Saturday, July 11, 2020

Kisah Cinta Pangeran Raksasa dan Putri Mungil, Bagian 2

Pada November 1894 Nicky telah menjadi seorang kaisar Russia, Nicholas II. Ia juga telah menikah dengan Alexandra. Akan tetapi Minnie tetap mempertahankan posisinya sebagai wanita nomer satu di kerajaan. Dalam acara negara, Minnie akan berjalan di samping sang putra. Sementara Alix berjalan di belakang mereka. Setahun setelah menikah, Nicky dan Alix dikaruniai seorang putri bernama Olga. Tahun-tahun berikutnya, mereka akan dikaruniai empat orang anak lagi yaitu Tatiana, Maria, Anastasia dan Alexei. Tanggal 29 September 1898, ibunda Minnie wafat di usia 81 tahun. 

Pada 10 Juli 1899, putra ketiga Minnie yaitu George wafat di usia 28 tahun akibat tuberkulosis saat berada di Georgia. George memang sudah lama menderita TBC dan oleh dokter ia disarankan untuk tinggal di daerah yang beriklim hangat. Namun saat ia mengendarai motor seorang diri, ia terjatuh. Seorang wanita melihat George terkapar dengan mulut mengeluarkan darah dan nafas terengah-engah. Ia memegang George yang sekarat sampai menghembuskan nafas terakhir. Pegawai George menyadari bahwa sang tuan tidak kembali dalam waktu lama berusaha mencari, namun sang tuan sudah meninggal dunia. Ratu Victoria mengirim telegram ungkapan duka cita dan dibalas oleh Minnie. Sepanjang prosesi pemakaman, Minnie yang digandeng oleh putrinya, Xenia tampak tabah. Namun begitu peti George hendak diturunkan, Minnie tiba-tiba menatap Xenia dengan mata terbuka lebar "Ayo pulang, ayo pulang! Aku sudah tidak tahan lagi". Minnie bergegas menuju kereta kuda. Di dalam, Minnie menangis sambil memeluk topi George yang ia ambil dari atas peti jenazah. 


Group photograph, Denmark, 1899-1900
Reuni Di Copenhagen, Denmark tahun 1899
Duduk, Kiri ke Kanan : Axel Denmark, Viggo Denmark, Andrei Russia, Irina Russia, Margarete Denmark, Olga Russia, Tatiana Russia, Erik Denmark, Aage Denmark
Berdiri di barisan pertama, kiri ke kanan : Putri Inggris Victoria, Alexandrine istri Christian menggendong bayi Frederick, raja Denmark Christian IX, Alexandra, Dagmar, Marie istri Valdemar Denmark, Alexandra istri kaisar Nicholas II Russia.
Berdiri di barisan kedua : pangeran Denmark Christian, raja Yunani George I, Kaisar Russia Nicholas II.
Berdiri di barisan belakang : Pangeran Yunani Nicholas, Pangeran Glucksburg John, Pangeran Denmark Valdemar.

Pada 9 Agustus 1901, putri terkecil Minnie yaitu Olga menikah dengan adipati Oldenburg Peter Alexandrovich. Pernikahan itu tidak menguntungkan buat Olga sebab Peter hanya menginginkan teman hidup, bukan seorang istri. Akibatnya Olga tidak memiliki anak. Rumor tentang Peter seorang homoseksual berhembus kencang. Olga telah meminta ijin sang suami untuk bercerai dan menikah dengan Nikolai Kulikovsky, seorang pria dari kalangan biasa, namun tidak diijinkan oleh Peter. Namun Peter mengijinkan Nikolai untuk menjadi pengawal pribadi Olga, dan itu berlangsung selama 13 tahun sebelum akhirnya Olga dan Peter berpisah. Selain Peter, Olga juga meminta ijin kepada kakak sulungnya, kaisar Nicholas II untuk bercerai. Namun Nicky menolak dengan alasan agama hanya memperbolehkan menikah sekali dan sebagai anggota kerajaan harus mencari istri dari kalangan kerajaan. 


