- Pangeran Aage, Count Rosenborg : 52 Tahun. Aage tidak sendiri, dua saudara laki-lakinya yaitu Erik dan Viggo juga menikah dengan wanita dari kalangan biasa. Pada 1 Februari 1914 dan tanpa persetujuan raja Denmark Christian X, Aage menikah dengan Mathilda Calvi. Aage dan Mathilda dikaruniai seorang putra yang diberi nama seperti ayahanda Aage yaitu Valdemar. Aage tidak berusia panjang, ia wafat di usia 52 tahun akibat pembengkakan di paru-paru.
- Alexander, Pangeran Battenberg : 65 Tahun. Wanita yang diincar oleh Alexander dulunya adalah pelayan dari adik kandungnya, Marie putri Hesse-Darmstadt. Alexander menikahi Julia Von Hauke di Brasau, Polandia pada tahun 1851. Enam bulan setelah menikah, Julia melahirkan anak pertama yaitu Marie. Tahun-tahun berikutnya, mereka dikarunai lima orang anak laki-laki. Pernikahan Alexander dan Julia melahirkan keturunan pangeran Philip, adipati Edinburgh dan raja Spanyol Felipe.
- Alexander Joseph, Pangeran Battenberg : 36 Tahun. Semasa bujang, pria yang akrab disapa Sandro dijodohkan dengan Viktoria, putri Prussia. Perjodohan ini didukung oleh ibunda Viktoria yaitu putri Vicky dan sang nenek, ratu Victoria. Namun kakak sulung Viktoria menolak dengan alasan politik. Sang kakak, Wilhelm, khawatir jika pernikahan mereka akan menyinggung perasaan kaisar Russia Alexander III. Ayah Sandro yang bernama Alexander dahulu kawin lari dengan Julia, pelayan ibunda kaisar Alexander III. Tak lama setelah Wilhelm II menjadi kaisar, Sandro resmi berpisah dari Viktoria. Ia menikah dengan artis Austria Johana Loisinger dan dikaruniai dua orang anak.
- Alfred Friedrich, Pangeran Prussia : 89 Tahun. Ia merupakan cucu dari Irene, putri Hesse-Rhine dan Henry, pangeran Prussia. Ayah Alfred adalah pangeran Sigismund. Alfred menikah dengan Maritza Farkas dan tidak dikaruniai anak.
- Andre, Pangeran Bourbon-Parma : 83 Tahun. Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Ibu Andre adalah putri Denmark, Margaret dan ayahnya adalah pangeran Rene. Kakek buyut Andre adalah raja Denmark, Christian IX. Ia menikah dengan Marina Gacry pada 2 Mei 1960 dan dikaruniai tiga orang anak.
- Pangeran August Frederick, Adipati Sussex : 70 Tahun. Ia adalah anak dari raja Inggris, George III. August menikah dua kali. Pernikahan pertama dengan Augusta Murray menggegerkan kerajaan Inggris sebab selain tidak meminta ijin raja George III, Augusta juga bukan berdarah kerajaan. Pernikahan di Roma, Italia pada 4 April 1793 itu digelar secara diam-diam dan dibatalkan secara paksa pada Agustus 1794. Setahun setelah Augusta wafat pada 1830, August menikah lagi dengan wanita biasa bernama Cecilia Underwood. Dari pernikahan ini, August dikaruniai dua orang anak.
- Pangeran Bertil, Adipati Halland : 84 Tahun. Bertil mulai menjalin hubungan dengan Lilian Davies sejak tahun 1943. Ia tidak menikahi Lilian secara resmi sebab ia memikirkan keponakannya, Gustav yang baru kehilangan ayah di usia 9 bulan pada tahun 1947. Posisi Gustav kecil menjadi calon raja setelah sang kakek. Apabila sang kakek mendadak mangkat, Gustav kecil membutuhkan pamannya sebagai wali tahta. Gustav memiliki tiga paman, namun yang paling senior sudah kehilangan gelar akibat menikahi wanita biasa. Maka itu Bertil sebagai paman kedua harus menahan diri. Namun pada Desember 1976, sang keponakan meresmikan pernikahan Bertil dengan Lilian.
