Memang perjalanan hidup ini sering susah ditebak. Ramalan bisa saja tepat karena kebetulan atau meleset karena ia bukanlah Tuhan Yang Maha Kuasa. Selalu waspada setiap saat terutama di sekeliling kita, berhati-hati dalam berteman, berhati-hati pula dalam bercakap dan bertindak. Di depan kita mungkin saja berdiri orang yang tampak seperti orang suci, namun dalamnya hati orang tak dapat diukur. Kita boleh berbuat baik kepada siapa saja, namun tidak terlampau baik. Gunakan akal sehat dan bijak dalam berbagi kebaikan.
- Ade Sara Suroto. Ade dihabisi oleh mantan kekasih yang bernama Al Hafidt bersama kekasihnya Assyifa Ramadhani di dalam mobil dengan cara disetrum berkali-kali hingga pingsan pada 3 Maret 2014 lalu. Autopsi mengatakan bahwa penyebab utama meninggalnya Ade adalah tissue dan potongan koran yang digunakan untuk menyumpal mulut Ade. Setelah tewas, jenazah Ade dibuang di pinggir tol. Saat jenazah disemayamkan, Hafidt tampak melayat begitu juga penyidik. Di sana, penyidik mencurigai tangan Hafidt yang tampak luka. Hafidt mengakui bahwa luka itu adalah bekas gigitan Ade. Mahasiswi Universitas Bunda Mulia ini merupakan anak tunggal dari keluarga sederhana dan pengasih
- Agnes Kharisma : 17 Tahun. Jenazah Agnes dihabisi di rumah pada 7 Februari 2011 silam. Setelah 3 hari disimpan, jenazahnya lantas dibuang ke selokan yang tak jauh dari rumahnya. Setelah diusut, ternyata pembunuhnya adalah ibu kandung Agnes sendiri. Alasan sakit hati dibantah oleh kakak kandung Agnes. Ia mengatakan bahwa ibunya membunuh karena permintaan uang kepada Agnes tidak dituruti. Agnes sedianya hendak membayar mobil dan menyumbang ke panti asuhan. Di usia yang masih 17 tahun, Agnes sudah menjadi tulang punggung keluarga. Ayah Agnes masih hidup namun tidak tinggal bersama meski masih berstatus suami dari ibunya. Dalam aksinya, sang ibu tidak seorang diri. Ia dibantu oleh seorang anak angkat dan teman dari anak angkatnya. Ketiganya kini masih meringkuk dalam tahanan.
- Aisyah/Mama Ai : 65 Tahun dan Adelia : 18 Tahun.. Aisyah merupakan pemilik penginapan Sinar Laut di Sukabumi, Jawa Barat. Jasadnya ditemukan mengambang di perairan Kalapacondong pada 20 Juni 2022. Pelaku yang merupakan seorang nelayan pria yang berusia 51 tahun bermula menusuk Adel. Namun karena ketahuan oleh Aisyah, nyawa wanita ini juga ikut dihabisi.
- Aisyah Susan Sieh : 56 Tahun. Susan merupakan wanita warganegara Taiwan kaya-raya yang dibunuh oleh sang suami, Hermanto pada 1 Maret 2007 silam. Ia dihabisi di kediaman Hermanto, kemudian dibawa ke rumah lain milik keduanya menggunakan mobil. Di rumah ini telah disiapkan lubang galian. Jenazah Susan dikubur dalam kondisi tangan kaki terikat, dibungkus plastik, sarung dan karung. Hermanto memiliki istri lain yang tidak terlibat pembunuhan. Dalam melakukan aksinya, Hermanto dibantu oleh Paiman. Setelah terkubur 1,5 tahun, Paiman akhirnya melapor kepada polisi sebab ia merasa dibayang-bayangi oleh arwah Susan. Alasan Hermanto membunuh adalah ia tidak diperlakukan selayaknya suami oleh mendiang Susan.
- Ana Mariana : 27 Tahun. Anna ditemukan tewas tertusuk di dalam kamar pribadi di rumahnya sendiri. Hari kejadian naas itu adalah hari lebaran, seluruh keluarga Anna pergi untuk menunaikan sholat ied kecuali Anna. Wanita berusia 27 tahun ini merupakan anak sulung dari 3 bersaudara dan satu-satunya anak perempuan. Jasad Anna pertama kali ditemukan oleh sang adik lelaki tercinta. Pelaku adalah pencuri yang masuk melalui atap yang sengaja dijebol. Setelah bertahun-tahun, air mata sang adik dan sang ayah tak pernah kering merindukan sosok Anna.
- Angela Hindriati Wahyuningsih : 51 Tahun. Pada akhir tahun 2022, Bekasi digegerkan oleh penemuan jasad termutilasi yang ditemukan di dalam boks plastik. Pelaku bernama M. Ecky berusia 34 tahun langsung ditangkap. Ia mengaku menggunakan gergaji listrik untuk memotong jasad yang diduga kuat adalah mendiang Angela. Polisi pun harus menggali makam anak perempuan Angela yang bernama Anna Laksita Leialoha untuk mencocokkan DNA.
- Anita Rahmat : 19 Tahun. Pada 29 Januari 2008 lalu, mahasiswi Universitas Indonesia ini ditemukan tewas di selokan di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Mirip dengan korban Livia Pavita Soelistio. Setelah diajak berputar-putar dengan alasan hendak menawarkan pekerjaan sales promotion girl, Anita dibunuh oleh 3 orang pria di dalam mobil honda Jazz milik Anita. Ketiga pelaku divonis hukuman mati.
- Astri Oktaviani : 36 Tahun. Astri ditemukan tak bernyawa pada 4 Agustus 2020 di sebuah apartemen di margonda residence, Depok. Diduga ia dibunuh dan sudah seminggu tewas. Diduga pelakunya adalah kekasih Astri. Saat polisi hendak menangkap esok harinya, pelaku justru melarikan diri sehingga polisi terpaksa menghadiahi timah panas di kakinya. Kepada polisi, pelaku beralasan mengira Astri hanya pingsan tak sampai tewas.
