Wednesday, July 8, 2020

Kisah Hidup Putri Kerajaan Yang Menjadi Seorang Biarawati

she was a rare precious jewel on the earth,
and now she is a precious jewel in the happiest palace by God

Elisabeth lahir pada 1 November 1864 sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara. Ayahnya adalah Louis, Adipati Agung Hesse dan ibunya adalah Alice, putri Inggris. Maka itu, wanita yang akrab disapa Ella ini cucu dari ratu Inggris Victoria. Ibunda Ella adalah anak ketiga putri kedua ratu Victoria dan pangeran Albert. Ayahanda Ella memiliki wajah tampan. Saat Ella lahir, ayahnya masih menjadi calon pewaris keharyapatihan Hesse. Ayah Ella menjadi Adipati Agung Hesse pada tahun 1877, saat Ella berusia 13 tahun. Ella dan saudaranya menggunakan bahasa Jerman saat bercakap dengan ayah mereka, dan menggunakan bahasa Inggris saat bercakap dengan ibu mereka. Meski keluarga kerajaan, kehidupan sehari-hari mereka terbilang sederhana. Ella dan saudaranya terbiasa membersihkan kamar. 

 Hidup Ella dan keluarganya terbilang penuh kisah dramatis. Adik laki-lakinya yang bernama Frederick/Frits lahir dengan penyakit hemofilia. Frits meninggal di usia 2 tahun setelah terjatuh dari lantai dua rumah mereka. Setelah terjatuh, Frits mengalami pecah pembuluh darah otak. Adik laki-laki tertua Ella yang bernama Ernest mengatakan "aku tidak mau meninggal seorang diri seperti Frits. Kenapa kita tidak bisa meninggal bersama?" (Kelak pada tahun 1937, Ernest meninggal karena sakit. Namun dua bulan kemudian, istri, anak laki-laki sulungnya, menantu dan tiga cucunya tewas dalam kecelakaan pesawat. Insiden tragis ini disusul oleh cucu perempuannya yang meninggal akibat radang otak. Malangnya, Ernest tidak memiliki keturunan sama sekali. ).

Pada awal November 1878, kakak Ella yang bernama Victoria menderita difteria dan cepat menular ke seluruh anggota keluarga. Hanya Ella dan Alice yang tidak tertular. Ella langsung diungsikan ke rumah neneknya (ibunda dari Louis). Dibantu asisten, Alice merawat ayah dan semua saudara Ella tanpa lelah. Namun adik bungsu Ella yang bernama Marie/May tidak bertahan dan meninggal dunia. Alice memakamkan May hanya ditemani oleh asistennya. Alice hanya mengabarkan berita duka ini kepada sang suami yang mulai pulih. Namun anak laki-laki tertua Alice mulai menyadari bahwa May tidak tampak di rumah. Saat ia mengetahui berita duka tentang May, Ernest langsung histeris. Ibunda Ella langsung memeluk dan mencium Ernest agar ia tenang. Alice lupa dengan larangan dokter agar ia tak tertular. Begitu tertular, ibunda Ella sudah tidak memiliki stamina lagi untuk berjuang melawan penyakitnya. Alice sudah sebulan merawat keluarganya. Alice wafat pada 14 Desember 1878 di usia 35 tahun. Hari kematian ibunda Ella tepat 17 tahun perayaan kematian sang kakek, pangeran Albert. Usia Ella baru 14 tahun. Semua mainan Ella dan saudaranya terpaksa dibakar agar tidak membawa virus difteria. 

Sepeninggal sang ibunda, nenek Ella yaitu ratu Victoria sedapat mungkin mengisi kekosongan hidup Ella dan saudaranya. Ella dan saudaranya diajak tinggal di kastil Windsor selama beberapa tahun. Ratu Victoria meminta penjahit membuatkan pakaian untuk Ella dan saudaranya.

Dari seluruh saudarinya, Ella disebut paling cantik, murah senyum dan suka membantu orang lain. Tak heran jika banyak pria yang menaksir Ella! Di antaranya adalah sepupunya sendiri, pangeran Wilhelm (Kaisar Jerman yang kemudian mengabdikan diri dan hidup di pengasingan di Belanda). Wajah Ella mirip dengan Alix tetapi Alix tidak memiliki wajah yang menyenangkan. Tante Ella yaitu Marie, Putri Hesse & Rhine menikah dengan Alexander (kaisar Russia Alexander II) pada tahun 1841. Mereka dikaruniai delapan orang anak. Marie sering pulang kampung ke Hesse membawa dua putranya yang termuda yaitu Sergei dan Paul. Saat dewasa, Sergei berperawakan tinggi dan sangat kurus. Sergei terbiasa memakai korset.  Sergei ingin menikahi Ella namun Ella menolak saat pertama kali dilamar. Baru pada lamaran kedua, Ella menerima. Sebelum Ella dan Sergei menikah, kakak Ella yang bernama Victoria menikah terlebih dahulu. Victoria menikah dengan kakak sepupu Sergei yaitu Louis Battenberg pada 1 Mei 1884. Dari pernikahan Victoria dan Louis, lahir cucu yaitu pangeran Philip, Adipati Edinburgh yang menjadi suami ratu Inggris Elizabeth II. Victoria hadir dalam pernikahan Elizabeth dan Philip pada 20 November 1947 di London, Inggris. Ia juga hadir dalam pembaptisan pangeran Charles pada November 1948. 
Grand Duke Sergei and Grand Duchess Elizabeth | Grand duke ...
Elisabeth & Sergei
Picture Courtesy of a Website


