Aleksei Volkov
Kembali lagi ke waktu ketika Nicholas II sekeluarga dipindah ke rumah Ipatiev di Ekaterinburg. Dari semua pengurus rumah tangga, sebagian dilarang menemani Nicky sekeluarga menuju ke Ekaterinburg. Mereka yang dipisah adalah Pierre, Catherine, Anastasia dan Volkov. Catherine, Anastasia dan Volkov akan ditahan di penjara dan nantinya dieksekusi. Namun mujizat akan datang bagi Volkov. Pada 4 September 1918 tengah malam, Volkov dibangunkan di penjara untuk diantar ke kantor penjara. Di kantor, Volkov bertemu Anastasia dan Catherine. Kemudian datang lagi delapan tahanan, salah satu di antaranya adalah pelayan di rumah tangga Adipati Agung Michael alias Misha, adik Nicky. Mereka kemudian digiring ke pinggir kota dengan jalan kaki. Sesampainya di dalam perkebunan, Volkov menyadari bahwa mereka akan dieksekusi. Volkov segera kabur, lari sekencang mungkin sambil mendengar suara tembakan. Sebuah peluru lewat tipis di telinganya. Kemudian ia mendengar tembakan lagi yang ternyata diarahkan ke tahanan lain. Volkov pergi ke kota Omsk untuk meminta perlindungan dari Tentara Putih. Volkov kemudian berhasil lolos keluar Russia. Pada 1922, Volkov menetap di Estonia sebelum pindah ke Denmark sampai akhir hidupnya. Di Denmark, Volkov sangat dihormati sebab ia adalah salah satu pelayan kerajaan yang setia seumur hidupnya.
Colonel Alexander Von Leiming
Leiming merupakan ajudan Adipati Agung Dmitry Konstantinovich. Dmitry adalah paman dari pangeran Philip, Adipati Edinburgh. Nenek Philip yang bernama Olga merupakan kakak kandung dari Dmitry. Pada pertengahan Mei 1918, Leiming memberitahu Dmitry bahwa jalan untuk meloloskan diri ke Finlandia telah dipersiapkan namun Dmitry menolak meninggalkan Russia. Pada 21 Juli, Dmitry ditahan di penjara Kresty di Petrogad. Kemudian ia bersama adipati agung Nicholas dan George dipindahkan ke penjara Shpalernaya. Di sana, adipati Gavril juga ditahan, namun kemudian ia berhasil dibebaskan berkat upaya istrinya. Leiming setiap hari mengantar makanan untuk Dmitry. Pada 28 Januari 1919, Dmitry, Nicholas dan George dibawa keluar. Di tempat eksekusi, mereka bertemu dengan saudara sepupu mereka, adipati Paul Alexandrovich yang sudah payah akibat sakit. Mereka kemudian ditembak mati. Leiming datang ke tempat jasad Dmitry, membungkusnya dengan karpet dan dimakamkan di halaman sebuah rumah.
Alexei Yegorovich Trupp
Lahir pada 8 April 1857 di negara Latvia (dulu bagian negara Russia), Trupp bekerja sebagai kepala asisten rumah tangga di keluarga kaisar Russia terakhir, Nicholas II. Seperti puluhan pengurus rumah tangga lain, Trupp setia mengikuti keluarga Nicholas yang sudah menjadi tahanan sejak di istana Alexander, Tsarskoe Selo. Pada Agustus 1917, Trupp dan yang lain mengikuti keluarga kerajaan saat mereka pindah ke Tobolsk. Pada musim semi 1918, Trupp bersama Anna Demidova, Ivan Sednev, Dokter Eugene Botkin dan pangeran Vasily Dolgoruky menemani Nicholas, Alexandra dan Maria menuju ke Ekaterinburg. Meski semasa hidup Trupp adalah pemeluk Katolik, namun ia tetap dikanoninasi sebagai Martir oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia pada tahun 1981.