- Ayu Shelisa : 19 Tahun. Ayu menjadi korban pembunuhan oleh suaminya, Edi Susanto pada 2009 silam. Demi menghilangkan jejak, jasad Ayu dikubur di dalam septic tank rumah ayah Edi di Bantul. Bisa jadi karena tekanan batin memendam rahasia atau dikejar arwah sang istri, Edi bunuh diri pada November 2019. Empat puluh hari kemudian, surat wasiat Edi susanto mengungkap keberadaan Ayu yang selama ini dicari oleh ibunya. Tulisan Edi menggambarkan dirinya bukan orang berpendidikan tinggi.
- Aztry Yunita Akai : 21 Tahun. Jasad Astry pertama ditemukan di kompleks Auditorium Bukit Inspirasi Tomohon, Manado, Sumatra Utara pada 5 Februari 2015 silam. Dari beberapa luka seperti tusukan benda tajam di tubuh, diduga kuat Astry dibunuh. Bahkan Astry juga diduga diperkosa. Pembunuh mahasiswi Sekolah Tinggi Teologi Parakletos ini ternyata mantan pacar bernama John Angga Leonardo Wayong yang konon tak terima diputus hubungan. Pria berusia 27 tahun ini awalnya mengelak telah membunuh namun bukti-bukti menguatkan dirinya sebagai tersangka tunggal.
- Busani : 48 Tahun. Jika sudah begini, apa gunanya berbaik hati meminjamkan barang berharga kepada teman sendiri? Busani merupakan ART di rumah Kupang Indah, Surabaya yang menjadi korban pembunuhan. Jasadnya ditemukan 1 Juni 2017 dalam kondisi membusuk. Pelakunya ternyata seorang wanita berperawakan kecil dan rekan sesama ART bernama Solikah Indah (18). Motif Solikah adalah sakit hati karena Busani terus menagih kalung yang dipinjamkan kepadanya. Busani mengancam akan melaporkan kepada majikan jika tidak kunjung dikembalikan.
- Chatarina Wiedyawati : 30 Tahun. Sempat buron beberapa waktu, akhirnya pembunuh Chatarina dibekuk. Pelaku bernama Asworo yang tak lain adalah calon suami Chatarina. Penyebabnya adalah keduanya sempat cekcok akibat Asworo yang tak menyiapkan biaya pernikahan padahal tanggal pernikahan keduanya telah dekat. Sementara Asworo berharap pihak Chatarina lah yang menyiapkan dana. Merasa malu, ia pun nekad membunuh calon istrinya itu pada pertengahan 2017. Chatarina dimakamkan bersama gaun merah yang sedianya akan dikenakan pada pernikahan.
- Dewi Henny Manopode : 73 Tahun. Wanita yang kerap disapa Tante Heny ini menyewa sebuah kamar kos di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Ia menjalin kasih dengan Tomy alias Suherman, seorang pria yang berusia 30 tahun. Pekerjaan Tomy adalah tukang pijat terapi dan Henny adalah salah satu pelanggan Tomy sebelum menjadi kekasih. Di tangan Tomy lah, Henny meregang nyawa. Mayat Henny ditaruh di dalam kopor dan dibuang di Bogor. Semula polisi mengira bahwa Henny adalah wanita muda berusia 30 tahunan. Itu sebabnya polisi sempat kesulitan mencari keluarga Henny.
- Dewi Yulia Sartika : 37 Tahun. Jam 9 malam, Dewi masih menghubungi sang ibu untuk mengabarkan dirinya kerja lembur di BRI cabang Padang. Sang ibu kemudian minta dibelikan gula dan diamini Dewi. Namun itu adalah percakapan terakhir. Dewi ditemukan tewas dalam kondisi duduk di dalam mobil. Diduga ia dibunuh oleh suaminya yang berprofesi sebagai seorang dosen bernama Ilmul Khaer (40). Meski masih terikat pernikahan, namun Dewi hidup terpisah dari Ilmul. Saat ditangkap, Ilmul sempat berupaya bunuh diri dengan racun serangga namun beruntung dapat digagalkan.
- Elis Sugiarti : 49 tahun. Jasad wanita bertato kupu-kupu ini ditemukan mengambang di kali Cisadane. Ia dibunuh oleh tiga orang pria, salah satunya adalah WNA asal Srilanka. Ketiga pria ini diketahui sempat bertemu Elis perihal jual beli rumah pada 8 Desember 2022. Setelahnya, Elis tidak pulang hingga ditemukan telah menjadi mayat.
- Ella Nurhayati : 42 Tahun. Ella adalah janda cantik yang sehari-hari mengenakan hijab dan berkacamata. Ia bekerja sebagai pegawai bank di jalan Setyabudi, Bandung. Ella memiliki seorang putra berkebutuhan khusus yang lahir pada tahun 2002. Jasad Ella ditemukan oleh tetangga setelah melihat anak korban keluar dengan memegang pisau berlumuran darah. Tubuh Ella penuh dengan luka tusuk di dekat pintu rumah mereka pada 11 September 2018. Sehari sebelumnya, Ella mengajak sang putra untuk menonton film bergenre horor "The Nun". Setelah mendalami kejadian, polisi menetapkan seorang tersangka yang demi perlindungan hukum tidak disebutkan identitasnya.
- Ellen Carolina. Jenazah mahasiswi universitas Wijaya Kusuma Surabaya jurusan Akuntansi ini ditemukan di Trawas, Jawa Timur pada 12 November 2012. Hanya satu semester lagi, Ellen akan menyandang predikat sarjana namun ia keburu menjemput ajal dengan cara tragis. Seorang saksi mata mengatakan ada sebuah daihatsu putih menurunkan tubuh Ellen dan digeletakkan begitu saja. Ellen juga bekerja sebagai karyawan dealer Daihatsu. Pelaku berjumlah 2 orang, salah seorang di antaranya bernama Limanto Hartono. Motif pelaku adalah ingin menguasai harta korban.Jenazah Ellen dimakamkan bersebelahan dengan sang ayah.