- Pangeran Carl Gustaf, Adipati Ostergotland : 92 Tahun. Anak bungsu pasangan pangeran Carl dengan putri Ingeborg ini melepas gelarnya saat ia menikahi wanita bernama Elsa von Rosen pada tahun 1937. Namun pernikahan yang dikaruniai seorang putri ini tidak bertahan sebab keduanya bercerai pada tahun 1951. Carl menikah kedua kali dengan Ann Margareta Larrson pada tahun 1954 dan bercerai pada tahun 1961. Pada tahun 1978, Carl menikah terakhir kalinya dengan Kristine Rivelsrud.
- Pangeran Carl Johan, Adipati Dalarna : 95 Tahun. Pada 19 Februari 1946, Carl menikah dengan jurnalis bernama Kerstin. Carl kehilangan gelar dan sebagai gantinya dipanggil Carl Johan Bernadotte, Count Wisborg. Pernikahan ini tidak dikaruniai anak namun Carl dan Kerstin mengadopsi dua anak. Setelah membina biduk rumah tangga selama 41 tahun, Kerstin wafat. Carl menikah lagi dengan Gunilla pada tahun 1988 dan bertahan hingga Carl wafat pada tahun 2002.
- Pangeran Charles, Count Flanders : 79 Tahun. Charles adalah anak kedua pasangan raja Albert I dari Belgia dan ratu Elisabeth. Charles ditunjuk sebagai wali raja Belgia pada 20 September 1944 hingga 1950. Kakak Charles yaitu raja Leopold III tidak disukai pemerintah akibat perannya saat Belgia dijajah oleh Jerman. Popularitas Leopold semakin menurun sejak menikah dengan wanita non kerajaan bernama Mary Lilian Baels. Charles menikah dengan Jacqueline Peyrebrune pada 14 September 1977. Usia Charles kala menikah sudah mencapai 73 tahun dan wafat pada tahun 1983.
- Charles Philippe, Pangeran Orleans, Adipati Vendome : 65 Tahun. Charles adalah cucu dari raja Leopold I dari Belgia. Ia menikah dengan Marguerite Watson pada 24 September 1928 di Paris, Perancis. Pernikahan ini tidak dikaruniai anak.
- Pangeran Christian : 70 Tahun. Sebelum keluar aturan 1953 yang memperbolehkan perempuan bertahta, Christian berada di peringkat atas yaitu ketiga setelah ayah, Knud dan kakaknya, Ingolf. Pada 27 Februari 1971, Christian menikahi Anne Dorte Maltoft Nielsen. Ia mengikuti jejak kakak laki-lakinya. Selain tidak meminta persetujuan sang paman, raja Frederick IX untuk menikah, ia juga kehilangan gelarnya dan menjadi Christian, Count Rosenborg. Christian dan Anne dikaruniai tiga orang putri, dua tertua adalah kembar.
- Edward, Bekas Raja Inggris Edward VIII, Adipati Windsor : 77 Tahun. Terlahir sebagai anak sulung dari enam bersaudara, tentu pria yang akrab disapa David ini harus meneruskan tahta kerajaan setelah ayahnya mangkat pada Januari 1936. Saat itu Edward sudah beberapa tahun menjalin kasih dengan Wallis Simpson. Kala itu status Wallis adalah janda cerai tanpa anak dari suami pertama, Earl Spencer. Di saat itu juga, Wallis sedang mengurus perceraian dengan suami kedua, Ernest Simpson. Edward tak diperbolehkan menikahi Wallis. Tak mau terperangkap di antara dua pilihan, Edward pun melepaskan tahta sebagai raja setelah bertahta selama 11 bulan. Ia mengungkapkan beratnya menjadi raja tanpa dukungan dari wanita yang ia cintai. Selain Wallis, Edward tidak pernah jatuh cinta pada wanita lain seumur hidupnya. Edward dan Wallis menikah pada tahun 1937 dan mendapat gelar adipati-adipatni Windsor.
- Pangeran Erik, Count Rosenborg : 59 Tahun. Erik menikah dengan wanita kelahiran Kanada bernama Lois Frances Booth pada 11 Februari 1924. Erik dan Lois dikaruniai dua orang anak sebelum bercerai pada tahun 1937. Lois menikah lagi namun Erik tetap menduda hingga akhir hayat.
- Franz Joseph, Pangeran Schaumburg-Lippe : 63 Tahun. Franz menikah dengan Maria Theresia Peschel pada tahun 1959. Pernikahan ini tidak dikaruniai anak dan bertahan selama empat tahun hingga Franz wafat pada tahun 1963.
