- Adi Bahtiar Rivai: Mengapa kasus pembunuhan terhadap sopir taksi online terulang terus? Bermula dari penjahat yang menyaru sebagai penumpang, Adi menjadi sasaran. Penjahat bernama Irham ini tampaknya sudah merencanakan aksinya sebab ia membuat akun palsu dengan memberi informasi samaran. Pada 30 April 2020 di jalan Gurame, Pulo Gadung, Jakarta Timur, saksi melihat Adi dikeluarkan dari mobil Honda Brio dalam kondisi bersimbah darah. Mobil itu kemudian dibawa pergi. Leher belakang Adi terluka akibat ditikam menggunakan obeng. Saat itu ia masih bernafas. Namun kemudian ia tewas sebelum sempat dibawa ke rumah sakit.
- Adhi Darajat Putra Dikerta : 25 Tahun. Pemuda yang cari uang baik-baik di usia muda adalah hal yang langka. Maka itu harus diapresiasi dan didukung. Namun pikiran itu tidak akan ada pada orang yang berpikiran jahat. Adhi ditemukan tewas berlumuran darah di jalan di Subang, Jawa Barat pada 21 Januari 2020. Pelaku bernama Gunawan (26) menusuk leher Adhi menggunakan sangkur. Mobil Adhi berupa toyota sienta dibawa kabur oleh pelaku. Beruntung polisi berhasil menemukan mobil itu berkat bantuan warga.
- Ahsanul Fauzi : . Polisi harus benar-benar bertindak mencegah kejahatan terhadap sopir taksi online agar tidak terus terulang. Apalagi alasan para pelaku terkesan sangat remeh. Salah satunya adalah Fadli Pranata (25) ini. Ia beralasan membunuh karena membutuhkan uang untuk memperbaiki laptop. Fadli menusuk leher Ahsanul dengan silet yang telah ia bawa. Ahsanul tewas saat masih duduk di kursi sopir. Mesin mobilnya masih menyala.
- Alex : 22 Tahun. Pria muda berkacamata yang akrab disapa Suharto ini merupakan sopir taksi online. Sebelum ditemukan tewas, rekan-rekan Alex sudah menyadari keberadaannya yang hilang. Pada 30 Juli 2018, Alex mengantar 3 penumpang pria dari stasiun Cakung menuju ke pasar Cakung, Jakarta. Seorang pria memesan taksi Alex untuk ketiganya. Di tengah perjalanan, ketiga pria tersebut meminta Alex untuk mengantar ke Sumedang, Jawa Barat. Mereka juga meminta agar Alex mematikan aplikasi taksi onlinenya. Meski hal ini tak wajar, namun sayangnya disanggupi oleh Alex. Sesampai di Subang, ketiganya tak memiliki tujuan yang jelas meski sempat berhenti untuk membeli permen dan rokok. Setelah berkeliling tanpa tujuan, mereka minta diantar ke Cikampek. Di tengah tol, Alex diminta meminggirkan mobilnya. Saat itulah Alex dianiaya hingga tewas dan jasadnya dibuang di perhutani di Sumedang.
- Arie Iskandar : 27 Tahun. Keluar rumah untuk mencari nafkah sebagai sopir travel, namun Arie tidak pernah pulang lagi ke rumah dalam kondisi sehat. Jasadnya ditemukan di kebun karet, Lembak, Palembang pada September 2016. Saat ditemukan, polisi tidak dapat menemukan identitas apapun. Dari keluarga Arie, polisi mendapati bahwa mobil Arie hilang dibawa kabur pelaku. Setelah divisum, ditemukan 10 luka tusukan di tubuh Arie.
- Arif Sulistiyanto. Nyawa Arif hilang di tangan mantan istri. Ini terjadi pada 25 November 2021 di Semarang. Sebelum tewas, Arif diketahui sempat cekcok dengan si mantan istri. Mantan istri Arif pun menyerahkan diri ke polisi.
- Bagus Prasetyo Lazuardi. Bagus merupakan mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya, Malang yang juga sedang memiliki seorang kekasih. Impian Bagus menjadi seorang dokter justru harus pupus di tangan ayah tiri kekasih Bagus. Awalnya pelaku mengimingi oleh-oleh, dan mengajak Bagus berputar kota untuk mencari tempat nongkrong, namun saat itu banyak yang tutup. Bagus menghembuskan nafas terakhir akibat dibekap dengan tas plastik sehingga ia kehabisan oksigen. Setelah tewas, pelaku merampas barang-barang milik Bagus. Jasad Bagus baru ditemukan empat hari setelah tewas. Ia dimakamkan di Tulungagung.