- Elvina : 21 Tahun. Saat Indonesia sedang sibuk melawan wabah Covid-19, beberapa orang justru sibuk mencari masalah. Bermula dari kekasih Elvina yang bernama Michael (22) yang berniat "mati bersama". Michael mengaku sangat mencintai Elvina namun keluarga tidak menyetujui. Ia dan sang kekasih bertemu di rumah teman bernama Jefri di jalan Duku, kompleks perumahan cemara asri, Medan pada 8 Mei 2020. Elvina tewas di tangan Michael namun ia sendiri hanya pingsan. Jefri tidak ikut berbuat namun ia dan ibunya ikut ditahan. Hasil pemeriksaan menyebut bahwa mereka mengetahui perbuatan Michael namun menutupi.
- Ester Lilik Wahyuni : 51 Tahun. Ester adalah pemilik usaha laundry di Surabaya. Jasad Ester ditemukan dalam kondisi terbungkus kain sprei di pinggir jalan Romo Kalisari pada 17 Januari 2019. Warga mengira bungkusan itu adalah sampah namun saat didekati terendus bau menyengat. Kondisi jasad Ester sudah dalam kondisi membusuk. Meski awalnya petugas kesulitan mencari pelaku disebabkan minimnya saksi mata, namun akhirnya berhasil membekuk pelaku. Hal ini berawal dari nama hotel yang ditemukan di kain sprei pembungkus jasad. Pelaku berjumlah 2 orang pria yang ternyata adalah karyawan Ester sendiri. Pelaku mengaku sakit hati karena tidak diberi uang makan dan sering dimarahi.
- Fani Amalia Herniati : 26 Tahun. Suami istri seharusnya saling menyayangi sebab keduanya terikat dalam janji suci pernikahan. Namun ini tidak berlaku bagi Rendi Setiawan, pria berusia 28 tahun yang baru menikahi Fani sembilan bulan. Rendi menusuk perut sang istri hingga meregang nyawa di dalam kamar rumah mereka di Jember pada 27 Oktober 2019. Saat kejadian memang tak ada orang di dalam rumah. Setelah berbuat, Rendi bergegas keluar rumah dengan alasan membeli obat untuk sang istri. Di tengah perjalanan, Rendi mengirim pesan untuk bibi dan adiknya agar menengok sang istri. Sang bibi menemukan Fani seolah tertidur dengan boneka di atas perutnya. Ternyata boneka itu hanya untuk menutupi pisau yang masih menancap. Darah Fani merembes hingga ke kasur.
- Feby Kurnia : 19 Tahun. Feby merupakan mahasiswi UGM jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan/MIPA semester 2. Mahasiswi berhijab ini sempat dilaporkan hilang oleh sang ibu dan sepupu Feby. Keduanya juga sempat bertukar pesan singkat melalui handphone, namun kecurigaan muncul dikarenakan balasan menggunakan bahasa yang tidak biasa digunakan Feby sehari-hari. Jenazah Feby ditemukan di toilet lantai 5 kampus UGM oleh petugas yang sedang patroli kampus. Diduga Feby telah meninggal 4 hari sebelum jenazahnya ditemukan. Hanya berselang 2 hari kemudian, polisi berhasil menangkap pelaku.
- Feby Lorita : 32 Tahun. Janda seorang anak laki-laki ini ditemukan membusuk dalam kondisi terikat di jok belakang mobil nissan miliknya pada 2014. Sementara aki mobil nissan tersebut hilang. Diduga kuat Feby dibunuh. Putra Feby telah diasuh oleh kerabat di Bengkulu sejak sebelum kejadian sehingga ia selamat. Pelaku pembunuhan yang merupakan tetangga korban dan pengangguran, beralasan bahwa Feby sering kasar padanya sehingga ia kesal. Alasan lain pelaku bernama Asindo ini adalah cintanya terhadap Feby ditolak dan ia tersinggung disebut gila. Sekali tertangkap, pelaku berhak membuat alasan apapun untuk mengurangi jeratan, namun polisi tidak mudah percaya begitu saja.
- Fisa Wuri Hermandani :. Nyawa Fisa berakhir di tangan suami sendiri, Lutfi Dwi Hariyanto. Sehari-hari pelaku bekerja sebagai satpam bank BUMN di Gresik. Menurut keterangan pelaku, semula Fisa berteriak-teriak sehingga Lutfi berusaha membungkam. Namun Fisa justru meronta sehingga Lutfi kemudian mencekik leher Fisa hingga tewas. Alasan Fisa berbuat demikian adalah marah sebab diduga Lutfi berselingkuh. Fisa mendapati Lutfi sedang video call dengan seorang wanita. Lutfi berkelit menyebut bahwa wanita itu adalah rekan kerjanya dan mereka hanya membahas masalah pekerjaan. Di tempat kejadian perkara, polisi menemukan dua buah handphone yang telah retak-retak.
- Fitri Suryati : 24 Tahun. Hidup Fitri masih berada di puncak. Ia masih muda, hampir menikah dan menjadi pengusaha gas elpiji. Namun gegara seorang penjahat kalap bernama Yudha Lesmana, semua jadi sirna. Pelaku beralasan membunuh karena dendam lama sebab ia tak terima diputuskan sang pacar beberapa tahun silam. Sang pacar merupakan sahabat Fitri dan Fitri disebutnya menghasut agar mereka putus. Jasad Fitri ditemukan di kamar di Batam, kepulauan Riau pada 11 Februari 2019. Tangan Fitri terikat kabel charger. Kamarnya tampak acak-acakan. Mirisnya, Fitri seharusnya menikah dua minggu setelah ajal menjemputnya.
- Fitri Yanti : 44 Tahun. Jasad Fitri ditemukan di pinggir jalan desa Bandar Khalipah, Deli Serdang pada Minggu, 30 Agustus 2020 oleh seorang pejalan kaki. Mirisnya, sesaat sebelum tewas ternyata Fitri sempat menelepon sang putra. Namun saat ditelepon balik, tidak lagi ada jawaban. Putra korban menuturkan bahwa sang ibu sempat membuat laporan ke polisi Medan Kota atas penganiayaan. Ternyata pelaku adalah suami siri korban yang bernama Fery Pasaribu (55). Sesuai mengelabui Fitri dengan ajakan makan malam, Fery menggorok leher sang istri.