- Friedrich Franz, Pewaris Adipati Mecklenburg-Schwerin : 91 Tahun. Ibu Friedrich adalah Alexandra, putri Hanover. Jadi ia adalah salah satu cucu putri Denmark, Thyra dan pangeran tahta Hanover, Ernest. Pada 11 Juni 1941, Friedrich menikah dengan Karin Elisabeth von Schaper dan bercerai pada tahun 1967. Sepuluh tahun kemudian, keduanya rujuk dan bertahan hingga Friedrich wafat pada tahun 2001.
- Gaetano, Pangeran Bourbon-Dua Sisilia : 67 Tahun. Lahir pada tahun 1917, Gaetano merupakan buyut dari raja Belgia, Leopold I dan cucu dari pangeran Philipp, Count Flanders. Gaetano menikah dengan Olivia Yarrow pada 16 Februari 1946. Gaetano dan Olivia dikaruniai dua anak laki-laki.
- Pangeran Lennart, Adipati Smaland : 95 Tahun. Pada 11 Maret 1932, Lennart menikah dengan wanita bukan berdarah kerajaan bernama Karin Nissvandt dan dikaruniai empat orang anak. Pernikahan ini membuat Lennart kehilangan gelar dan dipanggil sebagai Lennart Bernadotte. Pada Desember 1971, Lennart dan Karin bercerai. Setahun kemudian, Lennart menikah lagi dengan Sonja dan dikaruniai lima orang anak. Melalui ibunya Maria Pavlovna, Lennart merupakan cicit dari kaisar Russia, Alexander II.
- Max, Pangeran Schaumburg-Lippe : 75 Tahun. Max menikah dengan Helga Lee Roderbourg pada tahun 1933. Pernikahan ini tidak dikaruniai anak.
- Pangeran Oluf : 67 Tahun. Ia adalah anak bungsu pangeran Harald dan cucu mendiang raja Denmark Frederick VIII. Oluf lahir saat sang kakek sudah tiada. Saat menikah dengan Anne Helene pada 4 Februari 1948, Oluf harus melepaskan gelar dan menjadi Oluf, Count Rosenborg. Oluf dan Anne dikaruniai dua orang anak. Mereka bercerai pada tahun 1977. Lima tahun kemudian, Oluf menikah lagi dengan Lis Wolf Jurgensen namun hanya bertahan setahun tanpa anak.
- Pangeran Oscar Bernadotte : 93 Tahun. Oscar jatuh cinta pada Ebba Munck yang merupakan pelayan wanita kakak ipar Oscar, Victoria putri Baden. Niat menikah Oscar tentu menampar keluarganya dan ia diminta untuk berpikir dua tahun. Namun Oscar tetap bersikukuh menikahi wanita religius ini. Mereka mendapat dukungan publik yang mengatakan Ebba menjadi jembatan penghubung antara masyarakat dengan anggota kerajaan. Pernikahan dilangsungkan pada 15 Maret 1888. Oscar dan Ebba dikaruniai lima orang anak.
- Pangeran Sigvard, Adipati Uppland : 94 Tahun. Sigvard tercatat menikah tiga kali dan semua istrinya berasal dari kalangan non kerajaan. Pertama adalah dengan Erica Maria pada tahun 1934. Pernikahan ini membuatnya kehilangan gelar dan gantinya ia dipanggil Sigvard Bernadotte, Count Wisborg. Sigvard bercerai dari Erica pada tahun 1943. Kedua adalah dengan Sonja Christensen pada tahun 1943 dan dikaruniai seorang putra sebelum bercerai pada tahun 1961. Pernikahan ketiga dengan Marianne Lindberg pada tahun 1961 akan menjadi yang paling lama dan bertahan hingga akhir hayat Sigvard.
- Pangeran Viggo, Count Rosenborg : 76 Tahun. Sama halnya sang kakak yaitu pangeran Aage, pernikahan Viggo dengan Eleanor Margaret Green juga tanpa persetujuan resmi dari raja Denmark Christian X. Eleanor adalah wanita kaya kelahiran New York, Amerika Serikat. Pernikahan ini berlangsung harmonis namun tidak dikaruniai anak.