Anastasia Hendrikova
Lahir pada 23 Juni 1887, Anastasia merupakan asisten wanita keluarga kaisar Nicholas II. Hari-hari terakhir Anastasia hampir sama dengan Catherine. Hanya saja beberapa jam sebelum ia tewas, Anastasia aktif menanyakan kemana mereka akan dibawa pergi. Mereka baru saja dikeluarkan dari penjara dan diminta menunggu di kantor penjara. Petugas menjawab pertanyaan Anastasia : ke Penjara Pusat. Anastasia kemudian bertanya lagi tujuan berikutnya dan dijawab : ke Moskow. Ia mengulang percakapannya ke beberapa tahanan lain sambil membuat tanda salib. Volkov menyahut "mereka tidak akan menembak kita". Tetapi Volkov keliru sebab mereka menemui ajal tak lama setelahnya. Pada 14 November 1981, Anastasia dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia.
Anna Demidova
Anna lahir pada 26 Januari 1878 dan bekerja di keluarga Nicholas II sebagai asisten rumah tangga. Wanita yang akrab disapa Nyuta ini setia mengikuti keluarga Nicholas sejak menjadi tawanan di istana Alexander, Tsarskoe Selo. Anna mengikuti kepindahan mereka ke Tobolsk dan terakhir ke Ekaterinburg. Pada 17 Juli 1918 subuh, Anna bersama keluarga Nicholas II dan yang lain turun ke lantai satu rumah Ipatiev. Ia memegang bantal. Saat eksekusi berlangsung, Anna menjadi salah satu yang masih hidup sebab ia hanya luka ringan. Ia berujar :"terima kasih Tuhan, Tuhan menyelamatkan aku" Mendengar itu, salah satu eksekutor mendekati Anna. Anna menangis sambil menutupi wajahnya dengan bantal. Ia tewas ditusuk bayonet. Anna dimakamkan di katedral Peter dan Paul di Santo Petersburg, Russia tepat 80 tahun setelah mereka dieksekusi.
Catherine Schneider
Wanita kelahiran 20 Januari 1856 ini mengajarkan bahasa Russia kepada dua wanita penting di kerajaan Russia. Pertama ia mengajarkan Elisabeth, putri Hesse yang menikah dengan Adipati Agung Sergei Alexandrovich. Kedua, ia mengajarkan Alexandra, putri Hesse yang menikah dengan pewaris tahta kerajaan Russia, Nicholas. Elisabeth adalah kakak kandung Alexandra. Ia mengikuti keluarga Nicholas sejak ditahan di Tsarskoe Selo, kemudian Tobolsk. Saat di Ekaterinburg, Catherine dan Anastasia dipisahkan secara paksa dan dibawa jauh lagi menuju ke kota Perm. Mereka ditahan. Bersama Anastasia Hendrikova dan Volkov, Catherine dieksekusi mati pada 4 September 1918. Namun Volkov meloloskan diri saat nyawanya sudah di ujung tanduk. Jasad Catherine dan Anastasia berhasil ditemukan oleh tentara putih. Pada 14 November 1981, keduanya dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia, meskipun diketahui bahwa semasa hidup Catherine adalah pemeluk Lutheran (Kristen).
Dokter Eugene Botkin
Dokter Botkin lahir pada 27 Maret 1865. Ia menikah dengan Olga dan dikaruniai empat orang anak yaitu Dmitri, Yuri, Tatiana dan Gleb. Botkin bercerai dari Olga pada tahun 1910. Pada Perang Dunia I tahun 1914, Dmitri dan Yuri tewas dalam pertempuran. Botkin setia mengikuti keluarga Nicholas sebab ia merasa bertanggung jawab kepada pasiennya, keluarga kerajaan dan juga negara Russia. Beberapa minggu setelah Botkin, Nicholas, Alix, Maria dan pegawai lain dipindah ke Ekaterinburg, keempat anak Nicholas yang masih di Tobolsk diminta untuk menyusul. Tatiana Botkin meminta pada kepala penjaga di Tobolsk bernama Radionov untuk diijinkan ikut pergi bersama adiknya, Gleb. Radionov mengatakan bahwa Tatiana dan Gleb bisa ditangkap saat mereka sudah tiba di stasiun Ekaterinburg sebab tidak ada ijin bagi mereka untuk turut serta. Tatiana dan Gleb terpaksa tetap tinggal di Tobolsk. Pada 17 Juli 1918 subuh, Dokter Botkin tidak tidur. Ia menulis surat. Di surat itu, ia mengaku mendapat penampakan putranya, Yuri, yang sudah meninggal beberapa tahun sebelumnya. Dua putra sang dokter yaitu Dimitri dan Yuri tewas dalam Perang Dunia I. Ia juga menangkap firasat bahwa ajalnya sudah tiba. Ia bersedia berkorban sembari menyebut bahwa Abraham juga bersedia mengorbankan putra semata wayangnya demi permintaan Tuhan. Namun surat itu tampak belum diselesaikan. Rupanya kamar Dokter Botkin didatangi kepala komandan Yakov Yurovsky. Ia diminta untuk membangunkan Nicholas II sekeluarga. Surat itu ditemukan pada tahun 1919 oleh tentara putih. Tahun 2016, dokter Botkin dikanoninasi sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus Yang Budiman.