- Happy Handoko : 18 Tahun. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini tewas di tangan teman sendiri. Jenazah Happy ditemukan di dalam mobil. Tersangka yang bernama Teddy memang sudah merencanakan pembunuhan tersebut dengan cara menyuruh dua orang rekan lain untuk bertindak sebagai penodong dan yang satu lagi bertindak sebagai penyekap. Pada akhirnya, kedua orang tua Happy memaafkan tersangka. Beberapa tahun kemudian, ayah Happy menyusul sang putri dengan hati yang damai dalam usia 59 tahun.
- Hayriantira : 37 Tahun. Memiliki nama panggilan Rian, ia merupakan asisten direktur XL Axiata. Sebelum ditemukan tewas, Rian disebut telah menghilang dan absen dari pekerjaannya selama 8 bulan. Ternyata Rian tewas dalam kondisi tanpa busana dan ditenggelamkan di sebuah hotel di Garut. Pelaku pembunuhan adalah kekasih Rian bernama Andi Wahyudi. Alasan AW membunuh adalah ia diejek kejantanannya oleh Rian. AW berstatus sebagai suami dengan 2 orang anak. Sementara status Rian adalah janda 2 anak.
- Holly Angela : 37 Tahun. Holly berstatus sebagai istri siri dan memiliki 2 orang anak dari pernikahan sebelumnya. Janda asal Jawa Tengah ini tinggal di apartemen miliknya di Kalibata City, Jakarta. Apartemen tersebut diduga hadiah dari suami siri Holly. Tak hanya itu, Holly juga diberikan sebuah mobil dan perhiasan mewah. Namun Holly masih menginginkan agar suami sirinya menceraikan istri sah, sehingga diduga terjadi perencanaan pembunuhan terhadap Holly. Di dalam rumahnya, Holly dianiaya oleh beberapa pria. Saat mendengar keributan di dalam apartemen, satpam pun mendobrak pintu dengan paksa dan menemukan Holly dalam kondisi sekarat. Holly segera dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong.
- Ika Puspita Sari : 36 Tahun. Berawal dari harga pelayanan seks yang tidak sesuai dengan kesepakatan awal, pelaku yang bernama Ahmad Junaidi Abdillah (19) tersinggung. Ia menghabisi nyawa Ika dengan tusukan di bagian leher di apartemen Puncak Permai tower A lantai 8 pada 23 April 2020. Setelahnya pemuda asal Sampang, Madura ini justru menggasak handphone dan uang Ika. Ia kemudian turun untuk membeli minuman. Memang tersinggung atau berniat merampok?
- Inah Antimurti : 20 Tahun. Apakah benar bahwa Inah kerap menggunakan sabu yang dijual oleh Asri Marli? Asri beralasan bahwa ia kesal sebab Inah berhutang uang sabu padanya dan disebut bahwa sabunya tidak berkualitas. Ia pun merencanakan pembunuhan dengan dibantu tiga rekannya. Sebelum membunuh, ia memperkosa janda ini dan kemudian membakar jasadnya. Rekonstruksi digelar pada 28 Januari 2019.
- Indrawati Ciptadi : 44 Tahun. Jasad Indrawati ditemukan di bangku tengah dalam mobil yang terparkir di basement hotel Media, Gunung Sahari, Jakarta pada 18 April 2019. Di bagian leher ditemukan bekas jeratan. Mulutnya penuh dengan obat anti nyamuk dan detergent cair. Indrawati terbiasa memarkirkan mobilnya di basement tersebut sebab ia adalah anggota berbayar. Orang yang pertama menemukan adalah suami Indrawati. Satu jam setelah jasadnya ditemukan, terjadi kebakaran di basement tersebut yang mengakibatkan tewasnya seorang satpam. Ternyata satpam tersebut merupakan pelaku pembunuhan. Sebelum terjadi kebakaran, saksi melihat satpam ini menenteng sebuah tali yang berlumuran darah. Polisi yang memeriksa jasad Indrawati sedianya akan menginterogasi satpam ini namun sayang ia diduga bunuh diri.
- Ita Martadinata Haryono : 18 Tahun. Siswi kelas 3 SMA Paskalis ini ditemukan sudah dalam kondisi meninggal di kamar pribadi di rumahnya sendiri. Autopsi menyebutkan bahwa dada dan lengan Ita ditikam beberapa kali, terdapat sayatan di leher, seluruh gigi depan Ita disebutkan lepas dan mulut Ita bengkak. Diduga ia dihantam benda keras sehingga tak dapat berteriak. Polisi menyimpulkan bahwa Ita meninggal akibat kejahatan yang dilakukan oleh seorang pecandu obat terlarang. Banyak yang meragukan kesimpulan ini, terlebih Ita meninggal hanya berselang 3 hari setelah ia bersaksi dalam konferensi pers di Jakarta yang diadakan oleh sebuah organisasi kemanusiaan. Konferensi tersebut membahas korban-korban akibat kerusuhan Jakarta 13 hingga 15 Mei 1998 lalu.
- Italia Chandra Kirana. Italia tewas ditembak di dada setelah berusaha memukul dua pencuri motor di depan rumah pada 12 Juni 2017. Kejadian tersebut terekam oleh cctv milik tetangga di depan rumah. Perumahan Karawaci Tangerang lokasi rumah Italia tergolong padat penduduk dan jalanan tidak begitu besar, namun pelaku justru berani bertindak di siang bolong. Saat kejadian berlangsung, tetangga pemilik CCTV sudah mengintip namun mereka tak berani keluar rumah. Italia merupakan mahasiswa fakultas kedokteran gigi Universitas Trisakti yang dikenal sebagai pribadi yang tegas dan pemberani.