- Wilhelm Karl, pangeran Prussia : 85 Tahun. Ia adalah cucu dari kaisar Jerman terakhir, Wilhelm II. Wilhelm menikah dengan Armgard von Veltheim pada tahun 1952 dan dikaruniai tiga orang anak. Meski menikahi wanita biasa, namun pada dasarnya tidak berpengaruh sebab kerajaan Prussia sudah tidak lagi berkuasa dan sang kakek sudah tidak menjadi kaisar saat ia lahir.
Membahas selebriti Indonesia, Asia dan Dunia. Sebagai selingan dan jika anda hobi membaca kisah nyata, blog ini menampilkan berbagai kisah nyata dari kehidupan manusia di dunia sehari-hari agar memberi inspirasi.
Tuesday, July 21, 2020
Mengenang Anggota Kerajaan Eropa Yang Menikah Dengan Wanita Biasa
Monday, July 13, 2020
Mereka Yang Tewas Di Pembantaian Revolusi Russia 1918-1919
- Alexandra Feodorovna alias Alix, Putri Hesse : 46 Tahun. Lahir pada 6 Juni 1872 di Jerman, Alix adalah istri Nicholas II. Alix adalah tante dari pangeran Philip Inggris. Nenek Philip yang bernama Victoria adalah kakak kandung Alix. Alexandra pertama kali bertemu Nicholas, calon suaminya pada pernikahan kakak kedua Alix yaitu Elisabeth dengan paman Nicholas yang bernama Sergei Alexandrovich. Nicholas jatuh hati pada Alix yang dianggapnya memiliki wajah bak malaikat. Namun pilihan Nicholas tidak disukai oleh ibunda Nicholas, Dagmar. Menurutnya Alix adalah wanita yang aneh dan bersikap dingin. Namun Nicholas tetap memilih Alix. Pada tahun 1981, Alix dikanoninasi sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia.
- Alexei Nikolaevich, Pewaris Tahta Russia : 13 Tahun. Anak bungsu putra semata wayang Nicholas II dan Alix yang lahir pada 12 Agustus 1904. Semasa hidup, Alexei menderita hemofilia yang diturunkan dari ratu Victoria melalui neneknya putri Alice dan ibunya putri Alix. Oleh karena penyakit itulah, Alexei diperlakukan berbeda dari anak sebayanya. Kemanapun ia didampingi oleh seorang asisten pria. Jika kondisinya sedang tak sehat, ia akan digendong saat berjalan. Dokter kerajaan mengatakan bahwa usia Alexei tak bisa melampui 16 tahun. Namun takdir menetapkan Alexei hingga berusia 13 tahun sebab ia tewas dibunuh bersama anggota keluarga lain. Pada tahun 1981, Alexei dikanoninasi sebagai Martir Suci oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia. Pada tahun 2000, Alexei dikanoninasi sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus oleh Gereja Ortodoks Russia.
- Alexei Yegorovich Trupp : 62 Tahun. Lahir pada 8 April 1857 di negara Latvia (dulu bagian negara Russia), Trupp bekerja sebagai kepala asisten rumah tangga di keluarga kaisar Russia terakhir, Nicholas II. Seperti puluhan pengurus rumah tangga lain, Trupp setia mengikuti keluarga Nicholas yang sudah menjadi tahanan sejak di istana Alexander, Tsarskoe Selo. Pada Agustus 1917, Trupp dan yang lain mengikuti keluarga kerajaan saat mereka pindah ke Tobolsk. Pada musim semi 1918, Trupp bersama Anna Demidova, Ivan Sednev, Dokter Eugene Botkin dan pangeran Vasily Dolgoruky menemani Nicholas, Alexandra dan Maria menuju ke Ekaterinburg. Meski semasa hidup Trupp adalah pemeluk Katolik, namun ia tetap dikanoninasi sebagai Martir oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia pada tahun 1981.
- Anastasia Hendrikova : 31 Tahun. Lahir pada 23 Juni 1887, Anastasia merupakan asisten wanita keluarga kaisar Nicholas II. Hari-hari terakhir Anastasia hampir sama dengan Catherine. Hanya saja beberapa jam sebelum ia tewas, Anastasia aktif menanyakan kemana mereka akan dibawa pergi. Mereka baru saja dikeluarkan dari penjara dan diminta menunggu di kantor penjara. Petugas menjawab pertanyaan Anastasia : ke Penjara Pusat. Anastasia kemudian bertanya lagi tujuan berikutnya dan dijawab : ke Moskow. Ia mengulang percakapannya ke beberapa tahanan lain sambil membuat tanda salib. Volkov menyahut "mereka tidak akan menembak kita". Tetapi Volkov keliru sebab mereka menemui ajal tak lama setelahnya. Pada 14 November 1981, Anastasia dikanoninasi sebagai Martir oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia.
