Friday, July 10, 2020

Kisah Cinta Pangeran Raksasa dan Putri Mungil, Bagian 1

Pada 26 November 1847 di Istana Kuning, Copenhagen, Denmark lahirlah seorang bayi perempuan melengkapi kebahagiaan pasangan Christian dan Louisa. Tentu juga kebahagiaan ketiga kakak kandungnya yaitu Frederick, Alexandra dan William. Ia diberi nama Dagmar namun di lingkungan keluarga, ia akrab disapa Minnie. Keluarga Minnie bertambah dengan kelahiran dua adik yaitu Thyra dan Valdemar. Minnie dan kelima saudaranya tumbuh dalam keluarga yang hangat dan bahagia meskipun kedua orang tua mereka tidak kaya. Louisa mengajarkan ketiga anak perempuannya untuk menjahit pakaian mereka. Christian rutin memanggil Hans Christian Andersen untuk membacakan cerita di depan Minnie dan saudaranya. 

Alexander lahir pada 10 Maret 1865 sebagai anak ketiga dari delapan bersaudara. Ia akrab disapa Sasha. Ayah Sasha adalah kaisar Russia Alexander II dan ibunya adalah Marie, putri Hesse. Kakak sulung Sasha yang bernama Alexandra wafat di usia 3 tahun. Ibunda Sasha memiliki penyakit tuberkulosis yang melemahkan tubuhnya. Oleh karenanya dokter melarang ibunda Sasha berhubungan intim dengan ayahnya. Sejak itu, ayah Sasha menjalin hubungan dengan beberapa wanita. Salah satunya adalah asisten wanita bernama Catherine Dolgoruky hingga dikaruniai empat orang anak. Meski Sasha tidak pernah berdebat dengan ayahnya tentang ini, namun kondisi demikian membuatnya menjadi pria dengan moral yang tinggi. 

Pada Maret 1863, Minnie bersama keluarganya menemani Alexandra ke Inggris. Sang kakak tercinta dipersunting oleh Albert Edward, pangeran Inggris. Setahun kemudian, Minnie bertunangan dengan Nicholas alias Nixa. Nicholas merupakan pangeran pewaris tahta kerajaan Russia. Sambil menunggu hari pernikahan, Minnie dan Nixa saling berkirim surat setiap hari. Namun tiba-tiba surat dari Nixa tak datang lagi. Minnie merasa tak enak hati. Ternyata Nixa terkena radang otak hingga lumpuh. Kaisar Alexander datang dari Russia bersama Minnie untuk melihat Nixa terakhir kali. Sesampai di Perancis, raja Perancis Napoleon III bergabung dan memerintahkan agar kereta dipacu tiga kali lebih cepat dari biasa. Saat harapan sembuh sudah tidak ada, Nixa berharap agar adiknya yaitu Alexander untuk mempersunting Dagmar. Nixa wafat pada 24 April 1865 di usia 21 tahun. Ayah Nixa, kaisar Alexander II mengirim surat untuk menghibur Minnie yang patah hati. Ia berharap Minnie masih menganggap dirinya bagian dari keluarga kerajaan Russia. Sementara di sisi lain, Sasha jatuh cinta dengan asisten wanita ibunya, putri Maria Elimovna alias Dusenka. Saking cintanya, Sasha bahkan siap melepas hak tahtanya asal bisa menikahi Dusenka. 

Tanggal 19 Mei 1866, kaisar Alexander II memberitahu Sasha bahwa ia sudah berjanji kepada orang tua Minnie (agar Sasha menikahi Minnie). Namun Sasha menolak sebab ia tidak mencintai Minnie. Ayah Sasha marah dan memberi perintah agar Sasha datang ke Copenhagen, Denmark untuk melamar Minnie. Sasha tersadar bahwa ia bukanlah pria yang bebas bisa melakukan apa saja. Ia harus mengutamakan tugas dan kewajiban. Sasha mengucapkan selamat tinggal kepada Dusenka. Dusenka dan tantenya dikirim keluar Russia untuk tinggal di Paris. Setahun kemudian, Dusenka menikah dengan pria Russia bernama Pavel. Namun Dusenka meninggal saat baru melahirkan anak mereka, Elim.

