada 3 Oktober 1456 akibat infeksi bakteri. Maka itu, Henry tak pernah mengenal sang ayah. Margaret kemudian menikah ketiga kali dengan Henry Stafford pada 1458. Namun pada 1471, Margaret menjadi janda ketiga kali setelah Stafford tewas akibat luka yang didapat dalam pertempuran. Akhirnya pada 1472, menikah keempat kali dengan Thomas Stanley. Dari empat pernikahan sang ibunda, Henry merupakan anak satu-satunya. Raja Henry VII kemudian menikah dengan Elizabeth York dan dikaruniai total 7 orang anak yaitu 4 orang putra dan 3 orang putri. Henry dan Elizabeth memiliki pernikahan yang bahagia. Henry sangat mencintai Elizabeth dan menyayangi semua anak-anak mereka. Putra kedua Henry kemudian meneruskan Henry menjadi raja Henry VIII. 
  14. Ingrid, Ratu Pendamping Denmark : 90 Tahun (Piatu di Usia 10 Tahun). Ingrid terlahir sebagai anak ketiga dan putri satu-satunya pasangan pangeran tahta Swedia (kelak menjadi raja) Gustav VI Adolf dengan Margaret, Putri Connaught. Oleh karena Margaret adalah cucu dari ratu Victoria, maka Ingrid adalah cicitnya. Saat ibunda Ingrid sedang mengandung tua anak keenam, sang ibu meninggal akibat keracunan darah. Sebelumnya, ibunda Ingrid menjalani dua kali operasi di belakang telinga dan wajah. Tiga tahun sepeninggal sang ibu, ayah Ingrid menikah lagi dengan Louise Mountbatten yang merupakan tante dari pangeran Philip Inggris. Ingrid merasa dikhianati oleh sang ayah sehingga ia menolak berkomunikasi sampai beberapa tahun kemudian. Ingrid menghabiskan beberapa bulan dalam setahun bersama sang kakek di Inggris yaitu Arthur Pangeran Connaught. Arthur adalah anak ketujuh putra ketiga ratu Victoria.
  15. James V, Raja Skotlandia : 30 Tahun, Yatim di Usia 17 Bulan. James V merupakan anak dari raja James IV Skotlandia dan Margaret. Ia merupakan cucu dari raja Inggris Henry VII sekaligus adik sepupu dari raja Inggris Henry VIII. Lahir pada 10 April 1512, James V menjadi satu-satunya anak yang hidup hingga dewasa. Saat masih berusia 17 bulan, ayahnya tewas dalam pertempuran dan ia meneruskan tahta kerajaan. James V menikah dua kali. Istri pertama wafat akibat tuberkulosis, hanya beberapa bulan setelah dinikahi James. Dari istri kedua, ia dikaruniai tiga orang anak. Anak bungsu James yaitu Mary menjadi satu-satunya yang hidup hingga dewasa. Namun sayang James V tidak memiliki kesempatan banyak untuk menjadi ayah sebab ia meninggal enam hari setelah Mary lahir.
  16. Louis XIV, Raja Perancis : 76 Tahun (Yatim Di Usia 4 Tahun). Sebelum Louis XIV lahir pada September 1638, kedua orang tuanya telah menikah selama 23 tahun. Selama itu, ibunda Louis telah melahirkan empat orang anak namun semuanya meninggal sejak dalam kandungan. Jadi kelahiran Louis dianggap sebagai keajaiban. Adik Louis kemudian lahir dua tahun kemudian. Ayah Louis wafat akibat sakit pada 1643. Louis menggantikan sang ayah bertahta sebagai raja Perancis sejak Mei 1843, saat usianya belum genap 5 tahun. Sejarah mencatat Louis menjadi  raja yang bertahta paling lama yaitu 72 tahun 110 hari. Saat bertahta, Louis membangun istana Versailles yang kini menjadi salah satu warisan dunia dilindungi oleh UNESCO. Pada 1860, Louis menikah dengan Maria Theresa. Louis dan Maria dikaruniai enam orang anak, namun hanya anak sulung yang hidup hingga usia 49 tahun. Maria wafat pada 1683. Di masanya, Louis XIV termasuk beruntung dikaruniai usia panjang. Usianya melampaui anak sulung yang wafat pada 1611 dan bahkan cucu tertuanya yang wafat pada 1612. Sepeninggal Louis XIV, tahta kerajaan diteruskan oleh cicitnya yaitu Louis XV.
  17. Louis XV, Raja Perancis : 64 Tahun (Piatu di Usia 1 Tahun, Yatim di Usia 2 Tahun). Lahir pada 15 Februari 1710 sebagai anak bungsu dari 3 bersaudara. Kedua kakak Louis berjenis kelamin laki-laki meninggal saat masih kecil. Kakak pertama wafat saat berusia 10 bulan dan kakak kedua wafat saat berusia 5 tahun. Tak cukup sampai di situ, di usia hampir 2 tahun, Louis menjadi yatim piatu. Bermula dari sang ibu yang wafat akibat campak pada 12 Februari 1712 dan disusul sang ayah yang wafat pada 18 Februari 1712. Ayah dan ibu Louis memiliki pernikahan yang sangat bahagia. Ayah Louis sangat mencintai ibunda Louis. Jika Louis sendiri memiliki selir, maka sang ayah tidak. Pada 1725, Louis menikah dengan Maria. Usia Maria adalah 7 tahun di atas Louis. Di usia 17 tahun, Louis telah menjadi ayah. Ia dan Maria dikaruniai total 10 orang anak. 
