Tuesday, August 29, 2017

Kasus Pembunuhan Satu Keluarga Yang Menghebohkan Indonesia


  1. Amelia Mustika Ratu (23) dan Tuti (55). Sehari setelah perayaan kemerdekaan RI yang ke-76, Subang digegerkan oleh kasus pembunuhan ibu dan anak. Kasus ini mengingatkan kita pada beberapa kasus pembunuhan ibu dan anak, salah satunya adalah kasus di jalan Wiyung Surabaya pada tahun 2008 silam. Ada kemiripan kasus pada keduanya. Mereka dibunuh pada tengah malam dan hidup hanya berdua di rumah. Baik Devy maupun Amel disebut sempat melakukan perlawanan. Semoga kasus di Subang lekas terungkap. 
  2. Bambang Soekijanto (67) dan Sri Artianty (61). Pasangan suami istri ini merupakan orang tua dari presenter infotainment Citra Kharisma. Penyelidikan polisi menduga bahwa keduanya dibunuh di Yogyakarta dan jasad dibuang di pantai Laguna, Kebumen. Pada bagian kepala Bambang ditemukan luka akibat hantaman benda tumpul. Sedangkan pada Sri, ditemukan luka bekas jeratan di leher. Di kediaman pasutri yang terletak di Yogya, banyak barang yang dilaporkan hilang yaitu sebuah toyota fortuner, laptop, surat kendaraan bermotor, 5 cctv dan handphone. Citra merasa bahwa kasus ini adalah perampokan disertai pembunuhan yang dilakukan secara rapi sebab kondisi rumah tidak acak-acakan.
  3. Daperum Nainggolan, Maya Ambarita, Sarah Nainggolan (9), Arya Nainggolan (7). Masa hanya karena dendam sering dimarahi, Haris Simamora tega membunuh satu keluarga ini? Betapa pedasnya pikiran Haris! Apalagi ia keponakan Maya Ambarita. Keluarga sederhana yang membuka usaha warung di rumah kontrakan ini dikenal taat beribadah. Pada saat kejadian berlangsung pada 13 November 2018, tak seorang pun yang mengetahui. Bahkan anjing peliharaan yang biasanya menyalak melihat orang baru pun diam. Berarti ia mengenal pelaku tersebut, begitu dugaan awal. Setelah membunuh, Haris kabur menggunakan mobil milik Daperum. Mobil itu kemudian ditemukan di Cikarang dan keesokan harinya, Haris ditangkap. 
  4. Dayu Priambarita (45) dan Yuel Imanuel (5). Siapa tetanggamu yang sebenarnya? Ibu dan anak ini tewas di kamar rumah perumahan Aneka Elok, Cakung, Jakarta Timur pada Kamis, 8 Oktober 2015. Leher kedua korban tergorok hingga bersimbah darah. Ternyata pelaku adalah tetangga yang tinggal tak jauh dari rumah korban, bernama Heri Setiawan (39). Heri berniat mencuri namun aksinya kepergok sehingga menghabisi nyawa Dayu dan Yuel dengan keji.
  5. Devy Puspita Tedja (24) dan Veronica Maria Indriati (57). Devy tak tewas seorang diri sebab sang ibu juga ikut menjadi korban pembunuhan. Devy yang masih berusia 24 tahun pada 2008 silam ini merupakan alumnus Universitas Petra Surabaya. Keduanya ditemukan tewas di dalam rumah di kawasan Wiyung Surabaya. Saksi mata mengemukakan saat malam kejadian, ada dua orang berboncengan sepeda motor menuju ke arah rumah Devy. Namun tak ada yang menyangka akan terjadi pembunuhan. Polisi menduga bahwa Devy sempat melakukan perlawanan sengit sebab telapak tangan Devy penuh luka akibat sayatan pisau.
  6. Didi Harsoadi (59) dan Anita Anggraeni. Sifat serakah bisa menjadi sumber kejahatan. Pembunuhan pasutri di Bandung ini bermula dari keinginan tersangka untuk menguasai rumah mewah korban. Pelaku berjumlah 5 orang termasuk 2 otak pelaku. Kejadian yang telah direncanakan ini berlangsung pada awal 2014 silam. Jenazah pasutri ini ditemukan di lantai 2. Kelima pelaku mendapatkan vonis seumur hidup, tidak sesuai dengan harapan keluarga korban yang meminta seluruh pelaku dihukum mati.