- Laura : 41 Tahun. Laura adalah wanita Jakarta lulusan S2 di Australia. Di usia 40 tahun, tepatnya Agustus 2017, Laura menemukan pria yang ia rasa akan menjadi suaminya kelak. Pria tersebut berusia 25 tahun bernama Stefanus. Stefanus berprofesi sebagai sopir taksi online. Sebelum membunuh dengan 4 tusukan di dada dan punggung di rumah Laura, Stefanus beralasan Laura selalu merendahkan dirinya. Mereka memang berencana hendak menikah pada Agustus 2018 namun Laura menuding Stefanus tidak mengeluarkan biaya sedikitpun. Peristiwa ini mengingatkan masyarakat pada kasus Chatarina Wiedyawati yang kebetulan mirip. Tragisnya, Laura meregang nyawa sehari setelah keduanya melakukan pemotretan pra nikah. Setelah membunuh, jenazah Laura dibawa ke pantai di Tangerang untuk dibakar demi menghilangkan jejak. Stefanus membawa 4 orang pria yang merupakan karyawan sang paman. Salah satu pria yang dibawa melapor kepada polisi namun ketika didatangi, mobil yang ditumpangi telah pergi. Keempat pria ini tidak terbukti terlibat pembunuhan.
- Levie Prisilia : 35 Tahun. Alisnya ditato kecoklatan, matanya mengenakan softlens warna & kulitnya bening. Wajah istri pengusaha minyak ini memang rupawan. Namun sayang ajalnya menjemput terlalu dini. Levie ditemukan tewas tergorok di dalam mobil yang terparkir di seberang hotel di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 23 November 2018. Saat kejadian, sang suami sedang berbisnis di Palembang dan kembali secepatnya setelah mendengar peristiwa itu. Levie memiliki dua orang anak dari pernikahan pertama. Anak sulung tinggal bersama orang tua Levie di Palangkaraya sementara si bungsu tinggal bersama Levie. Beruntung ada CCTV yang membantu polisi mengungkap pembunuhan ini. Pelaku yang berusia 25 tahun bernama Herman ternyata penjahat kambuhan. Herman bahkan baru sehari dibebaskan dari penjara akibat kepemilikan senjata tajam. Motif pembunuhan adalah ingin menguasai harta korban. Hal ini diperkuat dengan barang bukti handphone dan cincin emas 10 gram milik Levie.
- Lidya Burhan Kartolo : 22 Tahun. Mahasiswi Universitas Petra Surabaya ini ditemukan sekarat di toilet wanita lantai 9 di dalam kampusnya dan kemudian nyawanya tak tertolong. Lidya merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Pelaku pembunuhan adalah seorang cleaning service di kampus tempat Lidya belajar. Ironisnya, pekerja tersebut mengaku bahwa ia disuruh membunuh dengan iming-iming uang Rp 500.000 oleh seorang rekan pria Lidya bernama Erwin Saputro. Erwin juga kuliah di universitas yang sama. Sebelum meninggal, keluarga mengatakan bahwa Lidya selalu mengungkapkan rasa ketakutan namun mereka tidak mengetahui apa yang menyebabkan ia ketakutan. Jasad Lidya dimakamkan di pemakaman Sukorejo Jawa Timur berdampingan dengan sang kakek. Namun beberapa minggu setelah dimakamkan, polisi membongkar kembali kuburan Lidya demi kepentingan penyidikan. Sang ayah yang ditemani oleh sopir pribadinya membawa serta ahli makam agar kondisi makam Lidya dan sang kakek tidak rusak. Sang ayah hanya bisa mengusap air mata ketika jasad Lidya dikeluarkan.
- Livia Pavita Soelistio : 21 Tahun. Livia termasuk gadis yang sangat malang. Ia diculik, diperkosa, dibunuh dan dibuang di selokan pada hari kelulusannya hanya karena ia naik mikrolet yang telah berisi kawanan penjahat. Livia merupakan mahasiswi berprestasi jurusan sastra Cina dari Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat. Livia merupakan anak tunggal dari seorang ibu yang sudah menjadi janda. Ibu Livia telah bercerai dari ayah Livia. Jenazah Livia dikenali berkat kalung berliontin Dewi Kwan Im yang masih melekat. Beberapa hari setelah ditemukan, bibi Livia bermimpi didatangi oleh Livia yang meminta kalung tersebut dan sehelai kain merah. Keluarga Livia menggenapi permintaan tersebut dengan cara membakarnya. Jenazah Livia dilantunkan doa-doa khusus, hal ini bertujuan agar tidak ada dendam dari mendiang maupun keluarga. Ketika sang ibu memberikan kesaksian di persidangan, para pelaku yang diharuskan mendengar pun ikut menitikkan air mata. Tuhan selalu mengangkat manusia yang direndahkan oleh manusia lain.
Mendiang Livia Pavita Soelistio - Mardiana : 45 Tahun. Tak ingin diajak rujuk, nyawa Mardiana hilang di tangan mantan suaminya yang bernama Abdus Salam (42). Pelaku ditangkap di Sampang, Madura hanya delapan jam setelah Mardiana ditemukan tewas di kamar kos jalan Petemon Barat, Surabaya pada 30 Januari 2020.
- Maria Bernadette Elen Sutjiadi : 22 Tahun. Wanita yang akrab dipanggil Elen ini ditemukan tewas di tangga darurat lantai 6-7 dengan beberapa luka tusukan di Mal Pacific Place, Jakarta. Sebelum kejadian, Ellen diketahui pergi seorang diri untuk melamar pekerjaan baru. Insiden tersebut terjadi pada Maret 2009 lalu. Pelaku adalah petugas keamanan mal tersebut. Petugas yang seharusnya menjaga keamanan justru membuat pengunjung tidak merasakan aman. Semasa hidup, Ellen pernah bekerja sampingan sebagai model di sebuah iklan kosmetik. Ia juga berstatus sebagai karyawati sebuah perusahaan farmasi hingga akhir hayatnya. Banyak yang menduga bahwa kematian Elen bukanlah sekedar dibunuh oleh satpam, namun ada otak di belakangnya yang terkait dengan cinta segitiga. Namun tersangka bersikeras bahwa ia adalah satu-satunya pelaku yang didalangi oleh motif hendak merampok. Secara kebetulan tersangka yang bernama Mulyadi ini melihat Elen berjalan di dalam mal dan mengira bahwa Elen adalah gadis kaya-raya.