Pada Juni 1866, Sasha datang ke Copenhagen untuk melamar Minnie. Tiga bulan kemudian, Minnie siap meninggalkan kota kelahirannya untuk menuju ke Russia. Saat hendak ke kapal, Minnie berpapasan dengan Hans Christian Andersen yang menangis. Minnie menggenggam tangan Hans. Hans tahu betul bahwa istana di Santo Petersburg sangat mewah dan kedua calon mertua Minnie sangat baik. Namun tetap saja negara Russia masih asing bagi Minnie sebab penduduk dan agama di Russia berbeda. Terlebih lagi Minnie masih belum memiliki seorang pun teman di Russia. Minnie meninggalkan Denmark dengan hati yang sedih sebab kedua orang tuanya hanya mengantar sampai di pelabuhan. Orang tua Minnie tidak mampu menghadiri pernikahan Minnie di Russia sebab mereka merasa tidak memiliki kekayaan seperti keluarga kerajaan Russia.

Kapal yang membawa Minnie berlabuh di kota Cronstadt,  Minie disambut hangat oleh Adipati Agung Konstantin Nikolaevich (kakek buyut pangeran Philip, Adipati Edinburgh). Minnie diantar ke kota Santo Petersburg untuk bertemu calon ibu mertuanya, Marie. Minnie segera berpindah keyakinan mengikuti sang calon suami, Ortodoks Russia. Ia juga mengambil nama Russia sebagai Maria Feodorovna. Pernikahan dilangsungkan secara megah pada 9 November 1866 di kapel kerajaan di Istana Musim Dingin, Santo Petersburg. Orang tua Minnie diwakili oleh kakak kandung Minnie yaitu Frederick dan kakak ipar Minnie yaitu pangeran Albert Edward alias Bertie. Alexandra tidak dapat hadir sebab sedang hamil.
Tsar Alexander III and Tsarina Maria Feodorovna | Maria feodorovna ...
Alexander/Sasha dan Dagmar/Minnie
Picture Courtesy of a Website

Di malam pertama, Alexander menggambarkan di buku hariannya :"Aku melepas sandalku dan jubah brodir perakku dan merasakan tubuh sayangku di sebelahku. Apa yang aku rasakan berikutnya tak ingin aku gambarkan di sini. Setelahnya, kita mengobrol sangat lama". Pasangan Sasha dan Minnie seperti dongeng Disney berjudul Beauty and The Beast. Sasha yang tingginya mencapai 191 cm, berwajah pas-pasan dan bertubuh besar jatuh cinta pada putri mungil nan cantik, Minnie. Namun mereka beruntung menikmati pernikahan yang cukup bahagia. Sasha selalu menemani Minnie di manapun dan kapanpun. Pernah suatu saat Minnie pulang kampung tanpa ditemani Sasha. Sasha disebut duduk sedih seorang diri di kamar. Setelah menikah, mereka akan tinggal di istana Anichkov di Santo Petersburg selama 15 tahun.  Masih pengantin baru yang hangat, Minnie dan Sasha pergi ke Denmark. Minnie dalam kondisi hamil sangat muda. Ia kemudian keguguran akibat berkuda. Saat Minnie hamil lagi, ia mengalami mual seperti kebanyakan ibu hamil di dunia. Dokternya menyarankan agar setiap pagi makan ham mentah di ranjang. Saat hamil besar, Minnie mengeluh pada ibunya sebab ia merasa gendut dan mengerikan.

