Friday, August 29, 2014

Kisah Nyata Putri Beatrice dari Inggris

Suatu hari di musim semi, tepat tanggal 14 April 1957, lahirlah anak terakhir pasangan Ratu Victoria dan Pangeran Albert yang berjenis kelamin perempuan.
Ratu Victoria mengisahkan kelahiran putri Beatrice pada buku hariannya "Saat pangeran Albert mengatakan kepadaku : Ini adalah seorang anak yang sehat..", aku langsung melupakan semua (rasa sakit saat melahirkan) yang sudah aku lalui".
Putri Beatrice terlahir sebagai putri kelima sekaligus anak terakhir dari 9 bersaudara, menjadikan ia sebagai putri favorit Ratu Victoria dan Pangeran Albert. Pangeran Albert menceritakan kepada salah seorang teman baiknya, Baron Stockmar, tentang Beatrice merupakan anak yang menyenangkan. Putri Beatrice tumbuh menjadi anak muda yang cerdas serta memiliki suara yang merdu ketika bernyanyi.
Oleh sebab Beatrice merupakan anak kesayangan kedua orang tuanya, maka pangeran Albert tidak menerapkan pendidikan yang sangat ketat kepada Beatrice. Hal ini berbeda dengan kedelapan kakak kandung Beatrice. Salah satu kakak kandung Beatrice merupakan eyang dari ratu Elizabeth II Inggris.
Sepanjang sejarah melahirkan bayi, disebutkan bahwa ratu Victoria sangat tidak menyukai rupa bayi yang disebutnya jelek, mirip dengan katak. Namun hal tersebut berubah saat ia melihat bayi Beatrice. Ia menyebut bahwa bayi Beatrice cantik dan memiliki sepasang mata biru yang besar indah. Putri Beatrice disebut memiliki rambut keemasan yang indah, sehingga ratu Victoria kerap menjadikan Beatrice sebagai obyek menggambar.
Ratu Victoria pun ternyata memandikan Beatrice kecil, yang mana hal ini tak pernah ia lakukan pada anak-anak yang lain ketika mereka masih kanak-kanak.
Pada bulan Maret 1861, nenek Beatrice dari garis ibunya meninggal dunia akibat penyakit kanker. Ratu Victoria disebutkan sangat terpukul, ia mengisolasi diri dari semua anak-anaknya terkecuali anak perempuan tertua yang belum menikah Alice dan anak kesayangannya, Beatrice.
Selama masa tersebut, pangeran Albert yang sudah tampak rapuh menggantikan seluruh tugas sang istri dibantu sedikit oleh Alice. Pada 14 Desember 1861, giliran pangeran Albert meninggal dunia setelah 3 minggu dirawat akibat penyakit perut yang kronis. Setelah wafat, ratu Victoria dikabarkan selalu memakaikan baju Albert kepada Beatrice saat tidur. Disebutkan bahwa putri Beatrice berperan sangat besar dalam membantu sang ratu pulih dari rasa frustasinya yang mendalam akibat kehilangan suami tercinta. Suatu waktu terdengar suara putri Beatrice mengatakan "Aku tidak menyukai pernikahan, aku tidak akan menikah...aku akan tinggal selamanya dengan ibu...."


Picture Courtesy of Pinterest.