Mendiang Maria Bernadette Ellen Sutjiadi - Maria Regina : 23 Tahun. Maria yang ketika kejadian baru menikah dan melahirkan anak ini tewas di dalam rumahnya di sebuah perumahan di kawasan Gresik, Jawa Timur. Ia juga telah diperkosa. Penyebab meninggal adalah kekurangan oksigen sebab mulut dan hidung Regina ditutup lakban oleh si pelaku. Sementara sang bayi ditemukan selamat di lantai dalam kondisi menangis. Kejadian ini sekitar tahun 2001 lalu.. Saat kejadian, sang suami sedang bekerja. Melalui sebuah koran ternama di Surabaya, ayah Regina menulis singkat tentang peristiwa yang dialami Regina dan bagaimana penanganan pihak berwajib. Ia juga menyayangkan mengapa Regina dan suami tidak memilih menetap di Jakarta, kota kelahiran Regina.
- Marsinah : 24 Tahun. Buruh sebuah pabrik di Porong, Jawa Timur ini menjadi penggerak sesama buruh untuk berunjuk rasa menuntut hak mereka. Salah satu dari 12 tuntutan mereka adalah kenaikan upah pokok. Saat unjuk rasa berlangsung, praktis para buruh mogok kerja. Namun pengorbanannya harus dibayar mahal. Setelah diculik selama tiga hari, Marsinah ditemukan tewas dalam kondisi sangat menyedihkan sebab ia disiksa secara keji hingga menemui ajalnya pada 8 Mei 1993. Dari hasil penyelidikan polisi dan kemudian persidangan, diketahui bahwa pembunuhan Marsinah melibatkan banyak orang yang terutama berhubungan dengan pabrik.
- Melani : 22 Tahun. Melani merupakan mahasiswi Universitas Surabaya/Ubaya jurusan akuntansi angkatan 1996. Tak banyak informasi yang diketahui tentang pribadi Melani dan keluarganya. Terlebih lagi kasus Melani terjadi sekitar tahun 2001, masa di mana media sosial belum marak. Jelasnya, Melani tewas dibunuh di salah satu kamar hotel Mercure, Surabaya. Pelaku adalah oknum pendeta. Diduga akibat Melani menuntut pertanggungjawaban sebab ia sudah hamil.
- Melinda Zidomi . Semasa hidup, Melinda adalah calon pendeta muda asal Nias. Wajahnya manis dan memiliki rambut panjang. Saat dihadang, Melinda diketahui sedang membonceng Nita, anak perempuan berusia 11 tahun. Melinda diseret kemudian tubuh dan kemaluannya digerayangi oleh dua orang pelaku pria. Mereka dalah Hendri dan Nang. Melinda sempat meminta agar dirinya tak diperkosa dan menyebut bahwa ia sedang menstruasi. Dengan dalih takut ketahuan, mereka mencekik Melinda hingga tewas. Jasad Melinda kemudian dibuang di dalam hutan . Saat ditangkap, kedua pelaku tak menyerah. Polisi Ogan Komering Ilir terpaksa melumpuhkan keduanya dengan cara menembak kedua kaki. Dari pengakuan, kedua pelaku sempat berpura-pura membantu mencari keberadaan korban yang dikabarkan tak pulang hingga larut malam.
- Murniati : 23 Tahun. Mahasiswi Universitas Muhamadyah Jakarta Murniati tewas di tangan kakak kandung sendiri. Sungguh ironis!Ia tewas di dalam rumah pada 10 Januari 2017. Menurut keterangan tetangga, mereka mendengar Murniati dan kakak lelakinya bertengkar namun para tetangga tidak ingin ikut campur urusan keluarga. Mereka tak menyangka bahwa sang kakak akan tega menghabisi nyawa sang adik karena urusan warisan rumah. Sang kakak ingin rumah yang ditempati Murniati segera dijual dan hasil penjualan dibagi. Namun Murniati diduga menolak sebab ia tak memiliki tempat tinggal lain.
- Narti Dwi Yanti : 19 Tahun. Narti ditemukan tewas pada Maret 2022 di Tegal, Jawa Tengah. Ia diketahui sedang berbadan dua. Sang kekasih yang bernama Aji Setiawan, 29 tahun, menolak untuk bertanggung jawab sehingga Narti dihabisi. Begitu mudahkah manusia melampiaskan nafsu dan menjadi pembunuh?
- Putri Dewi Atika : 18 Tahun. Putri pasangan Gunawan dan Nuslahat asal Sidoarjo ini semula dilaporkan hilang pada 30 Januari 2020. Pada hari itu sepulang kerja, ia disebut akan memasang behel di Buduran dengan mengendarai sepeda motor. Namun malamnya ia tidak pulang. Ada laporan bahwa sepeda motor milik Putri dibawa seseorang di Probolinggo. Dari hasil pemeriksaan lanjut terhadap pembawa motor, ia mengaku merampas motor serta handphonenya dan menceburkan Putri ke sungai dekat kejadian. Putri tewas.
- Regina Wanda Hamdani : 35 Tahun. Wanda merupakan seorang dokter yang masih melajang. Ia dan pembantu wanitanya ditemukan tewas di dalam rumah milik Wanda di jalan Jawa, Surabaya pada tahun 2002 lalu. Mobil sang dokter yang kala kejadian raib, belakangan ditemukan di terminal Bungurasih, Sidoarjo. Konon Wanda bukanlah target pembunuhan yang belakangan diketahui dilakukan oleh bekas sopir Wanda. Target pembunuhan sejatinya adalah sang pembantu. Diduga bekas sopir menjalin hubungan kasih dengan si pembantu. Bekas sopir tersebut ternyata memiliki kunci serep rumah Wanda yang ditinggali hanya berdua bersama sang pembantu.