Fyodor Semyonovich Remez
Semasa hidup, Fyodor berprofesi sebagai sekretaris pribadi Adipati Agung Sergei Mikhailovich. Sergei yang ini adalah keponakan kaisar Russia Alexander II dan juga adik sepupu dari kaisar Russia Alexander III. Saat Sergei dan anggota kerajaan lain ditangkap dan dibawa ke kota Ekaterinburg, Fyodor dengan setia menemani sang tuan. Sang tuan, Fyodor dan yang lain kemudian dibawa lagi Apalayevks. Di kota kecil Apalayevks, mereka menjalani hidup sebagai tawanan di gedung sekolah Napolnaya. Di salah satu ruang, Fyodor tidur bersama sang tuan dan Vladimir Pavlovich Palei (adik sepupu kaisar Russia Nicholas II). Setelah sang tuan, Fyodor dan yang lain dilempar hidup-hidup ke tambang sedalam 20 meter, Fyodor tewas terkena ledakan granat yang pertama.
Ilya Leonidovich Tatischev
Ilya lahir pada 11 Desember 1859 di St Petersburg, Russia. Ia bekerja sebagai jenderal ajudan bagi Nicholas. Ibunda Ilya bekerja sebagai pelayan wanita istri Nicholas, Alix. Ilya tidak pernah menikah dan memiliki anak. Sebenarnya pada 18 April 1917, Ilya sudah pensiun dikarenakan kesehatannya yang mulai menurun. Entah mengapa ia secara sukarela mengikuti keluarga Nicholas dari Tsarskoe Selo, ke Tobolsk hingga ke Ekaterinburg. Hari-hari terakhir Ilya sudah dikisahkan di bagian pangeran Vasily. Jasad Ilya dan Vasily ditemukan oleh beberapa biarawati di biara Novo-Tikhvinsky dan dimakamkan di Ivanopsvkoe. Pada Oktober 1981, Ilya dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia sebagai Martir Suci.
Lahir pada 1872, Ivan bekerja sebagai kepala koki di rumah tangga keluarga kaisar terakhir, Nicholas. Ivan tetap setia pada majikannya sejak menjadi tahanan di istana Alexander, Tsarskoe Selo. Ketika Ivan mengikuti keluarga majikan pindah ke Tobolsk pada Agustus 1917, istri dan anak Ivan turut serta dan tinggal bersama. Pada musim semi 1918, sang majikan yaitu Nicholas, Alix dan Maria diharuskan pindah ke Ekaterinburg. Lagi-lagi Ivan mengikuti ditemani oleh asisten rumah tangga Anna Demidova, pelayan pria Ivan Sednev dan Alexei Trupp. Istri dan anak Ivan tidak diperbolehkan ikut dan tetap tinggal di Tobolsk. Untuk mengisi waktu selama ditahan, keempat anak perempuan Nicholas II yaitu Olga, Tatiana, Maria dan Anastasia membantu sekaligus belajar masak bersama Ivan. Di Ekaterinburg, Ivan dan yang lain tidak akan pindah lagi selamanya sebab mereka tewas dieksekusi pada 17 Juli 1918. Tahun 1991, Ivan dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus. Tepat 80 tahun setelah dieksekusi, Ivan dan keluarga Nicholas dimakamkan di katedral Peter dan Paul di Santo Petersburg, Russia. Upacara pemakaman dihadiri oleh cucu Ivan.