  7. Dodi Triono (59), Diona (16), Gemma (9), Amel (9), Yanto dan Tasro. Hanya tiga hari sebelum merayakan tahun baru 2017, masyarakat Jakarta dihebohkan dengan peristiwa perampokan dan penyekapan. Sebelas orang disekap dalam kamar kecil tanpa ventilasi udara di sebuah rumah di pulomas Jakarta. Akibatnya, enam orang tewas. Diona dan Gemma adalah anak sulung dan anak bungsu Dodi dari istri kedua. Amel merupakan teman dari Gemma yang kebetulan sedang menginap. Yanto dan Tasro adalah sopir Dodi. Anak kedua Dodi selamat dari peristiwa maut tersebut, yaitu gadis cantik penyandang tunarungu bernama Zanette. Pelaku berjumlah empat orang dan salah satunya telah ditembak mati.
  8. H. Halim Sari (64) dan Hj. Hartini (61). Pegawai yang menjadi perampok sekaligus pembunuh majikan yang telah sepuh. Kalimat ini pantas diberikan kepada Edo Pratama (22). Ia membunuh pasutri ini hanya karena kepergok membuka lemari untuk mencuri barang pada 1 April 2016 silam. Ironisnya pembunuhan ini disaksikan oleh cucu korban yang masih berusia 12 tahun. Edo menusuk kedua korban berkali-kali hingga sekarat. Cucu korban keluar meminta pertolongan. Halim dan Hartini sempat dibawa ke rumah sakit dan dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap, namun sayang nyawa mereka tak tertolong.
  9. Handi Purwanto (30) dan Citrawati (25). Pelaku kejam yang bernama Ade Setiawan (31) ini tentu memiliki masalah kepribadian. Ia mengaku hanya ingin membunuh Citrawati hanya dengan alasan dikasari dan direndahkan. Entah pengakuan itu benar tidak. Namun saat beraksi di rumah korban di jalan Lebaksiu, Tegal menggunakan golok, suami Citrawati muncul sehingga ia turut menjadi korban. Mobil Honda putih di garasi menjadi saksi bisu peristiwa berdarah pada 28 Juli 2020 itu. Bekas darah pasangan suami istri itu ditemukan berceceran.
  10. Husni Zarkasih (53) dan Zakiyah Masrur (53). Pada 11 September 2017, polisi mendapat laporan adanya pencurian dengan kekerasan di rumah pasangan suami istri pengusaha garmen ini. Tepatnya di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta. Saat digeledah, ditemukan bercak darah dan kondisi rumah berantakan. Jenazah suami istri ini ditemukan dalam kondisi terbungkus seprei di Purbalingga, Jawa Tengah. Salah satu pelaku yang disebut pelaku utama telah ditembak mati, sementara pelaku lain berhasil ditangkap.
  11. Karyani dan Rahmat Hidayat. Karyani adalah ibu kandung Rahmat. Rahmat tewas di rumah di Bluru, Sidoarjo pada 14 Agustus 2008 dan Karyani tewas keesokan harinya di rumah sakit akibat luka-luka. Sementara suami Karyani yang bernama Cakra Adi Pradana terluka berat namun selamat. Pelaku diduga kuat adalah adik kandung korban yang sempat menginap di rumah korban pada hari kejadian. Pelaku beralasan kesal karena tidak diberi uang untuk istrinya yang lagi hamil dan untuk anaknya yang akan masuk SMP.  Pelaku merupakan kuli bangunan. 
  12. Lie Tjen (25), Indriani Wono (4) dan Yesi (1,5). Pembunuhan di dalam rumah milik Fransiska ini terjadi pada 7 April 1997. Fransiska beserta ibunda Wen Suk Tjen (60) mengalami luka berat. Lie Tjen adalah tetangga Fransiska bersama sang anak, Yesi masuk ke dalam rumah Fransiska. Indriani adalah putri dari Fransiska. Pelaku bernama Aris Setiawan yang mengaku dendam akibat tak diberikan proyek renovasi rumah. Sebelum meringkuk di penjara, pekerjaan Aris adalah tukang bangunan. Ia didakwa hukuman mati dan masih berharap ada keringanan dari balik jeruji besi.
  13. Made Purnabawa (28), ibu Ni Luh Ayu Sri Mahayoni (27) dan putri semata wayang mereka Ni Wayan Risna Ayu Dewi (9). Pelaku pembunuhan adalah suami istri Heru Hendriyanto, 25 tahun dan Putu Anita Sukra Dewi, 23 tahun. Alasan keduanya membunuh adalah sakit hati akibat anak semata wayang mereka kerap dimarahi Made dan Ni Luh. Maka keduanya melakukan perbuatan keji tersebut pada 16 Februari 2012 dibantu oleh dua rekan yaitu Abdul Kodir dan Safaat. Keempat pelaku divonis mati oleh pengadilan pada November 2012 silam. 