Pada 1903, Minnie dan kelima saudaranya berkumpul di Denmark untuk berfoto bersama ayahnya. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 29 Januari 1906, ayah Minnie, Christian IX wafat di usia 87 tahun saat tidur siang. Saat itu Minnie sedang berada di Denmark, ia sempat melihat ayahnya menyambut masyarakat Denmark di pagi hari seperti biasa. Siangnya Minnie menengok ayahanda di kamar dan ternyata sudah tidak bernyawa lagi. Kakak sulung Minnie menjadi raja Frederick VIII. Pada 1909, Minnie datang lagi ke Denmark menjenguk adik iparnya, putri Marie yang sakit radang otak parah. Minnie merasa kasihan melihat Marie yang tampak linglung namun memaksa diri untuk ikut berburu. Seminggu kemudian, Marie wafat di usia 44 tahun.

Pada 1912, kakak sulung Minnie, Frederick VIII wafat di usia 68 tahun akibat gagal jantung. Pada tahun yang sama tepatnya pada 16 Oktober 1912 di Vienna, Austria, putra terkecil Minnie yang bernama Misha/Michael menikah dengan janda cerai satu anak bernama Natalia Brasova. Minnie dan sang kakak, kaisar Nicholas II mengetahui pernikahan ini dari surat yang dikirim Misha. Minnie & Nicky merasa kecewa sebab Misha digadang-gadang menjadi penerus Nicky. Putra satu-satunya Nicky yaitu Alexei menderita hemofilia. Alexei kerap sakit-sakitan dan divonis tidak akan berusia panjang. Nicky melarang Misha & Natalia kembali ke Russia serta membekukan semua aset Misha di Russia. Misha dan Natalia tinggal di hotel antara Perancis dan Swiss. Kakak Misha yaitu Xenia bersama saudara sepupu mereka, Andrei Vladimirovich menjenguk Misha dan istrinya. 

Pada tahun 1913, kakak Minnie yang merupakan raja Yunani tewas ditembak oleh pria gangguan jiwa di Yunani. Pada 26 Maret 1915 atas permintaan Misha melalui surat, Nicky mengesahkan putra Misha dan Natalia yang bernama George. George kecil diberi gelar count Brasov. Pada tanggal 16 Oktober 1916, pernikahan pertama Olga dibatalkan. Tepat sebulan kemudian, Olga menikah dengan Nikolai Kulikovsky. Setahun kemudian, Olga dikaruniai seorang putra.

Pada Februari 1917, pecah Revolusi Russia yang memaksa putra Minnie, Nicholas II untuk turun tahta pada Maret 1917. Beberapa hari setelah turun tahta, Minnie datang dari Kiev ke Moghilev untuk sarapan bersama Nicky dan kemudian mengobrol hingga sore. Kegiatan itu dilakukan selama tiga hari berturut-turut sebelum Nicholas kembali ke istana Alexander di Tsarskoe Selo. Itu adalah pertemuan terakhir Minnie bersama Nicky. Di Tsarskoe Selo, Nicky sekeluarga menjadi tahanan rumah. Saat Minnie kembali ke Kiev, ia sadar bahwa kota itu sudah berubah. Bersama kedua putri, Xenia dan Olga bersama suami mereka serta anak-anak Xenia, Minnie menuju ke villa Aitodor di Crimea. Setelah menjalani kehidupan bebas beberapa saat di Crimea, Minnie sekeluarga kemudian juga menjadi tahanan rumah. Namun nasib Nicky sekeluarga dan Minnie sekeluarga akan berbeda. Suami Olga yaitu Nikolai adalah pria dari kalangan biasa sehingga ia diperlakukan lebih bebas oleh Bolsheviks. Nikolai menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan makanan dan kabar dari luar. Minnie kemudian menerima surat dari putra terkecilnya, Michael yang memberitahu pertemuan sang putra dengan sang kakak, Nicky sekeluarga sebelum mereka dibawa ke Tobolsk. Pada musim gugur 1917, Nicky mengirim surat untuk Minnie dan menerima balasan dari sang ibunda pada akhir 1917. Itu adalah surat menyurat terakhir antara Nicky dan ibunya. 