- Budi Hartanto : 28 Tahun. Semasa hidup, Budi memiliki postur tubuh tinggi gagah. Ia bekerja sebagai guru honorer di Kediri. Namun tak menyangka bahwa akhir hidupnya tragis. Jasadnya dimasukkan ke dalam koper tanpa kepala. Koper hitam itu dibuang di bawah jembatan desa Karang Gondang, Blitar pada 3 April 2019. Pelaku berjumlah tiga orang. Mirisnya, dua pelaku merupakan teman korban sejak kecil sebab mereka pernah bertetangga. Selain itu, ditemukan fakta bahwa salah satu pelaku bernama Aziz adalah kekasih Budi. Aziz kurang dikenal oleh warga setempat sebab ia baru menetap dan berjualan nasi goreng kurang dari dua minggu di Kediri sebelum diciduk polisi. Sebelum meregang nyawa, Budi disiksa terlebih dahulu. Potongan kepala Budi kemudian ditemukan di sungai Kras, Kediri atas petunjuk pelaku.
- Budi Hartono Tamadjaja : 45 Tahun. Budi adalah pengusaha keramik berusia 45 tahun warga Galaxy Bumi Permai Surabaya yang ditemukan tak bernyawa di jurang Watuondo, Pacet, Jawa Timur pada 25 Desember 2014. Budi ternyata dibunuh oleh rekan bisnisnya yang merupakan pasangan suami istri sebab dinilai kasar setiap kali menagih hutang. Untuk mengeksekusi Budi, pasutri yang memiliki usaha di jalan Penghela Surabaya tersebut melibatkan oknum TNI. Sebelum melancarkan aksi jahatnya, mereka sudah menunggu di depan rumah Budi secara diam-diam. Begitu mengetahui Budi keluar dengan mobilnya, mereka menguntit menggunakan mobil avanza. Saat melewati jalan Tanjungsari, mereka menghentikan mobil Budi dan memaksanya turun. Sempat terjadi perkelahian sebab Budi melawan namun ia tak berdaya karena dikeroyok. Warga yang berusaha melerai terpaksa mundur setelah ditakuti oleh oknum TNI tersebut. Budi dibawa ke rumah jalan Penghela dan disekap di lantai 4. Setelahnya, Budi dianiaya dan dipaksa menunjukkan pin kartu ATM miliknya untuk dikuras. Kemudian Budi dibunuh. Setelah membuang mayat korban, pelaku membawa lari mobil korban dan menguras ATM milik korban. Mobil putih tersebut kemudian ditemukan di bandara Juanda, Surabaya. Pasangan suami istri yang tampak religius tersebut ditangkap di bandara internasional Denpasar saat hendak kabur ke Australia. Istri mendiang Budi yang bernama Veragustini mengatakan bahwa pasutri tersebut memang sudah lama hanya memberi janji ketika ditagih dan ia berharap agar pelaku diganjar hukuman mati.
- Budiharto Angsono : 60 Tahun. Budi yang merupakan Boss PT Asaba ini tak tewas seorang diri, pengawal pribadinya juga ikut tewas ditembak. Keduanya tergeletak di depan gedung olah raga Krida Sasana, Pluit, Jakarta Utara pada tanggal 19 Juli 2003. Ternyata otak pembunuhan adalah mantan menantu Budi bernama Gunawan. Gunawan sempat menjadi buronan selama beberapa tahun. Ia diketahui memiliki beberapa KTP asli dengan nama-nama yang berbeda. Gunawan juga kerap berpindah kediaman. Saat dibekuk, ia berada di kamar kost. Semula polisi sempat ragu untuk menangkap sebab wajah Gunawan sangat berbeda dengan foto yang ditunjukan. Namun mantan istri menyebut bahwa Gunawan memiliki ciri khas tahi lalat besar di pantat dan petunjuk itulah yang menjadi kunci polisi. Ternyata selama buron, Gunawan sempat melakukan operasi plastik pada wajah! Gunawan menyebut bahwa mertua wanita sangat baik padanya namun berbeda dengan mertua pria. Ia menyayangkan perceraian dengan sang istri yang dianggapnya juga sangat menyayanginya. Sementara keluarga mantan istri menganggap bahwa Gunawan menikah diduga hanya untuk mengincar bisnis sang mertua. Gunawan dijatuhi hukuman mati dan kini mendekam di Lapas Nusakambangan.
