Thursday, August 9, 2018

Makanan Terakhir Terpidana Mati Di Indonesia

Ada pepatah mengatakan "Kita makan untuk hidup bukan hidup untuk makan". Itu tentu benar meski tak ada larangan hukum bagi orang untuk makanan sebanyak apapun yang mereka inginkan. Akan tetapi bagi orang-orang yang didakwa mati, makanan terakhir tentu bukan bertujuan untuk melangsungkan hidup namun lebih kepada hak asasi setiap manusia. Oleh karena orang-orang di sekitar terpidana mati menyadari bahwa yang bersangkutan tak akan lagi memiliki waktu lama di dunia, maka keluarga, teman, sesama tahanan ataupun penjaga tahanan pun menjadi sangat murah hati. Makanan apapun yang diminta selama mereka mampu mendapatkan, tentu akan diupayakan. Di beberapa penjara di Amerika Serikat, terpidana mati boleh mengajukan permintaan namun terdapat batasan anggaran. Penjara di Florida membatasi maksimum $40 anggaran belanja makanan untuk permintaan khusus terpidana mati. Penjara di Oklahoma maksimum $15. Indonesia sendiri tidak memiliki peraturan tertulis untuk hal ini namun tak melarang jika terpidana mati memiliki keinginan akan makanan kesukaan mereka. Berikut adalah makanan terakhir para terpidana mati di Indonesia. 
  1. Andrew Chan : 36 Tahun dan Myuran Sukumaran : 34 Tahun. Keduanya adalah terpidana mati anggota Bali Nine. Bali Nine merupakan sebutan yang diberikan oleh media untuk sembilan orang, termasuk dua tersebut yang membawa 8 kg heroin dari Australia ke Indonesia melalui Denpasar, Bali. Myuran menghabiskan 10 tahun penjara dengan melukis dan mengajar sesama tahanan cetak kaus. Sementara Andrew menjadi pastor dan sempat menikah dengan wanita Indonesia bernama Febyanti Herewila. Makanan terakhir keduanya adalah ayam goreng yang dipesankan petugas lapas dari rumah makan KFC. Keduanya dieksekusi pada 29 April 2015, seminggu setelah Myuran berulang tahun yang terakhir kali di dunia.
  2. Astini Sumiasih : 50 Tahun. Wanita ini sempat menggegerkan perkampungan Wonorejo, Surabaya akibat aksinya membunuh dan memutilasi 3 orang wanita. Motifnya adalah hutang yang tak dapat dilunasi oleh Astini.  Sebelum dieksekusi, Astini meminta bertemu dengan suami  Supilin dan ketiga anaknya yaitu Sulastri, Teddy dan Pandu Fidiarto. Astini juga mendapat kunjungan kepala Lapas wanita Sukun Malang, Nunuk Mardiati dan Mariam, teman sesama tahanan selama mendekam di lapas tersebut. Nunuk membawa makanan kesukaan Astini yaitu roti, cumi-cumi dan buah-buahan. Ketiga makanan itu menjadi makanan terakhir sebelum ia dieksekusi pada 18 Maret 2005 silam.
  3. Freddy Budiman : 40 Tahun. Freddy terjerat kasus impor 1,4 juta pil ekstasi sehingga membuatnya dihukum mati. Ia dieksekusi bersamaan dengan 3 terpidana mati warganegara asing lain di Nusakambangan. Seluruh terpidana mati diperbolehkan mengajukan permintaan terakhir termasuk makanan. Begitu mengetahui bahwa dirinya akan dieksekusi, Freddy sempat mogok makan dan ingin bunuh diri. Namun pihak lapas tetap memberi makan seperti biasa. Begitu mengetahui bahwa mantan mertuanya akan berkunjung, ia pun memesan otak-otak Bangka dan rendang buatan sang mantan mertua. Keinginan terakhir lain Freddy adalah dimakamkan di kota kelahirannya di Surabaya. Freddy meninggal 10 hari setelah berulang tahun yang terakhir, yaitu 29 Juli 2016.
  4. Rani Andriani : 38 Tahun. Permintaan terakhir terpidana mati kelahiran tahun 1976 ini adalah soto cilacap dan es buah. Adalah sang kekasih bernama Abi yang membelikan permintaan terakhir istimewa tersebut. Apalagi Rani sempat menjalani puasa pertobatan 40 hari berturut-turut. Kedua makanan tersebut dibawa oleh ayah bernama Andi dan adik Rani bernama Poppy Apriani, sementara Abi berada di hotel Cilacap. Abi memang tak diijinkan untuk menemui Rani di Nusakambangan, tempatnya ditahan dan dihukum mati. Alhasil Rani hanya berbincang melalui telepon namun ia cukup senang. Rani dieksekusi pada 18 Januari 2015 bersama 5 terpidana mati lainnya.
  5. Sumiasih : 60 Tahun. Sumiasih adalah salah satu pelaku pembunuhan Letkol Purwanto sekeluarga pada 1988 silam. Selain Sumiasih, suami bernama Djais Adi Prayitno, anak lelaki bernama Sugeng dan menantu bernama sersan Adi Saputro juga didakwa hukuman mati. Djais meninggal pada 2001 di penjara akibat sakit. Adi telah dieksekusi pada 1998 silam. Makanan terakhir Sumiasih adalah kepiting saus tiram, kue spiku dan anggur. Ketiga makanan yang menjadi kesukaan Sumiasih itu dibawakan oleh pendeta beserta umat GBI Rock Malang ke lapas. Beberapa jam sebelum eksekusi dimulai, ibu dan anak tersebut bertemu lagi setelah hampir 20 tahun hidup terpisah di tahanan yang berbeda. Jasad Sumiasih kemudian dimakamkan secara Kristen sementara Sugeng dimakamkan secara Islam.
  6. Tran Thi Bich Hanh. Tran adalah wanita warganegara Vietnam yang ditangkap akibat membawa sabu seberat 1,104 gram di bandara Adisumarmo, Surakarta pertengahan 2011 silam. Dibanding yang lain, eksekusi Tran termasuk yang paling cepat dilaksanakan sejak ia didakwa. Terakhir Tran ditahan di Lapas Bulu, Semarang. Namun Tran tak pernah dikunjungi oleh keluarganya. Makanan terakhir yang diminta Tran adalah Pho ayam, yaitu mie putih yang terbuat dari tepung beras berkuah bening khas Vietnam diberi topping ayam. Kepala Lapas menyebut makanan yang diminta Tran sulit dicari. Entah keinginan sederhana Tran terkabul atau tidak. Jasad Tran dikremasi di krematorium Kedung Mundu, Semarang sesuai permintaan Tran.
  7. Zainal Abidin. Zainal adalah terpidana mati asal Indonesia kasus kepemilikan ganja sebesar 58,7 kg pada akhir 2000 silam. Pria kelahiran Palembang tersebut awalnya "hanya" divonis 15 tahun penjara. Namun ia mengajukan banding yang membuat hukumannya justru diperberat menjadi hukuman mati. Melalui kuasa hukumnya, Zainal mengajukan Peninjauan Kembali namun tak pernah dijawab sebab ternyata berkas Zainal terselip di pengadilan Palembang. Ia pun meminta grasi presiden namun ditolak ketika Presiden Jokowi menjadi presiden pada 2015. Makanan terakhir yang diminta Zainal adalah kurma. Zainal dieksekusi pada 29 April 2015 dan dimakamkan secara Islam di Cilacap.