Pada 18 Mei 1868, ia melahirkan seorang putra yang diberi nama Nicholas untuk mengenang Nixa. Saat proses melahirkan, Sasha dan kedua orang tua Sasha hadir. Satu tangan Minnie dipegang oleh Sasha, satu lagi dipegang oleh kaisar Alexander II. Sementara ia mengejan, ia rutin dicium oleh Marie. Meskipun ini adalah bentuk kasih sayang, namun Minnie merasa gamang. Tahun-tahun berikutnya, Sasha dan Minnie akan dikaruniai lima orang anak lagi. Mereka adalah Alexander yang wafat di usia 1 tahun, George, Xenia, Olga dan Michael. Kelima anak Minnie dan Sasha dalam kehidupan yang bahagia dan hangat. Sasha kerap bermain bersama anak-anaknya. Hampir tiap tahun, Sasha dan Minnie mengajak kelima anak mereka pergi ke Denmark. Mereka juga rutin mengunjungi keluarga Alexandra di Inggris. Sasha menyertakan seratus orang pegawai untuk menemani perjalanan mereka. Ia juga membawa seekor sapi di atas kapal sehingga kelima anak mereka bisa mendapatkan susu segar setiap hari. Terhadap Christian IX dan Louisa, kelima anak Minnie memanggil dengan Apappa dan Amamma. 


Maria and Alexander III with their children. Via Velkoknezna Maria ...
Duduk : Kaisar Alexander III Mendekap Olga, George
Berdiri : Michael, Minnie, Nicky, Xenia


Ibunda Sasha meninggal pada 3 Juni 1880 di usia relatif muda yaitu 55 tahun. Pada 18 Juli 1880, ayah Sasha menikahi Catherine secara diam-diam dan melegalkan tiga anak mereka yang masih hidup, George, Olga dan Catherine. Namun baru delapan bulan menikmati pernikahan legal bersama selirnya, Alexander mengalami kejadian tragis. Pada 13 Maret 1881, Catherine meminta ayah Sasha untuk tidak pergi sebab ia memiliki firasat kuat akan terjadi sesuatu. Namun sang kaisar malah mengajak Catherine berhubungan intim di atas meja di dalam kamar Catherine. Setelah itu, sang kaisar pergi. Benar saja, beberapa jam kemudian sang kaisar dibawa kembali ke Istana Musim Dingin dalam kondisi terluka parah. Kaisar Alexander baru terkena serangan bom. Selain dirinya, sekitar 20 orang di sekitarnya juga menjadi korban luka. 

Minnie yang sedang bermain skating es dipanggil datang. Ia berdiri di sebelah Sasha. Sambil mendekap sepatu esnya, ia sangat kaget melihat ayah mertuanya dalam kondisi parah. Satu matanya terkatup, satu matanya terbuka namun tidak bereaksi. Satu kakinya hancur, sementara kaki yang lain terdapat luka menganga lebar. Darah mengucur sangat deras dari kedua kakinya. Tiga dokter yang menangani tidak dapat berbuat apapun. Putra sulung Minnie dan Sasha yang masih berusia 13 tahun terpana melihat kondisi sang kakek yang sekarat. Catherine datang sambil menangis dan memanggil nama sang suami. Gaun panjangnya terbasuh oleh darah yang menggenang. 

 Di upacara pemakaman, Catherine Dulgoruky dan ketiga anaknya diwajibkan menunggu di pintu masuk dan tidak diperbolehkan bergabung dengan keluarga mendiang kaisar di dalam gereja. Setelah semua urusan pemakaman selesai, Catherine mendapat uang pensiun yang cukup besar di masa itu. Ia tidak lagi diperbolehkan tinggal di Istana Musim Dingin. Namun Sasha memperbolehkan Catherine tinggal sementara sebelum meninggalkan istana. Catherine bersama ketiga anaknya kemudian menetap di Perancis. Membawa Minnie dan seluruh anaknya pindah ke istana Gatchina yang berlokasi sekitar 30 km dari Santo Petersburg. Meskipun istana Gatchina memiliki 900 kamar dan megah, namun Sasha memilih tinggal di bangunan bekas tempat tinggal pegawai yang memiliki atap rendah. Di dalam, Sasha berlatih memainkan banyak alat musik. Di luar, Sasha sekeluarga dijaga ketat oleh polisi. Meski begitu, Sasha sesekali mengajak dua anaknya termuda yaitu Michael dan Olga pergi mendaki di hutan Gatchina. Setelah dua tahun menjadi kaisar, akhirnya Sasha menjalani upacara naik tahta di Kremlin. Sesaat, Sasha melepas mahkotanya dan menaruhnya di kepala Minnie, menandai Minnie telah menjadi seorang permaisuri. Minnie mendekap Sasha dan saling mencium.