Ivan Sednev
Pria kelahiran tahun 1881 ini bekerja pada keluarga Nicholas sebagai mekanik di kapal kerajaan Polar Star dan kemudian pindah ke kapal kerajaan Standard. Kemudian ia ditawari menjadi asisten pria anak-anak perempuan Nicholas. Ivan Sednev membawa keponakan laki-lakinya Leonid Sednev untuk bekerja bersama keluarga kerajaan. Leonid akan menjadi teman bermain Alexei. Pada akhir April 1918, Ivan Sednev bersama Ivan Khemodurov, Alexei Trupp, pangeran Vasily, dokter Eugene Botkin serta asisten rumah tangga Anna Demidova mengikuti Nicholas, Alexandra dan Maria menuju ke Ekaterinburg. Seperti yang sudah disebut di bagian Nagorny, ia tewas dieksekusi. Namun Leonid beruntung, sebab kepala eksekusi Yakov Yurovsky tidak merasa harus membunuh bocah itu. Dua hari sebelum pembunuhan, Leonid diungsikan ke depan rumah. Kepada Nicholas II, Yakov beralasan bahwa Leonid didatangi oleh keluarganya. Nicholas II menyangsikan alasan Yakov, tak yakin apakah Leonid akan kembali atau tidak. Leonid menjadi teman sepermainan Alexei selama ditahan.
Pria bernama lengkap Klementy Grigorivich Nagorny ini lahir pada tahun 1887. Ia menjadi asisten Boatswain A.E. Derevenko sebagai penjaga Alexei. Saat Alexei sekeluarga menjadi tahanan di istana Alexander, Tsarskoe Selo, Boatswain Derevenko pergi dan Nagorny menjadi penjaga utama (tentu yang terakhir). Saat ditahan di Tobolsk, Nagorny menggendong Alexei yang tidak bisa berjalan akibat sakit di persendian kaki. Ia tidur sekamar dengan Alexei. Kemudian pada 20 Mei 1918, Alexei dan ketiga kakak perempuannya harus pindah ke Ekaterinburg melalui perjalanan tiga hari lebih dengan kereta kuda, kapal, kereta api dan kemudian kereta kuda lagi. Nagorny tetap mengikuti. Di rumah Ipatiev, Nagorny sangat kecewa dengan perlakuan para penjaga yang keterlaluan terhadap Alexei sekeluarga. Baru empat hari tiba di rumah Ipatiev, Ekaterinburg, Nagorny dan Ivan Sednev kemudian dipindahkan dari rumah. Keduanya ditahan selama sebulan. Tugas menggendong Alexei kemudian dipegang ayahnya, Nicky. Nicky sekeluarga tidak pernah tahu lagi kabar dan keberadaan Nagorny maupun Ivan. Pada 28 Juni 1918, Nagorny dan Ivan dibawa ke kebun di belakang stasiun kereta api di Ekaterinburg. Mereka ditembak mati dari belakang. Parahnya, jasad Nagorny dan Ivan ditinggal begitu saja. Sebulan kemudian Ekaterinburg berhasil dikuasai oleh tentara putih. Mereka menemukan jasad keduanya sudah dalam kondisi setengah membusuk. Mereka memakamkan Nagorny dan Ivan dengan upacara yang khidmat di samping gereja. Namun di atas makam mereka kemudian dibangun taman kota. Pada 14 November 1981, Nagorny dan Ivan dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia
Alexei & Nagorny Picture Courtesy of a Website |
Nicholas Johnson
Nicholas merupakan pria berkebangsaan Inggris yang menjadi sekretaris pribadi Adipati Agung Michael alias Misha. Misha adalah adik bungsu kaisar terakhir, Nicholas II. Setelah mengabdikan diri, Nicholas menunjuk Misha sebagai penerusnya, namun tidak pernah terjadi. Saat Misha dibawa ke kota Perm pada April 1918, Misha meminta Nicholas pergi meninggalkan dirinya. Tetapi Nicholas tetap ingin menemani sang tuan. Dari sejarah hidup, Nicholas terbilang baru bekerja pada Misha, yaitu pada tahun 1912. Namun ia dianggap sebagai keluarga sendiri, kerap menemani Misha, istri Misha, anak kandung dan anak tiri perempuan Misha pergi keluar negeri. Bahkan mereka makan bersama di satu meja. Nicholas menguasai tiga bahasa. Awal Nicholas bisa bertemu Misha adalah dari ibunda Nicholas. Ibunda Nicholas adalah wanita kelahiran Russia yang menikah dengan ayah Nicholas yang berkebangsaan Inggris. Ibunda Nicholas memberi kursus piano bagi keluarga kerajaan Russia. Tentu Nicholas sendiri mahir bermain piano. Setelah dieksekusi dengan cara ditembak, jasad Misha dan Nicholas tak ditemukan hingga kini. Namun jam tangan Nicholas dicuri oleh penembaknya, Andrei Markov.