- Anastasia Nikolaevna, Adipati Agung Russia : 17 Tahun. Anak keempat Nicholas II dan Alix yang lahir pada 18 Juni 1901. Pada akhir tahun 1930, muncul wanita yang mengaku Anastasia. Menurut pengakuannya, ia bisa lolos berkat belas kasihan seorang tentara yang ditugaskan mendorong jenazah-jenazah keluar dari ruangan. Saat tembakan berlangsung, ia berpura-pura tewas. Namun dari hasil tes DNA, wanita yang bernama Anna Anderson itu bukanlah Anastasia. Anna adalah pekerja dari Polandia. Anastasia ikut tewas bersama anggota keluarga yang lain di rumah Ipatiev, Ekaterinburg. Pada tahun 1981, Anastasia dikanoninasi sebagai Martir Suci oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia. Pada tahun 2000, Anastasia dikanoninasi sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus oleh Gereja Ortodoks Russia.
- Anna Demidova : 40 Tahun. Anna lahir pada 26 Januari 1878 dan bekerja di keluarga Nicholas II sebagai asisten rumah tangga. Wanita yang akrab disapa Nyuta ini setia mengikuti keluarga Nicholas sejak menjadi tawanan di istana Alexander, Tsarskoe Selo. Anna mengikuti kepindahan mereka ke Tobolsk dan terakhir ke Ekaterinburg. Saat eksekusi berlangsung, Anna menjadi salah satu yang masih hidup sebab ia hanya luka ringan. Ia berujar :"terima kasih Tuhan, Tuhan menyelamatkan aku" Mendengar itu, salah satu eksekutor mendekati Anna. Anna menangis sambil menutupi wajahnya dengan bantal. Ia tewas ditusuk bayonet. Pada tahun 1981, Anna dikanoninasi sebagai Martir oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia. Anna dimakamkan di katedral Peter dan Paul di Santo Petersburg, Russia tepat 80 tahun setelah mereka dieksekusi.
- Catherine Schneider : 62 Tahun. Wanita kelahiran 20 Januari 1856 ini mengajarkan bahasa Russia kepada dua wanita penting di kerajaan Russia. Pertama ia mengajarkan Elisabeth, putri Hesse yang menikah dengan Adipati Agung Sergei Alexandrovich. Kedua, ia mengajarkan Alexandra, putri Hesse yang menikah dengan pewaris tahta kerajaan Russia, Nicholas. Elisabeth adalah kakak kandung Alexandra. Ia mengikuti keluarga Nicholas sejak ditahan di Tsarskoe Selo, kemudian Tobolsk. Saat di Ekaterinburg, Catherine dan Anastasia dipisahkan secara paksa dan dibawa jauh lagi menuju ke kota Perm. Mereka ditahan. Bersama Anastasia Hendrikova dan Volkov, Catherine dieksekusi mati pada 4 September 1918. Namun Volkov meloloskan diri saat nyawanya sudah di ujung tanduk. Jasad Catherine dan Anastasia berhasil ditemukan oleh tentara putih. Pada 14 November 1981, keduanya dikanoninasi sebagai Martir oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia, meskipun diketahui bahwa semasa hidup Catherine adalah pemeluk Lutheran (Kristen).
- Constantine Constantinovich, Pangeran Russia : 27 Tahun. Lahir pada 1 Januari 1891, Constantine bersama kakaknya John dan adik lelakinya dibunuh pada 18 Juli 1918. Jenazah Constantine bersama yang lain semula disemayamkan di gereja ortodoks Russia di Beijing, Cina. Setelah gereja tersebut dibongkar, peti Jenazah Constantine dan lainnya dimakamkan di pemakaman Ortodoks Russia. Namun pada 1986, pemakaman ini dibongkar dan dijadikan taman serta lahan parkiran. Dipercaya bahwa makam Constantine dan adipati-adipati lain berada di bawah lahan parkiran. Pada 1 November 1981, Constantins dikanoninasi sebagai Martir Baru Alapaevsk oleh Gereja Ortodoks Di Luar Russia.