- Christopher Melky Tanujaya : 16 Tahun. Christopher merupakan siswa Institut Santo Joseph, Singapura yang sarat prestasi, ia merupakan juara olimpiade matematika. Ia juga mahir bermain piano. Beberapa jam sebelum ia tewas, Christopher diketahui sedang bermain futsal bersama teman-temannya. Selepas itu, mereka menuju ke mall Puri Indah, Jakarta untuk makan bersama dan dilanjutkan dengan jalan-jalan keliling mall. Kemudian mereka pulang. Seorang teman menawarkan untuk mengantar Christopher namun ditolak. Ia ingin pulang dengan busway seorang diri. Jam 9 malam, teman-teman tersebut dikejutkan oleh berita tewasnya Christopher. Menurut seorang saksi mata penjaga sekolah yang dekat dengan lokasi rumah Christopher, ia dikeroyok oleh beberapa orang tak dikenal dan kemudian lari menghilang. Sementara Christopher ikut lari meminta tolong dalam kondisi sudah bersimbah darah. Ia dilarikan di RS Atma Jaya namun menolak ditandu. Setelah menunggu setengah jam di UGD, Christopher dinyatakan tewas. Hasil visum menyebut bahwa ia mengalami luka tusuk di leher cukup parah hingga menembus tenggorokan. Akhirnya polisi berhasil membekuk salah satu pengeroyok yang mengaku penusuk korban, ia bernama Adul. Di depan kedua orang tua dan para tetangga, Adul mengakui sekali lagi perbuatannya.
- Davidson Tantono : 31 Tahun. Pria kelahiran Surabaya ini ditembak mati di kepala oleh perampok yang merampas uang tunai 300 juta miliknya pada Juni 2017. Uang tersebut sedianya untuk membayar THR karyawan. Sebelumnya David sudah dibuntuti sejak dari dalam bank. Ban mobilnya kempes sehingga ia memasukkan mobilnya ke sebuah SPBU di Raya Daan Mogot untuk memperbaiki. Ia tak tahu bahwa ban mobil itu ditusuk oleh pelaku. Ketika sedang memperbaiki, pelaku beraksi. Sempat terjadi tarik-menarik tas yang berisi uang tunai tersebut dan David pun sempat berteriak meminta tolong. David meninggalkan seorang istri yang baru dinikahi kurang dari tiga tahun serta dua orang anak yang masih bayi.
- Denny Ariessandi : 37 Tahun. Denny adalah sopir taksi online yang beroperasi di Surabaya. Ia menjadi korban pembunuhan 2 pelaku yang berpura-pura menjadi penumpang. Salah satu pelaku adalah oknum TNI sementara pelaku satu lagi berprofesi sebagai tukang sol sepatu di Kediri. Motif pelaku adalah ingin menguasai mobil korban. Denny ditusuk sebanyak 46 kali hingga tewas dan mayatnya dibuang di kenjeran. Pekerjaan utama almarhum adalah manajer di perusahaan pengiriman barang namun sang istri mengungkap bahwa Denny akan segera melepas pekerjaan itu demi menjadi sopir taksi online full time. Denny meninggalkan seorang istri dan seorang putri yang masih kecil.
- Dodi Triono : 59 Tahun. Seorang arsitek sukses Dodi disekap oleh perampok di kamar kecil sempit hingga tewas. Tragedi ini menggemparkan Indonesia di penghujung tahun 2016. Dodi tak disekap seorang diri sebab sopir, pembantu pria, tiga putri Dodi, seorang putri teman anak Dodi dan empat pembantu wanita juga ikut disekap. Setelah 18 jam kekurangan oksigen, mereka berhasil dikeluarkan. Sayang nyawa Dodi, putri pertama, putri ketiga, teman putri Dodi, pembantu pria dan sopir Dodi tak dapat diselamatkan. Ketika meninggal, Dodi adalah berstatus suami dari seorang wanita muda yang sedang hamil 7 bulan. Dua pernikahan Dodi sebelumnya berakhir dengan perceraian. Putri Dodi satu-satunya yang selamat adalah Zanette yang menderita tuna rungu.
- Edi Candra Purnama/Pupung Sadili. Tak hanya Edi seorang diri, putra Edi dari istri pertama yang bernama Dana juga ikut menjadi korban pembunuhan yang didalangi oleh istri kedua Edi. Adalah Aulia Kesuma yang menyewa eksekutor. Mayat mereka kemudian dibakar di dalam mobil dan sempat menjadi tontonan warga pada Agustus 2019. Pelaku ingin memberi kesan seolah Edi dan Dana menjadi korban kebakaran mobil. Alasan Aulia menghabisi nyawa keduanya bermula dari hutang yang mencapai 10 miliar Rupiah sehingga ia merasa tertekan sementara ia beralasan bahwa Edi tidak membantu melunasi. Aulia juga menyebut bahwa Dana adalah pengguna narkoba yang pernah ditangkap oleh polisi tiga kali dan sempat menjalani rehabilitasi di BNN. Edi dan Aulia memiliki seorang putri yang masih berusia 4 tahun.