- Rika Damayanti : 32 Tahun. Rika ditemukan tewas bersimbah darah oleh sang suami di dalam toko mereka yang menjual karpet yaitu Murah Jaya Makmur di Jatinegara, Jakarta Timur. Tak hanya Rika, ternyata putra semata wayang mereka bernama Benyamin Nathaniel juga menjadi korban tewas. Suami Rika kala kejadian sedang pergi keluar toko untuk membeli makanan. Kondisi Rika sedang hamil 4 bulan. Pelaku berjumlah 2 orang pria merupakan warga Lampung yang juga penghuni kos milik ayah korban. Kedua pelaku adalah kakak beradik yang disebut kerap berbuat ulah di kos. Bahkan salah satunya disebut menyimpan senjata tajam di tempat tidur.
- Rika Karina : 21 Tahun. Sekilas wajah Rika seperti gadis belasan tahun. Wajah orientalnya imut terlebih berdandan layaknya ABG. Wanita bernama lain Huang Lisya ini adalah tionghoa Islam kelahiran Medan, Sumatra Utara. Setelah dibunuh, jasad Rika dibungkus dalam kardus dan diletakkan di atas motor bagian belakang. Parahnya, motor itu ditinggal begitu saja di samping gereja. Polisi pada akhirnya berhasil meringkus pelaku yang hampir kabur. Akibatnya pria bernama Hendrik itu menerima hadiah timah panas. Alasan Hendrik dirasa kurang masuk akal. Ia menyebut telah membayar Rika Rp 4,2 juta untuk pemesanan kosmetik namun barang tak kunjung datang.
- Rosalia Cici Maretini Siahaan : 21 Tahun. Semasa hidup, Rosalia adalah mahasiswi. Jasadnya ditemukan setengah telanjang dan bersimbah darah di kamar mandi Gereja Sidang Rohul Kudus, Deli Serdang, Sumatra Utara pada 31 Mei 2018. Di tubuh Rosalia terdapat sperma. Diduga kuat Rosalia diperkosa terlebih dahulu sebelum dihabisi. Sangat ironis bahwa pelaku pembunuhan ternyata adalah ayah angkatnya sendiri bernama Henderson Sembiring. Bahkan pelaku merupakan pendeta di gereja tersebut dan berstatus suami dengan 2 orang anak. Pelaku mengaku cemburu saat mengetahui korban memiliki pacar.
- Sandriani : 23 Tahun. Sandriani adalah warga Batam yang juga seorang mahasiswa jurusan akuntansi semester 8 di Universitas Internasional Batam. Sebelum ditemukan tewas, Sandriani disebut telah hilang selama 3 hari. Ia diduga dihabisi oleh 5 orang. Fakta mengerikan yang diperoleh dari autopsi jenazah adalah kemaluan dan anus Sandriani dalam kondisi rusak. Juga ditemukan luka tusukan pada paha dan dada wanita yang akrab disapa Lee Cia Li ini. Diduga Sandriani mengalami siksaan sangat berat sebelum ia menghembuskan nafas terakhir. Jenazah Sandriani ditemukan dalam kondisi setengah telanjang serta kaki tangan terikat.
- Santi Devi Malau : 26 Tahun. Santi adalah wanita cantik berhijab yang bekerja sebagai karyawan bank Mandiri Syariah. Jasadnya ditemukan di dalam kamar mandi kos di Tapanuli Tengah, Sumatra Utara pada 14 Juni 2019 jam 9 pagi. Adalah rekan kerja korban yang pertama mendobrak pintu kamar. Sebelum itu sang rekan merasa heran mengetahui Santi tak masuk kerja tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Hasil visum menyebut terdapat bekas cekikan pada leher, bekas cakaran pada wajah serta bekas ikatan tali pada pergelangan tangan korban. Seorang saksi menyebut bahwa dini hari terdengar suara keributan dari arah kamar Santi, diduga ia sedang berkelahi dengan seorang pria.
- Setsuko Iwata : 67 Tahun. Setsuko memang dari Jepang, namun ia telah menjadi WNI. Mendiang suaminya adalah pria Bali dan dari pernikahan tersebut, Setsuko dikaruniai seorang putri. Sang putri telah menikah dan tinggal di Solo. Setsuko ditemukan dengan kondisi kedua kaki dan tangan terikat pada 4 Juni 2012. Wajahnya penuh dengan luka lebam. Kejamnya, tubuh Setsuko digantung terbalik di shower kamar mandi rumahnya di Pulogadung, Jakarta Timur. Sehari-hari, Setsuko bekerja paruh waktu di Kedutaan Besar Jepang. Pelaku adalah Toni Hidayat yang bekerja sebagai kuli bangunan. Toni bersama rekan kerja lain memang sedang merenovasi rumah korban. Namun pada hari kejadian, Toni dan pekerja lain sedang libur. Tak ada yang tahu ternyata Toni diam-diam datang untuk merampok dan menghabisi nyawa. Sebelum kabur, Toni mengunci rumah Setsuko dari dalam.
- Sisca/Franceisca Yovie : 30 Tahun. Wanita cantik ini belum sempat menikah semasa hidupnya. Ia bekerja sebagai manajer di Bandung . Sisca adalah anak bungsu dari 5 saudara yang telah menjadi yatim piatu. Ayah Sisca meninggal pada bulan April 2008 sedangkan ibunya meninggal hanya berselang 4 bulan sebelum kematian Sisca. Kematian Sisca termasuk sangat sadis sebab ia sempat terseret sepeda motor hingga sejauh 500 meter. Bagian dada berikut payudara Sisca konon mengelupas seperti daging diparut. Dahi Sisca terdapat luka bacok sekitar 8 cm. Saat ditemukan warga, Sisca masih dalam kondisi sekarat. Ia hanya dapat mengerang dan memegang liontin salib yang ia kenakan. Karena polisi dan ambulan baru datang 2 jam kemudian, nyawa Sisca tak lagi tertolong.
Mendiang Sisca Yovie - Tari Arizona Kadangkala kejahatan datang bukan karena niat namun karena adanya kesempatan. Mungkin inilah yang terjadi pada pegawai pengadilan tinggi Pontianak, Kalimantan Barat ini. Pada 11 Maret 2015 silam Tari menitipkan sepeda motornya pada usaha pencucian untuk dicuci. Tari pun pulang ke rumah dengan harapan karyawan membawa motornya ke rumah seusai dicuci. Sedianya Tari hendak kembali bekerja. Memang motor itu diantar ke rumah namun karyawan yang diutus bernama Rudi itu justru lebih tertarik dengan kondisi rumah yang sepi dan tak terkunci. Rudi pun nekad masuk tanpa ijin. Di dalam, ia kedapatan oleh Tari yang tentu saja terkejut dan berteriak. Takut ketahuan, Rudi pun menghantam janda satu anak itu berkali-kali hingga tewas.