- Dmitri Konstantinovich, Adipati Agung Russia : 58 Tahun. Lahir pada 13 Juni 1860, Dmitri merupakan sepupu dari Kaisar Russia Alexander III, juga keponakan dari Kaisar Russia Alexander II. Ayah Dmitri merupakan adik kandung Alexander II. Di tahanan, Dmitri bersama kakak beradik George dan Nicholas Mikhailovich masing-masing menempati sel tersendiri. Tak lama kemudian, salah satu keponakan ikut dimasukkan sel, ia adalah adipati agung Gabriel. Namun Gabriel kemudian dibebaskan berkat bantuan rekan istri Gabriel yang berbicara langsung ke pemimpin Bolsheviks, Lenin. Sejatinya, Lenin juga memberi Dmitri, George dan Nicholas ijin bebas namun informasi itu datang setelah mereka tewas. Di tempat eksekusi, ketiganya melihat seseorang ditandu. Ternyata orang tersebut adalah adipati Paul Alexandrovich, sepupu ketiganya. Paul sudah dalam kondisi sakit parah. Sebelum tewas ditembak pada 28 Januari 1919, Dmitri berucap : maafkan mereka sebab mereka tak tahu apa yang diperbuat. Keesokan hari, bekas ajudan Dmitri yang setia menggali tempat Dmitri dikubur, kemudian jasadnya dibungkus karpet dan dibawa pergi. Dmitri dimakamkan di halaman sebuah rumah di Petrogad.
- Elisabeth, Putri Hesse : 53 Tahun. Wanita yang akrab disapa Ella ini lahir pada 1 November 1964 sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara. Ia menikah dengan Adipati Agung Sergei Alexandrovich pada Mei 1884. Pernikahan Ella dan Sergei tidak dikaruniai anak. Pada Februari 1905, Sergei tewas termutilasi akibat serangan bom. Pada 18 Juli 1918, Ella tewas dibunuh bersama beberapa orang lain di dalam tambang sedalam 20 meter di kota Alapaevsk. Jasad Ella kini disemayamkan di gereja Santa Magdalena, Bukit Zaitun, Yerusalem. Tahun 1 November 1981, Ella dikanoninasi sebagai Martir Baru oleh Gereja Ortodoks Di Luar Russia dan pada 1992, sebagai Martir Baru oleh Gereja Ortodoks Russia.
- Dokter Eugene Botkin : 53 Tahun. Dokter Botkin lahir pada 27 Maret 1865. Ia menikah dengan Olga dan dikaruniai empat orang anak yaitu Dmitri, Yuri, Tatiana dan Gleb. Botkin bercerai dari Olga pada tahun 1910. Pada Perang Dunia I tahun 1914, Dmitri dan Yuri tewas dalam pertempuran. Botkin setia mengikuti keluarga Nicholas sebab ia merasa bertanggung jawab kepada pasiennya, keluarga kerajaan dan juga negara Russia. Beberapa minggu setelah Botkin, Nicholas, Alix, Maria dan pegawai lain dipindah ke Ekaterinburg, keempat anak Nicholas yang masih di Tobolsk diminta untuk menyusul. Tatiana Botkin meminta pada kepala penjaga di Tobolsk bernama Radionov untuk diijinkan ikut pergi bersama adiknya, Gleb. Radionov mengatakan bahwa Tatiana dan Gleb bisa ditangkap saat mereka sudah tiba di stasiun Ekaterinburg sebab tidak ada ijin bagi mereka untuk turut serta. Tatiana dan Gleb terpaksa tetap tinggal di Tobolsk. Tahun 2016, dokter Botkin dikanoninasi sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus Yang Budiman.
- Fyodor Semyonovich Remez. Semasa hidup, Fyodor berprofesi sebagai sekretaris pribadi Adipati Agung Sergei Mikhailovich. Sergei yang ini adalah keponakan kaisar Russia Alexander II dan juga adik sepupu dari kaisar Russia Alexander III. Saat Sergei dan anggota kerajaan lain ditangkap dan dibawa ke kota Ekaterinburg, Fyodor dengan setia menemani sang tuan. Sang tuan, Fyodor dan yang lain kemudian dibawa lagi Apalayevks. Di kota kecil Apalayevks, mereka menjalani hidup sebagai tawanan di gedung sekolah Napolnaya. Di salah satu ruang, Fyodor tidur bersama sang tuan dan Vladimir Pavlovich Palei (adik sepupu kaisar Russia Nicholas II). Setelah sang tuan, Fyodor dan yang lain dilempar hidup-hidup ke tambang sedalam 20 meter, Fyodor tewas terkena ledakan granat yang pertama.