Kemudian Ella dan Sergei menikah pada 15 Juni 1884 di Istana Musim Dingin, Russia. Pernikahan Ella hanya sebulan setelah pernikahan sang kakak, Victoria. Pernikahan mereka cukup mengharukan sebab Sergei sudah menjadi yatim piatu, sementara Ella sudah menjadi piatu. Sergei dan Ella menikah beda agama. Sergei menganut Ortodoks Russia sementara Ella menganut Lutheran (Kristen). Di pernikahan, keponakan Sergei yaitu Nicholas, jatuh hati pada adik kandung Ella yang bernama Alix alias Alicky. Sergei dan Ella mewarisi beberapa rumah dari mendiang ibunda Sergei. Ella kemudian belajar bahasa Russia dari Catherine Schneider. Sayang pernikahan Sergei dan Ella tidak dikaruniai anak. Muncul rumor yang menyebut sebenarnya Sergei adalah penyuka sesama jenis namun ia terdesak oleh ajaran agama dan posisinya sebagai anggota kerajaan. Namun Ella membantah rumor ini. Ia bahkan menyebut bahwa selama pernikahan, ia dan Sergei tidur di satu ranjang. Hal ini tidak biasa dilakukan oleh anggota kerajaan lain.

Tanggal 24 Mei 1888, adik Ella yang bernama Irene menikah dengan sepupu mereka yaitu Henry, pangeran Prussia. Pada 24 September 1891, adik Sergei yang bernama Paul ditinggal wafat istri yang bernama Alexandra, putri Yunani & Denmark akibat komplikasi melahirkan secara prematur. Catatan tambahan : putri Alexandra merupakan tante dari pangeran Philip, Adipati Edinburgh. 
Kematian Alexandra membuat Paul terguncang hebat karena mereka baru dua tahun menikmati indahnya berumah tangga. Kondisi Paul demikian membuat dirinya tak bisa merawat dua anaknya Maria yang masih bayi dan Dmitri yang baru lahir prematur. Sergei dan Ella mengambil alih merawat anak Paul. Setiap hari Sergei menaruh beberapa botol berisi air panas di bawah tempat tidur Dmitri. Pada tahun yang sama yaitu 1891, Ella akhirnya memutuskan untuk pindah ke agama yang dianut oleh sang suami. Tahun 1892, ayah Ella wafat akibat serangan jantung di usia yang terbilang masih muda yaitu 54 tahun. Pada Mei 1894, adik laki-laki Ella satu-satunya yang hidup yaitu Ernest menikah dengan sepupu mereka, Victoria Melita. Pada November 1894, kakak kandung Sergei yang juga kaisar Russia, Alexander III wafat setelah menderita gagal ginjal. Seminggu setelahnya, adik Ella yang bernama Alix menikah dengan kaisar Russia Nicholas II.  Pada tahun 1897, Ella dan Sergei mewakili Russia hadir dalam perayaan Lima Puluh Tahun Tahta Ratu Victoria di Inggris.

Pada 18 Februari 1905, Sergei naik kereta terbuka yang ditarik dua ekor kuda. Seorang anggota Partai Revolusioner Sosialis yang bernama Ivan Kalyayev melempar sebuah bom tepat di pangkuan Sergei. Sergei tewas dalam kondisi tubuh hancur. Beberapa jari tangan Sergei dengan cincin pernikahan masih terpasang, ditemukan di atap bangunan dekat lokasi kejadian. Penarik kereta bernama Andrei Rudinkin terbakar parah dan dalam kondisi setengah sadar. Andrei meninggal tiga hari kemudian di rumah sakit. Ella dan asistennya langsung menuju ke lokasi kejadian. Ella terhenyak namun ia mampu menguasai diri. Ella memberi instruksi kepada asistennya dan berlutut di salju untuk mengumpulkan potongan tubuh sang suami. Ia mengatakan "Sergei tidak suka suasana berantakan"