Setelah kedelapan anak-anak Victoria menikah, sang ratu pun mengandalkan Beatrice seorang diri. Kemudian putri Beatrice menjadi sekretaris pribadi ratu Victoria. Pada masa itu, banyak pria disebut ingin melamar Beatrice. Salah seorang di antaranya adalah dari pangeran dari kerajaan Perancis bernama Louis Napoleon. Louis merupakan anak semata wayang kaisar Perancis Napoleon III dengan permaisuri Eugenie. Louis dan Beatrice dikabarkan saling jatuh cinta sejak tahun 1870. Sayang pada 1 Juni 1879 Louis wafat terbunuh saat berperang di Zulu. Pada akhirnya, Beatrice jatuh cinta pada pangeran Henry Battenberg yang ia jumpai saat pernikahan sang keponakan, putri Victoria di Darmstadt, Jerman. Pangeran Henry Battenberg lahir di Milan, Italia pada 5 Oktober 1858 dan berusia setahun lebih muda daripada Beatrice. Pangeran Henry kecil diasuh oleh suster warganegara Italia yang kerap memanggilnya Enrico. Lidah pangeran Henry kecil menirukan dengan sebutan Liko. Nama kecil Liko akan dibawa hingga ia dewasa. Sebagai seorang perwira militer, tentu pangeran Henry memiliki tubuh gagah dan wajah yang tampan. Kakak lelaki pangeran Henry Battenberg yang bernama pangeran Alexander bahkan disebut lebih tampan lagi. Namun dua pangeran tampan ini kelak tidak memiliki usia panjang. Putri Beatrice kembali ke Inggris dengan kabar tersebut sekaligus mengungkapkan kepada sang ibu tentang keinginannya menikah. Hal ini membuat ratu Victoria kecewa berat sehingga tidak berkomunikasi dengan Beatrice selama 7 bulan lamanya. Ratu Victoria beranggapan bahwa aktivitas seksual yang dilakukan setelah menikah akan merusak image "tak berdosa" Beatrice. Adalah putri Alexandra, istri dari pangeran Edward (menantu kedua Victoria) serta putri Victoria Prussia (anak sulung sang ratu) yang membujuk ratu Victoria secara halus agar mau kembali berkomunikasi dengan Beatrice. Mereka mengatakan bahwa putri Beatrice adalah kebahagiaan pangeran Albert, suami yang sangat dicintai ratu Victoria. Keduanya berhasil! Keadaan kembali seperti semula, namun ratu berpesan agar calon suami Beatrice harus mau meninggalkan Jerman dan menetap selamanya bersama ia setelah menikah nanti. Ratu Victoria juga menginginkan agar keduanya selalu pergi bersama sang ratu. Beatrice dan Henry bertunangan pada Januari 1885. Pangeran Henry dan keluarga tiba di Isle of Wight tiga hari sebelum pernikahan berlangsung. 


 PERNIKAHAN
Pagi hari sebelum pemberkatan pernikahan dilangsungkan, ratu Victoria mengajak Beatrice sarapan berdua di bawah pohon. Ratu Victoria memberi Beatrice kado istimewa berupa cincin. Cincin itu merupakan pemberian pangeran Augustus, Adipati Sussex kepada ratu Victoria dahulu kala. Pangeran Augustus merupakan paman kesayangan ratu Victoria dan juga adik kesayangan mendiang ayah ratu Victoria. pernikahan dihelat pada hari Kamis, 23 Juli 1885 jam satu siang di gereja Saint Mildred di Whippingham dekat dengan rumah Osborne. Beberapa kursi sudah disiapkan di luar gereja untuk mengantisipasi tamu yang tidak dapat ditampung oleh gereja.  Gaun pengantin putri Beatrice berwarna putih gading, dilengkapi dengan kerudung pengantin milik ratu Victoria. Perhiasan yang dikenakan berupa berlian termasuk liontin kalung salib berukuran besar. Putri Beatrice memasuki gereja diapit oleh ratu Victoria dan sang kakak, pangeran Edward. Ketiganya diikuti oleh sepuluh pengapit pengantin perempuan, seluruhnya adalah keponakan Beatrice. Pangeran Henry menunggu di samping altar, diapit oleh sang kakak, pangeran Alexander dan sang adik, pangeran Francis Joseph. Henry memakai seragam kebesaran militer putih.  Usai pemberkatan, kemudian disusul oleh resepsi yang dihelat oleh ratu Victoria di rumah Osborne. Menu terdiri dari dua puluh jenis makanan. Daftar menu dibuat sangat indah, terdapat lukisan rumah Osborne. Kue pengantin terdiri dari tiga susun. Selepas resepsi, Beatrice dan Henry berbulan madu dari Kamis malam hingga Selasa siang. Di tengah bulan madu yaitu hari Minggu, ratu Victoria datang berkunjung.
Dengan kehadiran anggota baru kerajaan yaitu Liko, panggilan akrab suami Beatrice, kehidupan di istana yang selalu tampak muram setelah wafatnya pangeran Albert, berubah menjadi lebih ceria. Ratu Victoria berdansa dengan sang menantu baru dan bahkan bernyanyi. Beberapa bulan setelah menikah diwarnai kekecewaan pengantin baru tersebut sebab putri Beatrice mengalami keguguran.