Setelah dua surat terakhir dari kedua anak laki-lakinya, Minnie tidak pernah tahu lagi kabar Michael. Tanpa sepengetahuan Minnie, Michael, asistennya bernama Nicholas Johnson dan dua asisten laki-laki lain dibawa ke kota Perm. Pada 13 Juni 1918, Michael dan Nicholas Johnson tewas ditembak. Jasad Michael dan Johnson belum pernah ditemukan hingga kisah ini dibuat. Sebulan kemudian, tepatnya tanggal 17 Juli 1918, Nicky sekeluarga tewas dieksekusi di Ekaterinburg. Minnie diberitahu perihal ini, namun ia menolak untuk percaya :"tidak ada yang melihat Nicky dibunuh. Itu adalah rekayasa Bolsheviks sebab Nicky sebenarnya sudah berhasil lolos dari Russia". Sehari kemudian, adik ipar Minnie yaitu Ella bersama rekan kesusteran Varvara, pangeran John bersama dua adiknya yaitu Igor dan Konstantin, dan sepupu Sasha yaitu Sergei Konstantinovich dan sekretarisnya Fyodor Remez dibunuh dengan cara sangat keji. Keji karena mereka tidak langsung tewas ditembak, melainkan dilempar ke tambang sedalam 20 meter setelah dipukuli dibagian belakang kepala. Fyodor yang kritis, masih mampu merangkak ke ruang mesin. Di sana jasadnya ditemukan.

Ratu Rumania Marie yang akrab disapa Missy mengirim surat permohonan kepada Xenia memohon agar mereka secepatnya angkat kaki dari Russia selagi masih ada kesempatan. Tentara Jerman sudah mulai meninggalkan Crimea dan sanak saudara khawatir jika tentara merah Bolsheviks mengambil kesempatan untuk mendatangi Crimea. Missy adalah saudara sepupu Xenia (ibu Missy, Adipatni Russia Maria Alexandrovna adalah adik kandung Sasha). Missy juga mengirim utusannya yaitu Kolonel Joseph Whiteside Boyle mendatangi Xenia sekeluarga. Missy meminta agar Xenia sekeluarga menaruh kepercayaan penuh kepada Boyle. Tanggal 24 November 1918, Boyle datang bersama 200 pasukan bersenjata, bantuan dan sebuah mobil ke Crimea untuk membawa Minnie dan Xenia sekeluarga dengan kapal, namun Minnie menolak. Minnie merasa sudah menjadi kewajibannya untuk tetap tinggal di Russia sehingga baginya tidak perlu untuk pergi. Suami Xenia, Alexander alias Sandro marah kepada Xenia. Tepat hari natal 1918, Sandro memutuskan untuk meninggalkan Crimea menuju ke Italy. Ia hendak mendatangi beberapa kepala negara sahabat di Eropa untuk meminta dukungan terhadap tentara putih Russia (Tentara Putih adalah tentara pro kerajaan Russia, mereka mati-matian melawan Tentara Merah). Sehari kemudian, Sandro berangkat naik kapal HMS Forsythe. Sandro ditemani oleh putra tertua Andrei dan menantunya, Elisabeta. Tanggal 17 Januari 1919, Sandro mengirim telegram, ia meminta Xenia sekeluarga selekasnya pergi. Sandro kemudian tiba di Perancis pada akhir Januari 1919. 

Missy mengirim surat lagi menyebut bahwa ia sekeluarga di Rumania merasa sangat cemas. Ia berharap agar Xenia sekeluarga mendengarkan permintaan Boyle untuk meninggalkan Crimea secepatnya. Upaya Missy tidak berhasil membujuk Minnie untuk meninggalkan Crimea. Kini giliran keponakan Minnie yaitu raja Inggris George V yang mengirim utusan bernama Komandan Turle ke Crimea. Sama halnya Boyle, Turle hendak membawa Minnie sekeluarga ke Konstantinopel dengan kapal perang, Minnie menolak sambil tertawa. Entah saat itu Minnie menyadari tidak bahwa Tentara Merah Bolsheviks sudah bergerak menuju Crimea.