Ella kemudian mendatangi Ivan di penjara untuk menanyakan alasan Ivan membunuh Sergei. Ivan menjawab "beberapa kali aku mau melempar bom, tetapi ada kamu di sebelahnya. Jadi aku tunda. Harusnya kamu bersyukur tidak ikut tewas". Ella membalas :"kamu tahu tidak, dengan membunuh suamiku, kamu juga membunuh aku". Namun secara terbuka, Ella memaafkan Ivan dan mengupayakan pengampunan hukuman bagi Ivan. Ivan menolak. Ia merasa pantas dijatuhi hukuman sesuai dengan perbuatannya. Selain itu, Ivan juga merasa bahwa kematiannya lebih berarti daripada kematian seorang Sergei. Saat melempar bom, Ivan sempat mengira bahwa ia juga akan ikut tewas ketika melempar bom namun ia selamat. Ivan dijatuhi hukuman mati dan digantung mati dua bulan setelah kejadian. 

Peristiwa terbunuhnya Sergei sangat mempengaruhi batin Ella. Ia menjual semua perhiasannya, kecuali cincin pernikahan. Ia juga perabotan mewahnya. Uang hasil penjualan itu digunakan untuk membangun rumah sakit, panti asuhan dan biara bernama Santa Martha & Maria. Ella juga menjadi biarawati dan vegetarian. Asisten rumah tangga Ella yang bernama Varvara Yakovleva tetap mengikuti sang majikan. Bahkan Varvara juga ikut menjadi biarawati. Dalam sehari, biara milik Ella menghidangkan 300 makanan gratis bagi kafir miskin dan anak-anak terlantar. Meski sudah menjadi biarawati dan disibukkan oleh kegiatan kemanusiaan, Ella masih sering berkumpul dengan Alix sekeluarga. Ia muncul dalam acara besar kerajaan Russia. Kadang ia makan siang bersama Nicholas. Semua ini akan terhenti setelah Nicholas mengabdikan diri pada 2 Maret 1917. Nicholas, Alix dan kelima anaknya akan menjadi tahanan.

Bermula dari perintah Lenin kepada Cheka untuk menangkap Elisabeth. Cheka merupakan organisasi pertahanan Russia yang didirikan Lenin pada 20 Desember 1917. Sekelompok orang mendatangi biara Martha dan Maria, disambut oleh seorang biarawati yang menanyakan maksud kedatangan mereka. Kelompok orang itu meminta bertemu dengan Adipatni Agung Serge, yang mereka sebut sebagai kakak dari wanita mata-mata Jerman yang tinggal di Tsarkoe Selo (istri dari Kaisar Nicholas II). Ella mengatakan dengan suara jelas terdengar : "saya adalah Adipatni Agung Serge. Apa yang kalian inginkan dari saya?" Kelompok orang Cheka itu berseru "kita datang hendak menangkap kamu". Dengan tenang Ella menjawab "baiklah. Kalau kalian ingin menangkap saya, berarti saya harus ikut kalian. Tetapi saya memiliki peraturan, bahwa setiap kali saya keluar dari biara dengan tujuan apapun, saya harus berdoa dulu. Kalian ikut saya ke gereja. Setelah berdoa, saya akan ikut kalian". Semua biarawati yang ikut berdoa bersama Ella menangis, hanya Ella yang tidak menangis. 


 Varvara Yakovleva dengan setia mengikuti Ella, ditemani oleh suster Ekaterina Yanysheva. Ella bertiga kemudian dibawa ke kota Perm, sebelah barat Russia. Dari Perm, Ella bertiga dipindah lagi ke Ekaterinburg untuk bergabung dengan anggota kerajaan lain yang ditangkap. Mereka adalah Adipati Agung Sergei Mikhailovich (saudara sepupu suami Dagmar, Alexander III), pangeran Russia John Konstantinovich beserta tiga adiknya yaitu Konstantin dan Igor, Vladimir Paley (keponakan suami Dagmar, Alexander III) dan sekretaris pribadi Sergei yang bernama Fyodor Remez. Pada 20 Mei 1918, Ella dan semuanya tiba di kota kecil Apalayevsk. Mereka dimasukkan ke gedung sekolah Napolnaya yang terbuat dari bangunan batu. Di salah satu ruangan, Ella tidur bersama Varvara dan Ekaterina. Mereka diperbolehkan ke gereja terdekat dan juga berjalan-jalan di lahan belakang sekolah tanpa diawasi penjaga.