Varvara Yakovleva
Wanita Russia kelahiran tahun 1880 ini semula berprofesis sebagai asisten rumah tangga putri Hesse, Elisabeth. Pada 1905, suami sang majikan tewas terkena serangan bom. Tak lama setelahnya, Elisabeth menjual seluruh perhiasan dan perabot mewahnya untuk mendirikan klinik ditujukan kaum miskin, panti asuhan dan juga biara. Sang majikan menjadi biarawati sekaligus seorang vegetarian. Varvara yang akrab disapa Varya mengikuti jejak sang majikan. Saat pecah revolusi Russia, Lenin memerintahkan agar Elisabeth ditangkap dan dibawa ke kota Perm. Varya dengan setia mengikuti Elisabeth. Dari kota Perm, mereka dibawa lagi ke kota Ekaterinburg untuk bergabung dengan anggota kerajaan lain yang telah ditahan. Dari Ekaterinburg, Ella dan semua dibawa ke kota kecil terdekat bernama Apalayevks dan dimasukkan ke gedung sekolah Napolnaya. Tanggal 18 Juli 1918, Elisabeth, Varya dan semua tahanan dilempar hidup-hidup ke galian tambang sedalam 20 meter. Sebelum dilempar, mereka dipukuli terlebih dahulu. Di dalam, pasukan Cheka melempar granat dua kali dan kemudian memasukkan semak-semak yang dibakar api. Jasad sang majikan dan Varya akhirnya dimakamkan di gereja Bukit Zaitun, Yerusalem. Tahun 1981, Elisabeth dan Varya dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Di Luar Russia dan juga Gereja Ortodoks Russia.
Pangeran Vasily Alexandrovich Dolgorukov
Pangeran Vasily memiliki usia yang sama dengan Nicholas, keduanya lahir pada tahun 1868. Ia merupakan penasihat militer bagi Nicholas. Vasily menemani Nicholas, Alix, Maria dan yang lain saat mereka datang ke rumah Ipatiev di Ekaterinburg pada akhir April 1918. Awalnya ia diperbolehkan tinggal bersama di rumah Ipatiev namun kemudian ia ditahan bersama Ilya Tatieschev dengan tuduhan hendak merencanakan penyelamatan keluarga kerajaan. Selama ditahan di penjara Ekaterinburg, Vasily menyelundupkan catatan kecil untuk diberikan kepada konsulat Inggris di kota itu. Ia meminta mereka untuk menyelamatkan Nicholas sekeluarga. Vasily dan Ilya ditembak mati di kepala pada 10 Juli 1918, hanya seminggu sebelum Nicholas dan yang bersamanya. Jasad Ilya dan Vasily ditemukan oleh beberapa biarawati di biara Novo-Tikhvinsky dan dimakamkan di Ivanopsvkoe. Pada 1 November 1981, Vasily dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia sebagai Pahlawan Martir Suci.
Dr Vladimir Derevenko
Dokter kelahiran tahun 1879 ini spesial menjaga Alexei yang menderita hemofilia. Putra sang dokter yang bernama Kolya menjadi teman Alexei. Sama seperti yang lain, Derevenko mengikuti keluarga Nicholas dari Tsarskoe Selo hingga Ekaterinburg. Namun saat pindah bersama Alexei ke Ekaterinburg pada 23 Mei 1918, Dokter Derevenko dilarang tinggal di rumah Ipatiev. Ia ditaruh di rumah seberang. Sesekali ia dibawa masuk ke rumah Ipatiev jika harus memeriksa kondisi Alexei. Itupun dengan kawalan ketat para penjaga. Ia membantu tentara putih melakukan investigasi eksekusi Nicholas sekeluarga. Meski ia terlepas dari eksekusi, namun pada tahun 1930 ditangkap oleh Komisariat Rakyat Untuk Urusan Dalam Negeri. Dokter Derevenko dieksekusi mati pada tahun 1936.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.