Saturday, July 4, 2020

Kisah Nyata Putri Kerajaan Cantik Yang Malang

Silahkan baca : artikel berjudul Kisah Hidup Kaisar Terakhir Russia dan artikel berjudul Runtuhnya Sebuah Kerajaan Besar Dunia

Dari seluruh saudarinya, menurut penulis Maria adalah yang paling cantik dan paling berisi. Sepupu Maria yaitu Louis Mountbatten pun jatuh cinta pada pandangan pertama saat mereka bertemu di Hesse, Jerman pada tahun 1910. Pria yang akrab disapa Dicky ini juga paman dari pangeran Philip, adipati Edinburgh. Meski usia Dicky baru 10 tahun dan Maria 11 tahun, namun saat itu Dicky bermimpi ingin menikahi Maria setelah dewasa nanti. Dicky menyimpan foto Maria di samping tempat tidurnya hingga akhir hayat. Dicky tewas terkena bom saat memancing bersama keluarga di Sligo, Irlandia pada 27 Agustus 1979.

Maria dilahirkan pada 26 Juni 1899 sebagai anak ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya adalah Kaisar Nicholas II dan ibunya adalah permaisuri Alexandra. Melalui ayahnya, Maria merupakan cicit dari raja Christian IX Denmark(1818-1906). Sementara dari ibunya, Maria merupakan cicit ratu Inggris Victoria (1818-1901). Saat ia dan kedua kakaknya lahir, ayahnya sudah menjadi seorang kaisar. Saat kecil, Maria dan ketiga saudarinya diasuh oleh Margaretta Eagar, wanita kelahiran Irlandia. Rambut Maria berwarna coklat, mata biru dan pipinya kemerahan bak mawar. Tatapan matanya lembut serta berkepribadian ramah. Maria beruntung dikaruniai tubuh yang kuat, ia bahkan bisa mengangkat gurunya. Maria disebut mewarisi kekuatan kakeknya yang juga seorang kaisar, Alexander III. Semasa hidup, Alexander bertubuh tinggi besar dan mampu menekuk tapal kuda yang terbuat dari besi. Setelah Anastasia lahir, Maria dan Anastasia akan disebut Pasangan Kecil. Sementara kedua kakaknya yaitu Olga dan Tatiana disebut Pasangan Besar. Untuk keempatnya, mereka akan disebut OTMA, singkatan dari huruf depan nama masing-masing. Maria dan ketiga saudarinya kerap berpakaian sama, terutama untuk acara-acara besar. 

Grand Duchess Maria Nikolaevna of Russia (1899 – 1918). Photo ...
Adipatni Agung Maria Nikolaevna
Picture Courtesy of A Website


Ayah Maria mengundurkan diri pada 2 Maret 1917. Seminggu kemudian, ayah Maria kembali ke kediaman mereka di Tsarkoe Selo. Maria baru saja terserang campak. Ia mengalami demam tinggi sampai beberapa hari. Kondisi ini semakin sulit sebab Anastasia juga menderita sakit telinga dan demam namun tidak setinggi Maria. Hari senin tanggal 20 Maret 1917, kondisi Maria sudah mulai membaik. Anastasia pulih terlebih dahulu.  Sehari kemudian, perdana menteri yang baru bernama Alexander Keresky datang menemui ayah Maria. Tanggal 25 Maret 1817, Maria dan keluarganya resmi menjalani tahanan rumah. Saat kondisi Maria perlahan pulih, giliran Olga mulai sakit. Sementara Nicky, Tatiana dan Alexei cukup sehat sehingga mereka bisa beraktivitas di taman sekedar jalan, membersihkan salju dan memecah bongkahan es.
Selama menjalani tahanan di istana Alexander Tsarskoe Selo, ayah Maria sekeluarga diperbolehkan jalan keluar dua kali sehari. Siang jam 11 hingga 12 siang. Kemudian jam 2.30 hingga 5 sore. Tanggal 19 April 1917, untuk pertama kalinya Maria dan seluruh keluarganya bisa makan bersama di satu meja. Selain kegiatan jalan dan membersihkan salju, ayah Maria juga mulai fokus kepada pendidikan Alexei yang dirasa kurang. Ayah Maria memilih mengajarkan sejarah dan geografi. Sementara ibu Maria memilih mengajarkan agama dan bahasa Jerman. Ayah Maria juga mengisi waktu menyiapkan lahan untuk ditanami sayur-mayur. 

Pada Agustus 1917, Maria beserta keluarganya dan puluhan pengurus rumah tangga meninggalkan rumah tahanan di Alexander. Mereka menuju ke Tobolsk dan menjalani masa tahanan di rumah gubernur. Di rumah ini, Maria dan saudaranya tetap membantu ayah mereka memotong, mengangkat dan menumpuk kayu bakar. Kadang Maria dan saudaranya menemani sang ayah sekedar berjalan. Di rumah, ayah Maria melewatkan waktu dengan membaca, membacakan buku, mengisi buku harian atau sekedar bermain. Oleh karena masih banyak pengurus rumah tangga yang setia mengikuti mereka sejak ditahan di Tsarskoe Selo, tentu Maria dan keluarganya tidak begitu merasa kesepian. 