- Edwar Limba : 33 Tahun. Jenazah Edwar ditemukan tak bernyawa dengan tubuh penuh luka di Sumbawa Banyuasin, Sumatra Selatan. Kala ditemukan, kepala Edwar masih mengeluarkan darah dan lehernya terdapat lilitan kawat yang diduga untuk menjerat. Sementara mobil korban ditemukan di Palembang penuh dengan bercak darah. Pelaku berjumlah 2 orang dan berpura-pura menjadi penumpang. Ya, Edwar adalah sopir taksi online. Kedua pelaku dihadiahi timah panas di bagian kaki. Edwar meninggalkan seorang istri dan 2 orang anak yang masih kecil.
- Edward Silaban. Yang diberi hutang lebih galak daripada si pemberi. Itu benar adanya. Edward bukan Debt Collector, namun ia meminjamkan uang Rp 70 juta kepada rekannya yang membuka usaha kedai ramen. Kedai itu tak jauh dari kediamannya di Bandung. Setelah menagih, tiba-tiba Edward menghilang dan keluarga melaporkan pada 27 Januari 2020. Seminggu kemudian, warga Bandung Barat melapor adanya bau busuk berasal dari dalam jurang. Ternyata bau itu berasal dari jasad Edward yang dibuang di dalam jurang sedalam 20 meter. Polisi membekuk lima orang tersangka yang diduga menyekap Edward di dalam kedai sebelum dibunuh. Sebelum nyawa Edward melayang, ia sempat ditenggelamkan di bak air dan kemudian digorok menggunakan pisau. Bukannnya membayar dan berterima kasih, malah menghabisi nyawa orang yang berjasa.
- Grady Adam : 30 Tahun. Pria ini masih terbilang cucu keponakan jauh artis Rima Melati. Pada Januari 2008, Rima menerima SMS misterius dari handphone Grady yang menyebut bahwa sang cucu sudah tewas kecelakaan. Rima kaget dan merasa bahwa gurauan itu sudah keterlaluan. Ibunda Grady menyebut bahwa sebelum diketahui menjadi korban pembunuhan, Grady sudah tidak pulang selama setahun. Yap, Grady merupakan satu dari 11 korban pembunuhan yang dilakukan oleh pembunuh berantai bernama Very Idam Henyansyah. Jasad Grady ditemukan di dalam sebuah lubang di belakang rumah milik orang tua Very di Jombang. Selain jasad Grady yang tinggal kerangka, ditemukan juga jasad dua pria lain yaitu Vincentius Yudi Priyono (30) dan Ariel Somba Sitanggang (34). Di lubang-lubang lain ditemukan Guruh Setyo Pramono (27), Agustinus Fitri Setiawan (28), Muhammad Aksoni (29), Zainal Abidin (21), Muhammad Asrori dan seorang ibu beserta putrinya yang masih balita. Penemuan para korban ini diawali oleh penemuan Heri Santoso dalam kondisi termutilasi di dekat kebun binatang Ragunan, Jakarta pada 12 Juli 2008.
- Hendra Anggono : 37 Tahun. Jasad Hendra yang memiliki tato wajah joker ditemukan di lahan kosong di Cengkareng, Jakarta Barat pada 26 Desember 2022. Diketahui fakta bahwa Hendra sudah tidak pulang ke rumah selama dua bulan lamanya. Tiga pelaku adalah pria muda yang kesal lantaran tidak kunjung diajak mengamen. Hanya persoalan remeh lantas membunuh? Sungguh tidak berperikemanusiaan.
- Henri Goh : 28 Tahun. Pengusaha jual beli mobil ini baru saja menikah pada 12 Oktober 2019. Kebahagiaan Henri bertambah saat istri hamil pada bulan Januari 2020. Pada 15 Mei 2020 jam 7 pagi, Henri mengantar istrinya bekerja. Setelah itu Henri hendak ke bengkel cat untuk mengecat mobil daihatsu xenia yang hendak dijual. Beberapa jam kemudian, Henri sempat menelepon sang istri sebelum ia menghilang. Esok hari, Henri ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Leher, kaki dan tangannya terikat. Kepala Henri dihantam dari belakang. Mobilnya hilang. Diduga ia dirampok kemudian dihabisi. Dalam waktu 24 jam, polisi berhasil membekuk pelaku yang bernama April Harahap. Namun otak pelaku yang bernama Arman Pohan masih diburu. Mobil mereka berhasil ditemukan sebab telah dijual dengan harga Rp 59 juta.