Ella disebut melewatkan waktu dengan banyak berdoa dan menggambar. Makanan Ella dan yang lain dimasak oleh wanita bernama Krivovna, dibantu oleh asisten bernama Pozdina. Kedua tukang masak ini tidak tinggal di dalam gedung sekolah. Seorang pengawas Cheka bernama Startsev juga tidak tinggal di dalam. Saat makan, para pangeran akan berkumpul di ruang tidur Sergei Mikhailovich. Sementara Ella makan di ruangannya sendiri. Ella dan yang lain juga disibukkan bercocok tanam sayuran dan bebungaan di kebun sekolah. Mereka menggali tanah dengan tangan kosong. Ella dan semuanya juga membersihkan sekaligus merapikan halaman sekolah hingga enak dilihat dan nyaman. Di halaman itu para pangeran dan Fyodor biasa berkumpul menghirup udara segar sambil minum teh, membaca dan mengobrol. Saat malam hari, Ella dan semua tidak bisa tidur nyenyak sebab hampir setiap jam Tentara Merah masuk ke setiap ruangan untuk memeriksa. Adipati Agung Sergei Mikhailovich memprotes hal ini namun tidak ditanggapi.

Tanggal 21 Juni 1918, hampir semua barang milik Ella dan yang lain disita oleh Tentara Merah. Barang yang disisakan hanyalah baju dalam, sepatu dan dua lembar seprei. Mereka dilarang berjalan lebih dari pagar sekolah dan juga dilarang belanja makanan di pasar. Untuk itu, penjaga mendatangkan makanan yang sudah dimasak dari pusat. Namun kemudian Krivovna diperbolehkan memasak makanan dari tokonya. Memasuki Juli 1918, Lenin memberi perintah bahwa semua orang yang tidak berkaitan keluarga dengan Ella dan semua harus dibawa pergi kecuali Varvara Yakovleva dan Fyodor Remez. Itu berarti Ekaterina Yanysheva tidak akan lagi tinggal bersama Ella dan Varvara. Tepat tengah malam masuk tanggal 17 Juli 1918, Startsev datang bersama penjaga fraksi Bolsheviks. Mereka menyita sisa uang dari para tahanan, lalu mengatakan bahwa Ella dan semua yang masih ditahan akan dibawa keluar sekitar 16 km dari Apalayevks. Mereka kemudian meminta Tentara Merah untuk pergi meninggalkan gedung sekolah. Tanpa Ella dan semuanya sadari, tepat pada saat itu keluarga Nicholas dan pegawainya ditembak mati di Ekaterinburg. 


Royal Menus - Tsar and Tsarina with Eliz
Depan : Nicholas, Anastasia, Alexandra
Belakang : Elisabeth (berkerudung), Maria, Tatiana, Olga

Ella dan tahanan kemudian dibawa ke pinggir kota Apalayevsk. Di tempat terakhir itu terdapat bekas tambang sedalam 20 meter. Dalam kondisi mata tertutup, Ella dan tahanan lain dipukuli sebelum dilempar ke dalam tambang hidup-hidup. Meski jatuh sangat dalam, Ella dan tahanan lain ternyata masih hidup. Cheka melempar granat sehingga menewaskan Fyodor Remez seketika namun tidak dengan Ella dan yang lain. Mereka bernyanyi lagu rohani. Granat kedua dilempar namun mereka masih tetap hidup. Cheka kemudian memasukkan semak-semak yang telah dibakar ke dalam tambang. Kemudian mereka pergi. Hasil autopsi menyebut bahwa Ella dan semua korban meninggal akibat pendarahan dalam dan luar setelah dijatuhkan dari ketinggian. Tubuh Fyodor Remez juga mengalami pendarahan luar dan dalam, Dengan segala kekuatan yang masih tersisa, Ella masih sempat membebat kepala John dengan kerudungnya. 

Tanggal 8 Oktober 1918, Tentara Putih menemukan jasad Ella dan semuanya. Meskipun sudah meninggal hampir tiga bulan lamanya, jasad Ella dan semuanya masih dalam kondisi relatif baik. Jasad Ella dan semuanya diangkat dari dalam tambang dan dipindahkan ke Gereja Ortodoks Russia di Beijing, Cina. Tentara Putih tak ingin jasad Ella dan semuanya kembali ditemukan Tentara Merah. Pada akhirnya, jasad Elisabeth dan Varvara dibawa ke Gereja Ortodoks Russia bernama Maria Magdalena di Getsemane, Bukit Zaitun, Yerusalem. Jasad yang lain tetap berada di pekuburan gereja Beijing, Cina. Pada tahun 1986, di atas pekuburan itu dibangun parkiran. Pada tahun 1981, Elisabeth dikanoninasi oleh gereja Ortodoks Russia di Luar Russia. Dan pada tahun 1992, gereja Ortodoks Russia mengkanoninasi Elisabeth sebagai Martir Suci.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.