- Tasri : 49 Tahun. ART Tasri yang bekerja di rumah jalan Puncak Permai ini memergoki perampokan. Perampok bernama Vian Ahmad Fauzi (19) kemudian tega menghabisi nyawa Tasri karena khawatir berteriak. Wajah pelaku sempat terekam kamera CCTV , sidik jarinya ditemukan di gelas yang digunakan untuk minum dan jejak sepatunya bekas menginjak darah. Ia ditangkap di kosnya. Pemuda ini ternyata hanya pengangguran.
- Tien Kartini : 67 Tahun. Nyawa wanita sepuh pemilik panti pijat di Waru ini hilang di tangan sepasang suami istri yang ngekost di rumahnya. Pasutri bernama Sainudin dan Hesty beralasan ingin pulang kampung ke Balikpapan namun tak ada biaya. Pasangan penjahat ini menyelinap ke kamar korban pada 23 Juli 2020. Sainudin mendekap wajah Tien dengan selimut hingga meronta dan menusuk dengan gunting yang diambil oleh Hesty. Setelahnya, kedua pelaku menguras isi ATM dan mengambil perhiasan emas. Uang rampokan berkisar Rp 60 juta itu dibuat hura-hura di Bali. Beruntung polisi berhasil menangkap mereka.
- Vera Oktaria. Semasa muda, wanita asal Palembang ini bekerja sebagai kasir Indomaret. Tubuh Vera ditemukan dalam kondisi termutilasi di penginapan Sahabat Mulya, Musi Banyuasin, Sumatra Selatan pada 10 Mei 2019. Potongan tubuh Vera dimasukkan ke dalam kasur yang telah dirobek. Setelah diautopsi, jasad Vera kemudian dimakamkan di TPU Telaga Swidak. Pelaku yang bernama Prada Deri Pratama baru bisa ditangkap pada 13 Juni 2019 di Serang, Banten, Jawa Barat. Motif pelaku membunuh adalah kesal didesak untuk menikahi korban. Meski awalnya pelaku mengaku telah berhubungan seks sebelum membunuh, namun hasil autopsi menyebut tidak ada hal tersebut pada kemaluan korban.
- Wayan Mirna Salihin : 27 Tahun. Ketika dunia baru saja menyambut tahun baru 2016, Indonesia dikejutkan dengan berita kematian seorang wanita muda nan cantik jelita bernama panggilan Mirna. Mirna tewas setelah menenggak kopi di sebuah kafe di dalam mall di Jakarta pada tanggal 6 Januari 2016. Ironinya, Mirna baru saja melangsungkan pernikahan pada 28 Desember 2015 lalu di Bali. Diketahui, Mirna juga baru saja mendapatkan warisan usaha dari sang ayah. Tak hanya itu, Mirna juga mendapatkan sebuah mobil sport dari sang ayah, Edi Dermawan Salihin. Mirna datang ke mall tersebut setelah diajak oleh teman lama bernama Jessica Kumala Wongso. Mirna diantarkan oleh sang suami namun sang suami tidak ikut bersama reuni tersebut. Bersama Mirna, datang juga rekan lain bernama Hani. Seharusnya datang seorang rekan lain, namun ia disebut akan datang terlambat. Keempatnya diketahui pernah menimba ilmu di Universitas di Australia. Diduga kopi vietnam yang sempat disedot Mirna mengandung racun mematikan yaitu sianida. Setelah proses persidangan, pada Oktober 2016 Jessica didakwa terbukti membunuh dan dihukum penjara 20 tahun.
Mendiang Wayan Mirna Salihin - Yulia : 42 Tahun. Berani mengambil hutang, berani pula membunuh karena ditagih. Itu yang dilakukan pria 30 tahun bernama Eko Prasetyo.Yulia merupakan pengusaha rumah makan yang disebut memiliki kerjasama bisnis dengan Eko di bidang ternak ayam. Kerjasama ini diakui oleh bapak mertua Eko. Bahkan ia pernah melihat Yulia datang ke rumah. Tak dinyana Eko hutang Rp 100 juta lebih kepada Yulia. Karena ditagih, Eko menghantam kepala Yulia hingga tewas di kandang ayam. Untuk menghilangkan jejak, jasad Yulia dimasukkan di dalam mobil dan kemudian dibakar. Jasad itu ditemukan di Bendosari, Sukoharjo pada 20 Oktober 2020 malam. Eko ditangkap keesokan harinya.
- Yenny Ho : 21 Tahun. Mahasiswa Bina Nusantara Jakarta Barat ini tewas di kamar kosnya dalam kondisi setengah telanjang dengan luka tusukan di leher. Korban ditemukan oleh tante Yenny yang sedianya hendak menjemput. Kediaman Yenny memang berada di Jakarta, namun jauh dari kampus sehingga ia memilih untuk tinggal di kos. Pelaku diduga penjaga kos yang tiba-tiba menghilang setelah kejadian. Kejadian ini berlangsung pada bulan September 2005 lalu. Yenny merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara dan satu-satunya anak perempuan. Mulyadi,Kakak kedua Yenny Ho menyebut mereka kecolongan sebab mereka sudah berhati-hati dengan memilih kos khusus wanita yang dianggap aman. Sang ibu sangat menangisi kepergian putrinya. Setiap saat, keluarga harus mendengarkan doa-doa parita (doa agama Buddha) ke telinga Meilani sang ibu agar tidak begitu terpuruk. Seminggu sebelum meninggal, Yenny minta dibelikan sepasang sandal hitam ke tantenya. Mengetahui bahwa Yenny tidak suka warna hitam, sang ibu menegur kenapa tidak memilih warna merah muda. Namun Yenny kala itu hanya diam.
Mendiang Yenny Ho. |
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.