- Herdi /Lim Tjuan Tek : 45 Tahun. Pengusaha solar yang bertempat di Pejagalan, Jakarta Utara ini ditembak mati oleh empat orang pelaku yang disewa oleh pelaku utama bernama Alex. Alex beralasan sebelumnya ia telah memperingati Herdi untuk tidak menjalankan bisnis solar sebab Alex telah menekuni terlebih dahulu. Namun jawaban Herdi tak memuaskan Alex sehingga ia merancang aksi pembunuhan. Menurut saksi mata, korban yang lahir pada 5 April 1973 ini telah diintai terlebih dahulu oleh pelaku. Saksi mata lain menyebut bahwa Herdi ditembak sebanyak dua kali dari jarak dekat.Belakangan diketahui bahwa pemembak adalah Sunandar. Polisi kemudian meringkus empat eksekutor tersebut. Setelah hampir sebulan, Alex berhasil diringkus di atas kapal nelayan. Sedianya Alex hendak melarikan diri ke pulau Wetan, Maluku. Alex dan Sunandar dijatuhi hukuman 20 tahun penjara namun keluarga korban merasa tak puas sebab semasa hidup Herdi adalah tulang punggung keluarga. Herdi meninggalkan ibu kandung, istri dan empat orang putri.
- Hong Gun : 42 Tahun. Hong Gun merupakan pemilik sebuah toko di Kapas Krampung Surabaya. Ia tewas di tangan 4 perampok pada 12 Agustus 2017 malam. Semula perampok mendatangi istri Hong bernama Lili Suryani dan berhasil merampas tas berisi uang tunai Rp 50 juta. Seorang pembantu lari menjauh sementara pembantu yang lain berusaha memukul dengan tangan kosong. Mengetahui hal itu, Hong pun berlari menyergap pelaku yang memegang tas namun ia dibacok bertubi-tubi. Hong terluka di perut, telapak dan tangan sehingga ia langsung terduduk lemas. Jalan di depan toko kala itu sangat ramai namun pengguna jalan hanya melihat tanpa menolong. Meski Hong sempat dibawa ke rumah sakit terdekat, namun ia tak dapat ditolong akibat kehilangan banyak darah. Pelaku berhasil ditangkap.
- Husein Komara : 42 Tahun. Sebelum tewas, Husein bermasalah dengan mantan istri akibat rebutan anak. Husein dan RIG pernah menikah dan dikaruniai seorang putra. Namun setelah bercerai, anak diasuh oleh RIG dan keluarga RIG. Husein yang tak terima kerap meneror mantan istri dan keluarganya. Hingga suatu hari Husein disebut mengancam akan mendatangi orang tua sang mantan istri. Karena merasa tak pernah nyaman, RIG meminta perlindungan pada Agustinus, pria yang dikenalkan oleh ayah RIG. Agustinus mengikuti Husein yang sedang menyetir mobil dan menembak dari jarak dekat dua kali. Husein tak langsung tewas, ia malah mengejar mobil yang dikendarai Agustinus. Namun pengejaran berhenti sebab Husein kolaps dan mobilnya keluar dari jalan sebelum terhenti. Setelah sempat dijadikan tersangka otak pembunuhan, RIG akhirnya bebas tanpa terbukti bersalah.
- Ignatius William Liem : 22 Tahun. William adalah anak bungsu dari 3 bersaudara dan satu-satunya anak lelaki. Ia juga merupakan putra mahkota dari pengusaha panci Bima di Bandung. Willy, panggilan akrab korban, menemui ajal pada usia 22 tahun. Jenazahnya ditemukan oleh seorang pemulung di sebuah tempat sampah di Daan Mogot, Jakarta. Pemulung tersebut melaporkan kepada satpam Indosiar dan kemudian diteruskan ke polisi. Kondisi jenazah ketika itu penuh dengan memar, tanpa busana, kaki terikat lakban dan di dalam karung. Pada akhirnya polisi berhasil membekuk pelaku pembunuhan yang berjumlah empat orang.
- Indra Gunawan : 45 Tahun. Semasa hidup, Indra alias Kuna berprofesi sebagai pengusaha airsoft gun di Medan. Ia tewas di tangan 7 pelaku yang merupakan pembunuh bayaran. Dua pelaku ditembak mati oleh polisi. Keduanya saling membantu untuk menyerang polisi ketika ditangkap.
- Jamaludin : 55 Tahun. Siapa yang mengira bahwa otak pembunuhan hakim Pengadilan Negeri di Medan ini adalah istrinya sendiri yang bernama Zuraida Hanum. Zuraida tak beraksi seorang diri, ia mengajak Jefri Pratama (42) dan Reza Pahlevi (29). Dari persidangan terungkap bahwa Jefri adalah pria idaman lain Zuraida. Alasan Zuraida adalah sakit hati terhadap asisten pribadi sang suami. Jamaludin tewas setelah wajahnya dibekap bantal oleh Jefri. Agar tidak berontak, Reza menimpa perut dan kakinya dipegang oleh Zuraida. Tubuh Jamaludin ditemukan di kebun kelapa sawit, Deli Serdang pada 29 November 2019.