  14. Maryana Siniwati (21) dan Tan Pratiwi Dewi Bintoro (49). Lagi-lagi kasus pembunuhan ibu dan anak terjadi di Surabaya tepatnya di Lebak Permai. Maryana yang berusia 21 tahun ditemukan tewas dalam kondisi hangus bersama sang ibu Tan Pratiwi Dewi Bintoro. Pelaku berjumlah 5 orang dan seluruhnya adalah bekas pekerja korban. Bahkan seorang pelaku mengaku bahwa ia sempat melakukan pelecehan seksual terhadap Maryana. Tan Pratiwi meninggalkan seorang suami berikut 3 anak. Maryana merupakan anak sulung alumnus universitas Widya Mandala.
  15. Natasya (15) dan Melvin (14). Tasya dan Melvin merupakan kakak beradik korban salah sasaran yang tewas terpanggang pada Februari 2009 silam. Pelaku yang bernama Sri Wahyuni adalah seorang pembantu di rumah mereka yang awalnya hendak membakar seorang rekan kerja akibat rasa dendam. Namun justru kedua anak majikan Sri yang menjadi korban. Sementara Sartini, rekan yang ditarget berhasil menyelamatkan diri. Kedua orang tua Tasya dan Melvin saat itu sedang keluar negeri. Mereka diketahui merupakan pedagang obat-obatan impor. Setelah berbuat, Sri kembali ke kampung halaman, Cilacap dan ditangkap. 
  16. Nanik Hidayati : 31 Tahun dan Sylvia Ramadani Putri : 3 Tahun. Ibu dan anak ini menjadi korban pembunuhan berantai yang dilakukan Very Idam Henyansyah. Jasad mereka ditemukan bersama 4 jasad lain di belakang rumah orang tua Very di Jombang pada 28 Juli 2008. Seminggu sebelumnya, telah ditemukan empat jasad lain. Seandainya kasus Heri Santoso yang ditemukan termutilasi di dekat kebun binatang Ragunan, Jakarta tidak terungkap, bisa jadi jasad Nanik, putrinya dan yang lain akan terkubur lebih lama lagi tanpa keadilan dan peri kemanusiaan.
  17. Letkol Purwanto, istri dan dua anak. Kejadian tahun 1988 ini sangat menggemparkan Indonesia. Setelah dibunuh di dalam rumah sendiri di Surabaya, jasad mereka dimasukkan ke mobil dan diterjunkan ke jurang di kota wisata Batu untuk mengesankan mereka mengalami kecelakaan. Satu-satunya keluarga yang selamat adalah anak sulung Purwanto yang bernama Haryo sebab ia sedang menjalani pendidikan ABRI. Pelaku adalah Sumiasih yang dibantu oleh sang suami Djais Adi Prayitno, menantunya Adi Saputro, anak laki-lakinya Sugeng, anak tiri (anak kandung Adi Prayitno) Nano dan keponakan Daim. Sang menantu dieksekusi secara militer. Pada 2001, suaminya Adi meninggal di tahanan akibat sakit. Sumiasih dan Sugeng tewas dieksekusi pada 2008. Dua keponakan sudah bebas dari tahanan sejak beberapa tahun sebelumnya.
  18. Rianto (40), Riyani (35), Syafa (15) , Gilang (11) & Marni (60). Rianto dan Riyani adalah pasangan suami istri di Medan. Syafa dan Gilang adalah anak sulung dan anak kedua sementara Marni adalah ibu kandung Riyani. Rianto dibunuh oleh Andi Lala yang masih ada hubungan kerabat pada April 2017. Hanya ada seorang yang selamat, yaitu anak bungsu yang bernama Kinara. Kinara yang kala kejadian berusia 4 tahun bisa selamat karena ia merangkak ke bawah tempat tidur untuk menyelamatkan diri. Alasan Andi membunuh dikarenakan sabu pesanan ia tak dikunjung diberi oleh Rianto.
  19. Rika Damayanti (32) dan Nataniel (8). Rika ditemukan tewas oleh sang suami di dalam toko karpet Murah Jaya Makmur di Jatinegara, Jakarta Timur. Rika ditemukan bersimbah darah bersama anak semata wayang mereka yang masih berusia 8 tahun, Benyamin Nataniel.  Suami Rika kala kejadian sedang pergi keluar toko untuk membeli makanan. Rika ternyata dalam kondisi hamil 4 bulan. Pelaku berjumlah 2 orang merupakan warga Lampung yang juga penghuni kos milik ayah korban. Kedua pelaku adalah kakak beradik yang disebut kerap berbuat ulah di kos. 