Pada pagi yang dingin dan berkabut tanggal 4 April 1919, kapal perang Inggris HMS Marlborough berlayar dari Konstantinopel menuju ke kota Sevastopol di Semenanjung Crimea. Kapten kapal bernama Charles Johnson diberi kepercayaan membawa surat ibu ratu Inggris, Alexandra untuk disampaikan kepada adiknya, Minnie. Sama seperti keinginan Missy, Alexandra menginginkan Minnie segera keluar dari Russia sebelum terlambat untuk menyelamatkan diri dari fraksi Bolsheviks. Bolsheviks adalah fraksi pecahan dari Partai Sosial Demokrat Russia yang muncul dalam konferensi di Brussel, Belgia pada 1903. Fraksi Bolsheviks berisikan orang-orang garis keras yang berpendapat bahwa perubahan harus dimenangkan dengan senjata. Pemimpin Bolsheviks adalah Vladimir Lenin. Kapten Charles Johnson juga membawa surat perlindungan politik bagi Minnie, Xenia dan semua anak laki-lakinya yang masih ada di Crimea. Minnie pun menyerah.

Kapal HMS Marlborough yang dikirim raja Inggris George V telah tiba di kota Sevastopol dan siap membawa Minnie untuk kemudian dibawa ke Malta dan Inggris. Dari kota Sevastopol, kapten Johnson memakai jalan darat untuk menemui Minnie di kota Yalta. Sekembalinya ke Sevastopol, ia langsung memerintahkan agar HMS Marlborough diarahkan ke Yalta dan tiba di hari yang sama pada 7 April 1919. Yalta merupakan kota wisata yang dikelilingi oleh Laut Hitam. Minnie berat hati harus meninggalkan Russia, negara yang telah ia diami selama lebih dari 50 tahun. Namun Minnie menginginkan satu hal sebelum ia berangkat. Orang-orang di Yalta yang setia kepada keluarga kerajaan Russia dan menginginkan pergi, harus dibawa serta. Informasi : jarak dari Crimea menuju Yalta adalah 2,5 jam menggunakan transportasi darat.

 Sementara Olga bersama Nikolai Kulikovsky dan putranya, Tikhon pergi ke Kaukasus yang baru saja dikuasai oleh tentara putih. Di sana pada tahun 1919, Olga dan Nikolai dikaruniai putra kedua yang diberi nama Guri. Olga sekeluarga pindah lagi ke Novorossiysk, di rumah konsulat Denmark bernama Thomas Schytte sebab Kaukasus dikuasai lagi oleh Tentara Merah Bolsheviks. Thomas memberitahu Olga bahwa Minnie telah tiba di Denmark dalam kondisi selamat. Olga akan pindah lagi ke Buyukada, Turki, kemudian pindah lagi ke Belgrade, Yugoslavia. Pewaris tahta Yugoslavia, Alexander menawarkan Olga sekeluarga tempat tinggal tetap. Namun Minnie mengajak Olga untuk tinggal bersama di Hvdore, Denmark. Maka Olga sekeluarga berangkat ke Denmark. Setelah Minnie wafat pada tahun 1928, Olga akan berpindah-pindah lagi hingga akhirnya menuju ke Toronto, Kanada. Olga tinggal di ruko lantai dua hingga meninggal pada tahun 1960.

Setiba di Inggris, Minnie, Xenia dan keenam anak Xenia menetap sementara di Inggris. Namun kemudian, hanya Xenia yang akan menetap di Inggris sampai akhir hayat. Minnie memutuskan pindah ke Denmark dan sementara tinggal bersama sang keponakan, raja Christian X. Setelahnya, Minnie pindah ke villa Hvdore yang sudah ia beli patungan bersama Alexandra beberapa tahun sebelumnya. Pada tahun 1925, Alexandra wafat di usia 81 tahun. Tiga tahun kemudian, Minnie wafat di usia 80 tahun di villa Hvdore dan dimakamkan di mausoleum kerajaan Denmark. Minnie sangat berharap ia bisa dimakamkan di sisi Sasha. Namun kondisi politik kala itu tidak memungkinkan. Baru pada tahun 2005, tercapai kesepakatan antara ratu Denmark, Margarethe (cicit keponakan Minnie) dengan presiden Russia Vladimir Putin bersama pemerintah masing-masing. Jasad Minnie pada akhirnya bisa berdampingan dengan Sasha lagi pada tahun 2006.


Peter and Paul Cathedral, St. Petersburg, Russia | Peter and paul ...
Kiri Makam Alexander III alias Sasha dan Kanan Makam Maria Feodorovna Alias Minnie



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.