DIKARUNIAI EMPAT ANAK
Pada Desember 1886, Beatrice dikaruniai anak pertama yang diberi nama Alexander dan sehari-hari dipanggil Drino. Hanya berselang sepuluh bulan kemudian tepatnya tanggal 24 Oktober 1887, Beatrice kembali melahirkan. Kali ini ia dikaruniai anak perempuan yang diberi nama Victoria Eugenia. Dokter pribadi ratu Victoria memberi kloroform sebagai penghilang rasa sakit untuk Beatrice. Sementara dokter kandungan John Williams menggunakan alat forsep selama empat puluh menit untuk mengeluarkan bayi. Bayi Victoria Eugenia hampir saja kehilangan nyawa. Berikutnya tanggal 21 Mei 1887, Beatrice melahirkan anak ketiga berjenis kelamin laki-laki yang diberi nama Leopold. Dan terakhir Beatrice dikaruniai anak laki-laki bernama Maurice yang lahir pada 3 Oktober 1891. Maurice merupakan nama tengah pangeran Henry. Beatrice menurunkan penyakit hemofilia kepada Drino, Victoria Eugenie dan Leopold.


SUAMI WAFAT
Pada masa perang Anglo-Asante tahun 1895, pangeran Henry memohon kepada ratu Victoria agar ia diijinkan untuk ikut berpartisipasi. Disebutkan bahwa ratu Victoria menyetujui permohonan tersebut. Maka Henry pun meninggalkan sang istri dan ibu mertua pada 6 Desember 1895 tanpa banyak mengetahui bahwa hari itu menjadi pertemuan terakhir dirinya. Namun 2 hari kemudian, sebuah telegram dikirim kepada putri Beatrice, memberitahukan bahwa sang suami terkena penyakit malaria dan sedang dalam perjalanan kembali ke Inggris. Namun sayang pangeran Henry tak mampu bertahan dan akhirnya meninggal dunia di atas kapal. Jasad Henry dimakamkan di gereja Saint Mildred tempat ia dan Beatrice menikah pada 23 Juli 1885. Butuh satu bulan bagi Beatrice untuk berkabung sebelum akhirnya kembali ke sisi sang ibu tercinta. Ratu Victoria memerintahkan orang untuk membangun sebuah ruangan gelap di rumah Osborne untuk putri Beatrice yang memiliki hobi fotografi. Sepeninggal sang ibu tercinta pada 22 Januari 1901, putri Beatrice sesekali tampak di publik. Sebelum ratu Victoria meninggal, ia telah memberi putri Beatrice akses khusus untuk mengedit seluruh catatan harian ratu. Putri Beatrice bertugas menyeleksi mana yang harus dimusnahkan dengan cara dibakar, dan mana yang boleh disimpan untuk koleksi sejarah. Begitu banyak catatan harian sang ratu sehingga putri Beatrice menghabiskan 30 tahun untuk menyelesaikan.

BATTENBERG MENJADI MOUNTBATTEN
Saat pecah perang dunia I pada tahun 1917, raja George V memerintahkan seluruh anak Beatrice melepaskan gelar Jerman yang disandang mereka. Mereka berganti nama belakang dari Battenberg menjadi Mountbatten. Raja George V menjadi anti kepada Jerman, terutama kepada saudara sepupunya sendiri Kaisar Wilhelm II yang dinilai tega menyerang "saudara" nya sendiri di Inggris.
(Catatan : Raja George V adalah putra kedua dari Raja Edward VII. Kaisar Wilhelm II adalah putra sulung dari putri kerajaan Victoria. Putri Victoria adalah kakak kandung dari Edward VII dan memiliki hubungan persaudaraan yang cukup erat semasa hidup. Meski membenci, raja George V menolak keinginan pemerintah Jerman yang akan mengeksekusi mati Wilhelm II setelah ia turun tahta. Raja George V mengatakan bahwa saudara sepupunya tersebut memang pantas disebut sebagai penjahat perang terbesar. Wilhelm II hidup di pengasingan di Belanda. Belanda merupakan salah satu negara yang netral pada masa perang dunia I).


TAHUN-TAHUN TERAKHIR BEATRICE
Pada tahun 1936, ia muncul di atas kursi roda sembari memandang bunga berkabung diletakkan di atas makam raja George V. Tahun-tahun terakhir Beatrice dihabiskan di Kensington, di sebuah apartemen persis bersebelahan dengan sang kakak Putri Louise Carolina Alberta, Adipatni Argyll. Putri Beatrice meninggal pada tahun 1944, di usia 87 tahun dan dimakamkan di samping suami. Meskipun ia merupakan anak ratu Victoria yang meninggal paling terakhir, namun Beatrice bukanlah hidup paling lama. Adalah kakak Beatrice yang bernama putri Louise, Adipatni Argyll dan pangeran Arthur, Adipati Connaught dan Strathrean hidup paling lama. Masing-masing meninggal di usia 91 tahun 8 bulan dan 15 hari.
Bekas raja Spanyol Juan Carlos yang bertahta hingga 2014 adalah cicit dari putri Beatrice.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.