  20. H.Sanusi (75), Hj Bondeng (70), Hj Musdalifa (40), Hijas (6), Mira (18), Fahril. Kasus mengerikan pada 6 Agustus 2018 di Tinumbu, Makassar, Sulawesi Selatan ini bisa dikatakan sangat ironis. Satu anggota keluarga bernama Fahril yang berulah namun satu keluarganya menjadi korban. Fahril adalah bandar narkoba yang memiliki utang kepada DA. Tak kunjung dilunasi, pria bertato  yang sedang dipenjara karena kasus narkoba tersebut menyuruh anak buah untuk menghabisi Fahril. Namun bukan hanya Fahril, justru seluruh anggota Fahril tewas terbakar di dalam rumah berpagar besi tersebut.
  21. Seniwati (36), Jonathan Jansen (5), Christopher Kevin (3). Seniwati dan kedua putranya menjadi korban pembunuhan pada 24 September 2008 di kamar rumah jalan Ngagel Jaya, Surabaya. Pelaku tak lain adalah Yanuar Stevanus (38) yang merupakan suami dari Seniwati. Penyebab Yanuar nekad bukan karena persoalan asmara melainkan kalah main valas. Dari hasil otopsi, Seniwati diduga kuat melakukan perlawanan namun ia kalah tenaga. Setelah menghabisi ketiganya, Yanuar menancapkan pisau ke perutnya sendiri. Jasad mereka ditemukan oleh asisten rumah tangga. Yanuar dan Seniwati dimakamkan di satu liang kubur. Sementara dua anak mereka dimakamkan di satu liang kubur lain.
  22. Sri Mulyani (50), Sri Murni (75), Yuli (28) dan Freddy (24). Pembunuhan satu keluarga ini terjadi di dalam sebuah ruko di Probolinggo Februari 2011 silam. Sri Mulyani merupakan ibunda dari Yuli dan Freddy, sementara Sri Murni merupakan ibunda Sri Mulyani. Motif pelaku yang berjumlah 5 orang ini hanya sederhana, yaitu sakit hati karena tidak diberi pinjaman uang. Bahkan seorang pelaku adalah seorang wanita, merupakan istri dari seorang pelaku. Dari kejadian memilukan ini, hanya ada seorang yang selamat. Ialah Siti Aisyah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga. Siti tak bisa meminta pertolongan sebab ia disekap.
  23. Sumarni (64) dan Rawiyah (33). Orang dengan gangguan kejiwaan nampaknya wajib diperiksakan sesegera mungkin. Jika tidak, bisa berbahaya bagi orang lain yang hidup dengannya. Ini terjadi pada Agus Supriyatna yang membunuh ibunya, Sumarni dan istrinya, Rawiyah menggunakan pisau. Agus juga melukai kedua putranya, kakak ipar dan kakak kandungnya. Ini terjadi pada Sabtu, 2 September 2017 di Cirebon. 
  24. Suprapto, Sugiono, Heri dan Vivin. Rebutan warisan berujung gelap mata. Pelaku utama Saminah (52) merupakan saudara kandung dari Suprapto, Sugiono dan Heri. Sementara Vivin merupakan keponakan Saminah sebab ia anak dari Suprapto. Saminah mengajak ketiga anaknya yaitu Samiah (37), Irfan (32) dan Putra (27) untuk membantunya menghabisi empat korban. Pembunuhan ini sudah terjadi pada 2014 namun baru pada Agustus 2019 terungkap. Oleh sebab itu keempat korban ditemukan sudah tinggal tulang-belulang.
  25. Suwito (34) dan Dora Halim (32). Suwito yang akrab disapa Awi ini ditembak sebanyak 28 kali di dalam mobil bersama Dora yang duduk di sebalah Awi. Ketika penembakan terjadi pada 2011 silam, Awi sedang memundurkan mobil ke dalam ruko di Medan. Di jok belakang terdapat anak korban yang berusia 3 tahun yang duduk berdampingan dengan seorang asisten rumah tangga. Keduanya lolos dari tembakan. Pelaku yang berhasil ditangkap adalah Anlang dan Ang Ho. Pelaku lain bernama Halim dan seorang putra An Lang yang bernama Tony.