  18. Louis XVI, Raja Perancis : 38 Tahun (Yatim di Usia 9 Tahun, Piatu di Usia 12 Tahun). Lahir pada 23 Agustus 1754 sebagai anak ke-4 dari delapan bersaudara. Louis memiliki seorang kakak laki-laki yang digadang-gadang menjadi penerus tahta kerajaan. Namun sayang sang kakak wafat di usia 9 tahun akibat tuberkulosis. Ayah Louis wafat saat Louis baru berusia 11 tahun. Ibu Louis menyusul sang ayah 1,5 tahun kemudian. Di usia 15 tahun, Louis yang yatim piatu menikah dengan Marie Antoinette. Delapan tahun setelah pernikahan, Louis dan Marie dikaruniai anak. Keduanya dikaruniai total 4 orang anak. Louis menjadi raja terakhir sebelum terjadi revolusi. Ia dihukum penggal pada 21 Januari 1793. Sang istri dihukum penggal pada 16 Oktober 1793. Anak ketiga putra kedua mereka yang bernama Louis Charles alias Louis XVII, meninggal di penjara pada Juni 1795 akibat tuberkulosis. Dengan meninggalnya Louis XVII, maka hanya putri sulung, Marie Therese yang bertahan hidup. Marie Therese dibebaskan dari penjara sehari sebelum ia berulang tahun yang ke-17. Ia hidup di Austria bersama sang paman, yaitu adik laki-laki ayahnya. Adalah sang paman yang menghendaki ia menikah dengan Louis Antoine, yang juga sepupunya sendiri.
  19. Marie Antoinette : 37 Tahun (Yatim di Usia 9 Tahun). Ia merupakan figur terkenal di dunia, ironisnya justru setelah ia meninggal. Lahir pada November 1755, sang ayah Kaisar Romawi Suci Francis I wafat pada Agustus 1765. Pada 1770, di usia 15 tahun Marie dinikahkan dengan Louis Auguste. Pada 1774, Louis menggantikan kakeknya menjadi raja Louis XVI. Pada 1778, Marie dikaruniai anak pertama. Berikutnya ia dikaruniai tiga orang anak lagi. Dari seluruh anaknya, hanya anak sulung Marie Therese yang hidup hingga tua. Kondisi ekonomi Perancis semakin buruk. Masyarakat semakin kesulitan pangan. Konon hal ini bukan semata-mata kesalahan Louis XVI melainkan warisan dari sang kakek Louis XV yang disebut tak bisa menjadi pemimpin yang baik. Namun masyarakat terlanjur menyalahkan Louis dan terutama Marie Antoinette. Bahkan Marie dijuluki sebagai ratu hutang. Pada Januari 1793, Louis XVI dihukum penggal. Hampir setahun kemudian tepatnya pada 16 Oktober 1793, giliran Marie yang dihukum penggal.
  20. Mary, Ratu Skotlandia : 44 Tahun, Yatim di Usia Enam Hari. Lahir pada 8 Desember 1542 sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua kakak lelaki Mary meninggal saat masih kanak-kanak. Mary memiliki beberapa saudara tiri dari hubungan ayahnya dengan wanita lain. Ia juga memiliki beberapa kakak tiri dari pernikahan sang ibu sebelumnya. Ayah Mary meninggal di usia 30 tahun, saat Mary masih berusia enam hari. Ibu Mary meninggal saat Mary berusia 17 tahun. Mary menikah tiga kali dan memiliki seorang putra dari suami kedua. Putra semata wayang Mary kelak menjadi raja Inggris dan Skotlandia, James IV dan I. Pada 1 Februari 1587, sepupu Mary yaitu ratu Inggris Elizabeth I menandatangani perintah pemenggalan. Hidup Mary berakhir seminggu kemudian. 
  21. Nicholas I, Kaisar Russia : 58 Tahun (Yatim di Usia 4 Tahun). Nicholas I lahir pada 6 Juli 1796 dari pasangan Paul I, Kaisar Russia dengan Sophie Wurttemberg. Nicholas merupakan anak ke-9 dari 10 bersaudara. Ayah Nicholas wafat saat ia belum genap berusia 5 tahun, tepatnya pada 23 Maret 1801. Sepeninggal sang ayah, kakak sulung Nicholas I meneruskan tahta sebagai Alexander I. Kakak sulung Nicholas I kemudian wafat pada 1825 dan diteruskan oleh Nicholas I sebab ia adalah putra tertua yang masih hidup. Nicholas I menikah dengan Charlotte, putri Prussia dan dikaruniai 7 anak. Nicholas I hidup hingga tahun 1855 dan kemudian diteruskan oleh putra sulungnya, Alexander II. 
  22. Victoria, Ratu Inggris : 81 tahun (Yatim di Usia 8 Bulan). Lahir pada 24 Mei 1819 di istana Kensington Inggris sebagai anak tunggal dari pasangan pangeran Edward, adipati Kent dan Strathearn dengan Victoria, putri Saxe Coburg Saalfeld. Bagi sang ayah, Victoria adalah anak semata wayang. Bagi sang ibu, Victoria adalah anak ketiga yang ia lahirkan. Victoria memiliki 2 kakak tiri dari pernikahan sang ibu sebelumnya. Pada 23 Januari 1820, ayah Victoria wafat akibat radang paru. Disebutkan setelah hujan dan dalam cuaca yang dingin, ayah Victoria tidak melepas stoking yang basah. Usia Victoria kala itu baru 8 bulan. Setelah menjadi janda kedua kali, ibunda Victoria tidak menikah lagi. Victoria menjadi ratu di usia 18 tahun setelah sang paman wafat akibat sakit. Di usia 20 tahun, ia menikah dengan sepupunya, pangeran Albert dan dikaruniai 9 orang anak. Sayang pangeran Albert wafat akibat sakit di usia 42 tahun, tepatnya pada 14 Desember 1861. Kepergian Albert hanya 9 bulan setelah kepergian ibunda Victoria.