- George Mikhailovich, Adipati Agung Russia : 55 Tahun. Lahir pada 23 Agustus 1863, George dan kakaknya Nicholas menjadi korban pembunuhan pada masa revolusi Russia 28 Januari 1919. Disebutkan bahwa semua adipati agung yang ditembak pada hari itu, menyambut ajalnya dengan gagah berani.
- Igor Konstantinovich, Pangeran Russia : 24 Tahun. Lahir pada 10 Juni 1894, Igor bersama kedua kakaknya John dan Constantine serta sepupunya Vladimir Paley tewas dibunuh pada 18 Juli 1918. Pada 1 November 1981, Igor dikanoninasi sebagai Martir Baru Alapaevsk oleh Gereja Ortodoks Di Luar Russia.
- Ilya Leonidovich Tatischev : 58 Tahun. Ilya lahir pada 11 Desember 1859 di St Petersburg, Russia. Ia bekerja sebagai jenderal ajudan bagi Nicholas. Ibunda Ilya bekerja sebagai pelayan wanita istri Nicholas, Alix. Ilya tidak pernah menikah dan memiliki anak. Sebenarnya pada 18 April 1917, Ilya sudah pensiun dikarenakan kesehatannya yang mulai menurun. Entah mengapa ia secara sukarela mengikuti keluarga Nicholas dari Tsarskoe Selo, ke Tobolsk hingga ke Ekaterinburg. Hari-hari terakhir Ilya sudah dikisahkan di bagian pangeran Vasily. Jasad Ilya dan Vasily ditemukan oleh beberapa biarawati di biara Novo-Tikhvinsky dan dimakamkan di Ivanopsvkoe. Pada Oktober 1981, Ilya dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia sebagai Martir Suci.
- Ivan Kharitonov : 46 Tahun. Lahir pada 1872, Ivan bekerja sebagai kepala koki di rumah tangga keluarga kaisar terakhir, Nicholas. Ivan tetap setia pada majikannya sejak menjadi tahanan di istana Alexander, Tsarskoe Selo. Ketika Ivan mengikuti keluarga majikan pindah ke Tobolsk pada Agustus 1917, istri dan anak Ivan turut serta dan tinggal bersama. Pada musim semi 1918, sang majikan yaitu Nicholas, Alix dan Maria diharuskan pindah ke Ekaterinburg. Lagi-lagi Ivan mengikuti ditemani oleh asisten rumah tangga Anna Demidova, pelayan pria Ivan Sednev dan Alexei Trupp. Istri dan anak Ivan tidak diperbolehkan ikut dan tetap tinggal di Tobolsk. Di Ekaterinburg, Ivan dan yang lain tidak akan pindah lagi selamanya sebab mereka tewas dieksekusi pada 17 Juli 1918. Tahun 1991, Ivan dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus. Tepat 80 tahun setelah dieksekusi, Ivan dan keluarga Nicholas dimakamkan di katedral Peter dan Paul di Santo Petersburg, Russia. Upacara pemakaman dihadiri oleh cucu Ivan.
- Ivan Sednev : 37 Tahun. Pria kelahiran tahun 1881 ini bekerja pada keluarga Nicholas sebagai mekanik di kapal kerajaan Polar Star dan kemudian pindah ke kapal kerajaan Standard. Kemudian ia ditawari menjadi asisten pria anak-anak perempuan Nicholas. Ivan Sednev membawa keponakan laki-lakinya Leonid Sednev untuk bekerja bersama keluarga kerajaan. Leonid akan menjadi teman bermain Alexei. Pada akhir April 1918, Ivan Sednev bersama Ivan Khemodurov, Alexei Trupp, pangeran Vasily, dokter Eugene Botkin serta asisten rumah tangga Anna Demidova mengikuti Nicholas, Alexandra dan Maria menuju ke Ekaterinburg. Seperti yang sudah disebut di bagian Nagorny, ia tewas dieksekusi. Namun Leonid beruntung, sebab kepala eksekusi Yakov Yurovsky tidak merasa harus membunuh bocah itu. Dua hari sebelum pembunuhan, Leonid diungsikan ke rumah seberang.