Sebagai seorang kaisar, Sasha sangat mendukung perdamaian dunia. Namun bukan berarti ia tidak siap jika sewaktu-waktu Russia harus berperang. Secara politik, Sasha dianggap kaisar dengan pikiran sempit sebab Russia menjadi negara blok. Namun di mata kelima anaknya, Sasha adalah ayah yang amat sangat menyenangkan. Saat mereka reuni keluarga di Denmark pada tahun 1883, Sasha bersama anak-anaknya asyik mencari kodok di rawa berlumpur. Sasha bahkan iseng mencuri apel di kebun ayah mertuanya, raja Christian IX. Pada reuni ini, keluarga Sasha dan Minnie bertemu dengan keluarga Alexandra dan Albert Edward alias Bertie dari Inggris, keluarga raja George I dari Yunani. Tentu juga keluarga pewaris tahta Frederick, Thyra dari Austria dan juga Valdemar.

Tahun 1884, adik Sasha yang bernama Sergei menikah dengan Elisabeth, Putri Hesse alias Ella. Ella adalah cucu ratu Victoria melalui ibunya, Alice putri Inggris. Sergei menikah saat sudah menjadi yatim piatu, sementara Ella sudah menjadi piatu sejak tahun 1878. Pernikahan adik Sasha ini berjalan bahagia namun tidak dikaruniai anak.

Pada hari Paskah tahun 1885, Sasha meminta desainer Peter Carl Faberge untuk membuat telur paskah unik sebagai hadiah paskah kepada sang istri tercinta, Minnie. Telur yang kemudian dikenal sebagai Telur Faberge itu terbuat dari bahan emas, enamel, berlian, mirah delima dan opak. Meskipun keluarga kerajaan hidup di bawah ancaman pembunuhan setiap saat, namun Sasha ingin Minnie tetap bahagia dan tidak banyak pikiran. Minnie sangat bahagia dengan kado Sasha. Sejak itu, hampir tiap tahun Sasha memberi kado telur Faberge dengan desain berbeda-beda. Saat bertemu dan makan bersama keluarga di Denmark, Minnie menempatkan telur faberge di sisi setiap piring saji sebagai kado kecil.

Pada 16 Juli 1886, Sasha mengeluarkan peraturan baru bahwa anak-anak yang lahir bukan dari keturunan kaisar akan memperoleh gelar "pangeran" dan "putri", dengan panggilan "Yang Mulia". Peraturan ini mengganti peraturan lama yang telah dimulai sejak tahun 1797 berisikan semua anak-anak kerajaan Romanov mendapatkan gelar Adipati dan Adipatni, dengan panggilan "Yang Mulia Agung". Anggota kerajaan pertama yang terdampak peraturan baru adalah pangeran John Konstantinovich yang lahir pada 5 Juli 1886. Pada 1887 polisi menahan beberapa mahasiswa yang berencana melempar bom ke arah keluarga kerajaan. Mereka kemudian dihukum gantung mati. Salah satu yang digantung adalah pria berusia 21 tahun bernama Alexander Ilyich Ulyanov. Adiknya yang dikenal dengan nama Vladimir Lenin akan membalas dendam 30 tahun setelah sang kakak tewas.