- Jefri Wijaya : 39 Tahun. Pria Medan yang akrab disapa Asiong ini ditemukan tewas tanpa busana di jurang di Taman Hutan Raya kabupaten Karo pada Jumat 18 September 2020. Dari investigasi polisi, ternyata Asiong diculik dan dianaya dikarenakan hutang judi game online sebesar Rp 766 juta. Pelaku berjumlah enam orang, semuanya laki-laki.Asiong hanyalah penjamin Deni yang hutang kepada Edi. Edi kemudian memerintahkan Handi untuk menagih hutang dan urusan lain. Handi melibatkan empat rekan lain. Asiong meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.
- Jeje Suraji : 39 Tahun. Semasa hidup, Jeje merupakan seorang pengacara yang juga memiliki usaha persewaan mobil. Pada 21 Januari 2001 di hotel Rosenda Baturaden, Purwokerto, nyawa Jeje melayang di tangan seorang pria kelahiran Sleman tahun 1978. Pelaku bernama Antonius Rio Alex Bulo menghabisi Jeje dengan menggunakan martil. Motif Rio adalah ingin menguasai mobil korban. Rio merupakan penjahat kambuhan. Ia sudah pernah membunuh tiga pengusaha mobil lain sejak tahun 1997. Bahkan setelah mendekam di Lapas Nusakambangan pun, Rio kembali membunuh tersangka korupsi bernama Iwan Zulkarnaen pada tahun 2005. Rio dihukum mati pada tahun 2008 silam.
- Kamaludin. Pada 6 Juli 2020, pintu bengkel di Bekasi tiba-tiba diketuk. Pengetuk adalah sopir taksi online bernama Kamaludin yang sudah dalam kondisi lemas bersimbah darah. Terdapat luka bacok di leher. Pegawai bengkel kemudian melapor ke polisi dan korban Kamaludin dibawa ke rumah sakit daerah Bekasi. Sayang nyawanya tak tertolong. Komunikasi terakhir kepada keluarga menyebut bahwa ia mengantar penumpang ke Bekasi timur. Mobil daihatsu dan handphone miliknya lenyap dibawa kabur pelaku.
- Lie Yendi Lienardi : 21 Tahun. Yendi yang saat itu baru saja menjabat ketua SEMA/Senat Mahasiswa Universitas Surabaya, sekarat di tangan tiga perampok yang ingin merampas sepeda motor miliknya di depan kampus. Saat dibacok, Yendi sempat terdengar berteriak meminta tolong, namun karena ia berada di kawasan indekos wanita, maka banyak mahasiswi yang tak berani keluar untuk menolong. Apalagi keadaan di jalanan depan kos sangat gelap meski baru jam 8 malam. Ia ditolong oleh beberapa mahasiswa yang mendatangi tempat Yendi tergeletak dan masih bernafas. Beberapa penolong sempat menghentikan mobil-mobil yang lewat namun tak ada satupun yang berani mengangkut Yendi. Pada akhirnya mereka menghentikan sebuah mikrolet dan meminta penumpang agar turun. Dalam perjalanan ke rumah sakit, Yendi terlihat berusaha mengatakan sesuatu namun tak ada kata yang keluar. Ia tewas dalam perjalanan ke rumah sakit Dr Soetomo. Yendi meninggal dunia pada tanggal 6 Mei 1999 di usia 21 tahun dan dimakamkan di pemakaman Sentong Baru Lawang, Jawa Timur. Yendi adalah anak bungsu yang tinggal bersama ibunya di kawasan manyar, Surabaya. Ia sendiri lahir dan sekolah hingga SMP di Balikpapan dan meneruskan SMA di Frateran Surabaya.