 Pada akhir April 1918, Maria menemani ayah ibunya berikut dokter Botkin, asisten rumah tangga Anna Demidova, tukang masak Ivan Kharitonov dan pegawai Alexei Trupp untuk menuju ke Ekaterinburg. Di kota yang terletak Russia timur ini, Maria dan lainnya ditempatkan di rumah Ipatiev. Ayah Maria selalu menyukai kegiatan fisik di luar rumah. Namun di rumah Ipatiev ini segalanya dibatasi. Mereka tak lagi diperbolehkan memotong kayu. Kegiatan jalan di taman depan rumah dibatasi satu jam sehari, yaitu pada pagi dan siang hari. Tetapi ayah Maria diperbolehkan menanam sayuran di kebun. Mereka dijaga oleh pasukan yang dipimpin oleh Alexander Avdayev. Meski Avdayev berjaga selama 12 jam, namun ia tidak tidur di dalam rumah Ipatiev. Malam hari, tugas Avdayev digantikan oleh wakilnya, Konstantin Ukraintsev. 


Penduduk Ekateriburg sudah mendengar bahwa bekas kaisar Nicholas II dan keluarganya ditahan di rumah itu. Banyak yang berhenti untuk mengintip namun segera diusir oleh penjaga : "pergi sana, tidak ada apa-apa di sini". Penduduk tak kalah pintar :"kalau memang tidak ada apa-apa, kenapa kita tidak boleh berdiri di sini? Apa kaisar berada di rumah ini?" Malam di hari mereka tiba, Nicky, Alix dan Maria mengenali Konstantin Ukraintsev. Ia adalah bekas penjaga kerajaan yang menemani adik Nicky yaitu Misha/Michael pergi berburu dan juga bermain dengan adik perempuan Nicky yaitu Olga Alexandrovna. Alix berbincang lama dengan Konstantin. Intinya seputar rasa penasaran sang ibunda tentang nasib mereka. Maria mengirim surat tentang Konstantin kepada saudarinya :"Konstantin banyak bercerita tentang hal-hal menarik dalam hidupnya". 


Pada 5 April 1918, Konstantin menyampaikan telegram dari Olga di Tobolsk kepada Nicky. Itu adalah hari terakhir bagi Konstantin di rumah Ipatiev. Esoknya, datang pasukan penjaga baru yang dilengkapi dengan senapan dan pedang. Alasan Konstantin diberhentikan bisa jadi karena atasan Konstantin mengetahui kedekatannya dengan keluarga kerajaan. Ini diperoleh dari isi surat Maria yang dikirim kepada saudaranya yang masih di Tobolsk. Konstantin digantikan oleh Moshkin, pria yang disebut Alix sebagai porno dan tidak menyenangkan. Avyadev, Moshkin dan para penjaga kerap membongkar barang-barang keluarga Maria yang disimpan di gudang. Mereka mencuri perhiasan yang dianggap bernilai. Namun saat Avyadev dan pasukannya diberhentikan dan diganti oleh Yakov Yurevsky, perhiasan itu dikembalikan. Maria memberitahu saudarinya di Tobolsk :"hampir setiap hari kita mendapat kejutan menjijikkan. Siapa yang mengira akan mendapat perlakuan seperti ini setelah empat belas bulan ditahan?"

Maria bersama keluarga dan beberapa pengurus rumah tangga tewas dieksekusi pada 17 Juli 1918 subuh. Saat penembakan berlangsung di ruang tengah lantai bawah rumah Ipatiev, Maria disebut hendak lari menggapai pintu yang ada di belakang. Namun Maria tertembak di bagian paha. Setelah Maria dan semuanya tewas, komandan Bolsheviks memerintahkan agar jenazah dilucuti. Mereka menemukan sulaman permata yang dijahit rapi di bawah pakaian ketiga saudari Maria dan juga di bawah topi Alexei. Namun mereka tidak menemukan yang sama di bawah pakaian Maria. 

Tahun 1979, jasad keluarga Maria dan pengurus rumah tangga ditemukan. Namun setelah diteliti, jasad Maria dan adiknya, Alexei tidak di antaranya. Tahun 1998, jasad keluarga Maria dimakamkan secara militer dan agama di katedral. Pemakaman dihadiri oleh keluarga Romanov,  Michael pangeran Kent dan bahkan cucu pegawai Nicholas yang ikut dieksekusi. Presiden Boris Yeltsin dan istri juga hadir. Istri presiden Boris disebut menangis sepanjang acara. 

Tahun 2007, dua jasad ditemukan tak jauh dari lokasi penemuan jasad keluarga Maria. Setelah delapan tahun disimpan, baru pada 2015 jasad itu diperiksa. Ternyata milik Maria dan Alexei.  Bagaimana bisa jasad Alexei dan Maria ditemukan terpisah? Menurut penuturan komandan eksekusi bernama Yakov Yurevsky, truk yang mengangkut jenazah sempat terhenti sebab ban truk terbenam lumpur. Maka Yakov Yurevsky memerintahkan agar muatan truk dikurangi. Tentara pun menurunkan dua jenazah secara acak. Dua jenazah itu kemudian dimasukkan ke lubang, disiram cairan sulfur dan kemudian dibakar. Itu mengapa jasad Maria dan Alexei hanya tersisa sedikit tulang belulang. Jasad Maria dan Alexei belum dimakamkan bersama kedua orang tua mereka dan saudari mereka di gereja Katedral St Petersburg.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.