Pada 29 Oktober 1888, Sasha bersama Minnie dan kelima anak mereka sedang dalam perjalanan menggunakan kereta api di desa Borki, Ukraina. Tiba-tiba kereta yang mereka tumpangi keluar dari jalur sehingga gerbong kereta terbalik dua kali. Saat mengerikan itu, Sasha sekeluarga berada di gerbong makan. Atap gerbong runtuh. Olga yang kala itu masih berusia 6 tahun terlempar keluar namun selamat tanpa luka sedikitpun. George dan Xenia tergores pecahan gelas kaca. Kaki Sasha terjepit. Ternyata saat itu Sasha mengalami benturan keras di bagian pinggang yang berakibat di fungsi ginjal Sasha kelak. Sebanyak 21 penumpang lain tewas. Tak jelas apa penyebab kecelakaan itu, apakah kereta melaju terlalu cepat atau upaya pembunuhan kepada keluarga kerajaan. Dua bulan kemudian, Xenia sakit demam tifoid. Rambutnya rontok sehingga harus dipotong pendek.

Tahun 1889, adik bungsu Sasha yang bernama Paul Alexandrovich menikah dengan Alexandra, putri Yunani & Denmark. Alexandra merupakan keponakan Minnie sebab wanita yang akrab disapa Aline itu anak dari kakak laki-lakinya, George I. Keluarga Aline datang ke Russia untuk menghadiri pernikahan mereka di istana Musim Dingin. Aline adalah kakak kandung pangeran Andrew yang menjadi ayah pangeran Philip, Adipati Edinburgh. Pernikahan Paul dan Aline dikaruniai seorang putri. Namun tragedi datang di tahun kedua pernikahan mereka. Saat itu Aline sedang hamil tujuh bulan, melompat ke perahu. Namun ia tergelincir. Keesokan harinya, ia mengalami kontraksi hebat dan melahirkan secara prematur. Enam hari kemudian, Aline wafat. Batin Paul terguncang hebat sehingga ia tak mampu merawat kedua anaknya yang masih bayi. Kedua anak Paul dirawat oleh adik Sasha, Sergei bersama istrinya, Ella.

Pada Agustus 1894, putri tertua Sasha dan Minnie yaitu Xenia hendak menikah dengan Adipati Agung Alexander Mikhailovich . Minnie enggan melepas Xenia dinikahi oleh Alexander. Xenia dan saudaranya kerap bermain dengan Alexander bersaudara sejak kecil, dan lagi Alexander merupakan anggota kerajaan Romanov. Ayah Alexander adalah Michael, adik bungsu kaisar Alexander II. Jadi Alexander merupakan paman dari Xenia. Namun Minnie tahu bahwa Alexander adalah pria yang kasar dan arogan. Ayah Alexander turun tangan demi sang putra. Sasha dan Minnie akhirnya menyetujui pernikahan mereka. Dari pernikahan Xenia, Sasha dan Minnie dikaruniai tujuh cucu. Namun Sasha tidak berkesempatan melihat satupun cucunya.

Awal November 1894, Sasha jatuh sakit akibat gagal ginjal. Perjalanan tahunan ke Denmark tahun itu terpaksa dibatalkan. Putra sulung mereka Nicky diminta membawa Alix mengunjungi Sasha. Untuk menyambut calon menantunya, Sasha minta dipakaikan seragam kebesaran miliknya. Di depan Alix dan Nicky, Sasha memberi restu. Pada 13 November 1894, Sasha menghembuskan nafas terakhir. Minnie sangat sedih namun begitu melihat Sasha tersenyum damai, ia merasa ikhlas melepas kepergian sang suami tercinta. Nicky merasa tak siap menjadi seorang kaisar. Kepada pamannya (yang juga baru menjadi adik ipar), adipati agung Alexander Mikhailovich, Nicky berujar :"Aduh, aku tidak mau jadi kaisar, aku harus berbuat apa ini? Aku bahkan tidak tahu caranya berkomunikasi dengan perdana menteri!". Sebagian menganggap Nicky tidak salah mengeluh demikian sebab ia tidak pernah dilatih untuk dipersiapkan menjadi seorang kaisar.

Kisah Berlanjut Ke Bagian 2


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.