- Naek Gonggom Hutagalung : 33 Tahun. Semasa hidup, Naek adalah kontraktor yang menyambi sebagai bintang iklan. Anak keempat dari 5 bersaudara ini tewas dalam kondisi tangan terikat di sebuah cottage di Jakarta Utara pada tahun 2006 lalu. Terdapat luka tusukan di bagian tengkuk. Padahal sang ibu sudah berencana akan berlibur ke Hong Kong bersama Naek namun rencana itu harus pupus. Kasus pembunuhan Naek menyeret nama seorang artis yang kala itu sedang naik daun bernama Lidya Pratiwi. Pelaku pembunuhan adalah paman Lidya bernama Tony Yusuf dan seorang satpam perumahan bernama Ade Sukardi. Sedangkan Lidya dan ibunya Vince Yusuf didakwa sebagai otak pembunuhan. Motif Tony adalah ingin mendapatkan uang untuk membayar penagih pajak yang sudah datang ke rumah dan memaksa dengan ancaman. Oleh karena Naek berasal dari keluarga mampu dan juga sedang dekat dengan Lidya, maka ia pun menjadi umpan. Naek berhasil diajak oleh Lidya melalui pesan singkat. Naek dikenal sangat dekat dengan ibunda, ia pernah melontarkan kalimat :"saya ingin mati muda bu, agar tidak banyak dosa". Keluarga Naek sempat tak mampu lagi mengontrol rasa amarah sehingga kakak korban bernama Johanes memukul Lidya dari belakang sehingga terpaksa dirawat. Lidya didakwa 14 tahun penjara.
- Nasrudin Zulkarnaen : 40 Tahun. Pembunuhan pria kelahiran Ujung Pandang pada tahun 1968 ini menyeret ketua KPK Antasari dan beberapa yang lain ke penjara. Nasrudin ditembak saat sedang perjalanan pulang dari bermain golf. Ia menghembuskan nafas terakhir di RSPAD Gatot Subroto. Antasari dituding melakukan pelecehan seksual terhadap istri ketiga Nasrudin yang bernama Rani Juliani. Masyarakat meyakini bahwa pembunuhan ini dirancang sedemikian rupa demi kriminalisasi KPK yang gencar membersihkan praktik KKN.
- Nelson Marbun : 63 Tahun. Pengusaha Nelson menjadi korban tewas saat rumahnya yang berada di Meruya Ilir, Jakarta Barat dirampok pada 12 September 2015. Pelaku yang berjumlah dua orang tak hanya menghabisi Nelson namun juga menganiaya istri Nelson yang bernama Riris (57). Sehari-hari pasutri ini tinggal bersama dua orang ART. Dalam kondisi terluka, Riris menelepon sopir pribadi mereka yang bernama Andri. Dalam setahun terakhir, rumah Nelson dan Riris telah dua kali dirampok. Rampokan yang pertama berhasil menggondol dashboard mobil Nelson. Rampokan yang kedua tak berhasil sebab kepergok. Oleh karenanya, Nelson berencana memasang CCTV namun belum sempat terealisasikan.
- Nopriansyah Yoshua Hutabarat : 27 Tahun. Pembunuhan Yoshua ini sangat menggemparkan Indonesia sejak September 2022, terlebih otak pelakunya adalah seorang jendral bintang dua dan sang istri. Pasangan suami istri ini merupakan atasan Yosua. Sementara pelaku penembakan dan yang terlibat saat kejadian adalah tiga orang. Sebanyak 93 perwira polisi ikut terdampak oleh peristiwa ini. Yosua tewas ditembak di rumah dinas sang atasan pada 8 Juli 2022.
- Ong Lucky Mustopo : 29 Tahun. Peristiwa pada pertengahan 2013 ini melibatkan 2 orang pelaku. Semula para pelaku berusaha meyakinkan polisi bahwa Lucky tewas akibat overdosis namun autopsi menyebut bahwa Lucky menderita luka di kepala. Lucky disebut mengenal 2 pelaku sebab mereka adalah rekan dalam mengonsmsi obat-obatan terlarang. Jenazah Lucky ditemukan di bak sampah.
- Rianto Simbolon : 41 Tahun. Jika sudah gelap mata, saudara di depan pun seolah tak nampak. Pelaku pembunuhan warga Samosir, Sumatra Utara ini ternyata masih berkaitan keluarga dengan korban. Kakek pelaku dan korban adalah kakak beradik. Jasad Rianto ditemukan berlumuran darah pada 9 Agustus 2020 pagi. Pelaku dibantu oleh beberapa orang lain berjumlah lima orang. Tewasnya Rianto membuat anak-anaknya menjadi yatim piatu sebab istri Rianto sudah meninggal dunia sekitar 1,5 tahun silam.
- Rudi Gunawan : 40 Tahun. Rudi tewas di tangan oknum tentara bernama Edi dalam usia 40 tahun. Rudi merupakan pengusaha besi tua yang tinggal di Manyar Kertoarjo Surabaya. Jenazah Rudi dikubur di dalam sebuah rumah di kawasan Banyu Urip, Surabaya. Rumah tersebut merupakan rumah mertua si pelaku. Sementara mobil korban ditemukan di Tambak Osowilangun. Polisi menduga korban dibunuh karena masalah uang sebab pelaku menarik uang sebesar Rp 80 juta dengan kartu ATM milik Rudi setelah kejadian.