  26. Suranto (43), Sri Handayani (36), RRI (10) dan DAH (6). Keempat korban tewas di rumah pada 21 Agustus 2020 silam.  Pelaku yang sudah diringkus merupakan teman Suranto yang sudah lama saling mengenal. Bahkan rumah pelaku hanya berjarak 1 KM dari rumah para korban. Pelaku berinisial HT bekerja pada korban Suranto sebagai sopir ojek online. HT mengaku tega membunuh karena terjerat hutang. 
  27. Yo Ribut (65) dan Lie. Tragis! Pasangan suami istri penjual siomay di Tangerang ini dibunuh oleh anak kandungnya sendiri, Budi Lia. Budi yang kalah judi meminta uang kepada sang ayah namun ditolak. Penolakan itu berujung pada pemukulan Budi kepada sang ayah hingga tewas. Mendengar keributan, ibunda Budi pun keluar dari kamar. Budi lantas meminta uang pada sang ibunda yang juga ditolak. Sang ibunda bernasib sama. Jenazah keduanya kemudian dibakar. Tak disangka ada malinkundang di era ini.
  28. Yosep Indrawan (40) dan Maria Meywati (37). Jenazah Yosep dan Maria ditemukan di jurang sedalam 50 meter di Singaraja Bedugul. Penemuan jenazah diawali oleh sekawanan anjing yang mengerumuni. Sebelum ditemukan pada 16 Maret 2009, pasutri ini dilaporkan hilang pada 11 Maret 2009 setelah perjalanan untuk menjual mobil mereka. Pasutri ini mengajak putri bungsu Jovani yang kala itu baru berusia 1,5 tahun. Jovani sendiri ditemukan selamat di pantai Jerman, Seminyak, Kuta Bali. Selain Jovani, pasutri ini meninggalkan 3 orang anak lagi.
  29. Yudianto Siyono (49) dan Yenny Suryawati (40). Semasa hidup, suami istri ini merupakan pemilik dealer mobil yang berlokasi di Gatot Subroto, Denpasar, Bali. Jenazah suami istri ini ditemukan di kamar pribadi. Yudi mengalami luka bacok sementara kepala Yenny remuk. Jenazah sempat dibakar pelaku namun api padam dikarenakan pendingin yang ada di dalam kamar masih menyala. Pelaku belakangan diketahui adalah sopir pribadi korban yang sempat mengecoh polisi dengan drama tangisannya. Ia mengaku kesal sebab keinginan berhutangnya ditolak oleh sang majikan.
  30. Wanto (45) dan Sunarsih (42). Sepasang suami istri ini membuka usaha reparasi mobil di Balikpapan, Kalimantan. Jasad keduanya ditemukan tak bernyawa di rumahnya pada 17 September 2018. Jasad Wanto berada di halaman rumah sedangkan Sunarsih tertelungkup di kamar tidur. Pelaku berjumlah 3 orang tak lain tak bukan adalah pegawai Wanto sendiri. Ironisnya, dua di antaranya adalah ayah dan anak. Tidak seharusnya ayah mengajarkan hal tak benar ke anak sendiri. Tak hanya membunuh, ketiga pelaku juga membawa kabur mobil korban, uang tunai Rp 1 Juta dan sebuah laptop.
  31. Welly Chandra (34) dan Anik Wijaya (32). Kejadian tahun 2008 di Semarang ini agaknya mulai terlupakan oleh publik. Welly dan Anik adalah juragan toko Bintang Emas jalan Kranggan yang dibunuh bersama seorang asisten rumah tangga bernama Wulandari (15). Jasad Welly ditemukan di rumah dalam kondisi mulut terlakban. Welly tewas kehabisan nafas. Sementara jasad Anik dan Wulandari ditemukan tertembak di dalam mobil yang telah dibawa kabur keluar Semarang dan kemudian ditinggalkan oleh pelaku yang berjumlah 9 orang. Para pelaku berhasil menggondol satu kuintal emas setelah melepas CCTV. Welly dan Anik dimakamkan di Makam Yayasan Gotong Royong Ambarawa, Jawa Tengah.
  32. Zakaria Husni dan Zakiya Masrur. Hati-hati memilih pekerja. Mendiang adalah pasangan suami istri yang ditemukan tewas di sungai Klawing, Purbalingga pada 11 September 2017 silam. Pasutri empat anak ini hidup dari usaha garmen dan tinggal berdua di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Mobil Toyota dan brankas korban lenyap digondol. Ditemukan bercak darah di rumah korban. Pelaku ternyata pernah bekerja sebagai sopir pasutri ini. Saat beraksi, si sopir dibantu oleh dua orang teman.