- Safrianto Jono : 49 Tahun. Ia adalah distributor bahan-bahan pangan yang ditemukan tewas di rumah di Cengkareng, Jakarta pada 20 Mei 2015. Tubuh Safrianto dalam kondisi tertelungkup dan penuh darah di lantai 2. Meski terdapat kamera yang menyorot pagar, namun tidak ditemukan rekaman pelaku. Sementara istri korban Venny berada di kamar lantai 3. Venny mengaku tidak mendengar bunyi gaduh apapun. Hanya dalam seminggu, polisi berhasil membekuk pelaku yang berjumlah 2 orang. Pelaku awalnya datang menggunakan sepeda motor, berniat mencuri barang-barang di rumah korban. Aksi itu terpergok oleh korban yang sedang menonton TV.
- Samiyo Basuki Riyanto : 61 Tahun. Kasus pembunuhan terhadap Samiyo membuat terbelalak. Pelakunya adalah empat orang wanita yang masih sangat muda. Keempatnya adalah penyuka sesama jenis yang berkenalan lewat aplikasi kencan. Semasa hidup Samiyo adalah mantan pegawai negeri sipil yang bekerja sebagai sopir taksi online. Pada hari nahas itu ia menerima empat penumpang yang tak dinyana bisa berbuat keji. Samiyo tewas setelah dihantam oleh kunci Inggris dan tubuhnya dibuang di hutan pinus hingga ditemukan pada 30 Maret 2020.
- Sofyan : 43 Tahun. Jasad sopir taksi online ini ditemukan saat tinggal tulang belulang di Palembang. Salah satu pelaku pembunuhan terhadap Sofyan ini lagi-lagi mengejutkan sebab usianya masih remaja 16 tahun. Pelaku bernama Frans hanya dituntut 10 tahun penjara sebab ia di bawah umur.
- Sudianto : 51 Tahun. Pengusaha di bidang ekspedisi ini tewas ditembak di depan rumah toko Royal Gading Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada 13 Agustus 2020 jam 12 siang. Sugiarto saat itu baru keluar dari ruko yang ia sewa untuk usahanya itu. Pelaku penembakan masih misterius. Korban mendapat empat tembakan, di antaranya mengenai kepalanya.
- Sujadi Hartono : 45 Tahun. Sujadi merupakan pengusaha ekspedisi berusia 45 tahun. Ia tewas di rumahnya di Dharmahusaha, Surabaya pada tahun 2009 lalu. Sementara istri korban yang bernama Wenny Setyowati dalam kondisi koma dan putra sulung bernama Jonathan mengalami luka berat. Sebelum kejadian, anak kedua korban Stevanus mendengar sang ayah diminta uang secara paksa oleh pelaku perampokan. Maka ia pun menyelamatkan yang simpanan keluarga ke dalam kamar dan mengunci dari dalam. Si pelaku yang sempat mengancam Sujadi dengan pisau kecil justru menggunakan kunci Inggris untuk menghantam kepala Sujadi hingga tewas.
- Syaifuddin Kartasasmita : 60 Tahun. Beliau adalah hakim agung di Mahkamah Agung Republik Indonesia yang tewas ditembak pada 2001 oleh empat orang yang mengikuti dirinya saat perjalanan menuju kantor. Empat pelaku tersebut adalah pembunuh bayaran. Otak pembunuhan adalah putra bungsu presiden ke-2 RI. Semasa hidup, Syaifuddin memiliki dua orang istri. Dari istri pertama, ia dikaruniai tiga orang anak.
- Tan Harry Tantono : 45 Tahun. Harry merupakan boss Sanex Steel yang tewas di dalam kamar sebuah hotel di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Harry yang akrab dipanggil Ayung ini tewas di usia 45 tahun.
- Wilianto : 30 Tahun. Wili ditemukan tewas di bengkel Andri Motor Servis, Pulogadung, Jakarta Timur pada Sabtu 24 Oktober 2015. Bengkel tersebut milik sang kakak. Sehari-hari ia tidur dan bekerja sebagai montir di bengkel tersebut. Jasadnya ditemukan di dalam mobil BMW hitam plat B yang sedang diperbaiki. Mulutnya dilakban.
Membahas selebriti Indonesia, Asia dan Dunia. Sebagai selingan dan jika anda hobi membaca kisah nyata, blog ini menampilkan berbagai kisah nyata dari kehidupan manusia di dunia sehari-hari agar memberi inspirasi.
Thursday, February 20, 2014
Kasus Pembunuhan Pria Yang Menghebohkan Indonesia.
Labels:
Obituary
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.