- John Konstantinovich, Pangeran Russia : 32 Tahun. Lahir pada 5 Juli 1886, John merupakan cucu keponakan dari Kaisar Russia Alexander II. Sama halnya Vladimir Paley, John juga bertempur dalam Perang Dunia I membela negaranya. John beserta dua saudara lelakinya dan sepupunya Vladimir Paley tewas dibunuh pada 18 Juli 1918. Adik perempuan John bersama sang ibunda dan istri berhasil meloloskan diri dari Russia pada April 1919 berkat bantuan raja Norwegia, Haakon V. Pada 1 November 1981, John dikanoninasi sebagai Martir Baru Alapaevsk oleh Gereja Ortodoks Di Luar Russia.
- Maria Nikolaevna, Adipatni Russia : 19 Tahun. Anak ketiga Nicholas II dan Alix yang lahir pada 26 Juni 1899. Semasa hidup, sepupunya yang bernama Dicky Mountbatten sangat mengagumi dirinya. Bahkan Dicky meletakkan foto Maria di samping tempat tidur dan memiliki impian untuk menikahi. Jasad Maria dan Alexei ditemukan bersama pada tahun 2007 tak jauh dari lokasi penemuan jasad keluarga mereka. Pada tahun 1981, Maria dikanoninasi sebagai Martir Suci oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia. Pada tahun 2000, Maria dikanoninasi sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus oleh Gereja Ortodoks Russia.
- Michael Alexandrovich, Adipati Agung Russia : 39 Tahun. Lahir pada 4 Desember 1878, Michael merupakan adik kandung Nicholas II dan juga anak dari pasangan Alexander III-Dagmar, putri Denmark. Ia tewas ditembak pada 13 Juni 1918 bersama sekretaris pribadinya, Nicholas Johnson. Jasad mereka belum ditemukan hingga kini. Istri Michael yang bernama Natalia Brasova mengungsi ke Perancis bersama anak mereka, George dan anak perempuan Natalia dari pernikahan terdahulu.
- Nagorny : 31 Tahun. Pria bernama lengkap Klementy Grigorivich Nagorny ini lahir pada tahun 1887. Ia menjadi asisten Boatswain A.E. Derevenko sebagai penjaga Alexei. Saat Alexei sekeluarga menjadi tahanan di istana Alexander, Tsarskoe Selo, Boatswain Derevenko pergi dan Nagorny menjadi penjaga utama (tentu yang terakhir). Saat ditahan di Tobolsk, Nagorny menggendong Alexei yang tidak bisa berjalan akibat sakit di persendian kaki. Ia tidur sekamar dengan Alexei. Kemudian pada 20 Mei 1918, Alexei dan ketiga kakak perempuannya harus pindah ke Ekaterinburg melalui perjalanan tiga hari lebih dengan kereta kuda, kapal, kereta api dan kemudian kereta kuda lagi. Baru empat hari tiba di rumah Ipatiev, Ekaterinburg, Nagorny dan Ivan Sednev kemudian dipindahkan dari rumah. Keduanya ditahan selama sebulan. Nicky sekeluarga tidak pernah tahu lagi kabar dan keberadaan Nagorny maupun Ivan. Pada 28 Juni 1918, Nagorny dan Ivan dibawa ke kebun di belakang stasiun kereta api di Ekaterinburg. Mereka ditembak mati dari belakang. Pada 14 November 1981, Nagorny dan Ivan dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia.
- Nicholas II, Kaisar Russia : 50 Tahun. Lahir pada 18 Mei 1918 sebagai anak sulung dari enam bersaudara. Nicholas menjadi kaisar pada November 1894. Tak lama kemudian, ia menikahi Alix dan dikaruniai lima orang anak. Nicholas mengundurkan diri pada 2 Maret 1917. Sejak itu, ia dan seluruh keluarganya menjadi tahanan Bolsheviks di bawah pimpinan Lenin. Russia menjadi negara republik pada September 1917. Maka Nicholas adalah kaisar Russia yang terakhir. Pada tahun 1981, Nicholas dikanoninasi sebagai Martir Suci oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia. Pada tahun 2000, Nicholas dikanoninasi sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus oleh Gereja Ortodoks Russia.
- Nicholas Johnson Nicholas merupakan pria berkebangsaan Inggris yang menjadi sekretaris pribadi Adipati Agung Michael alias Misha. Misha adalah adik bungsu kaisar terakhir, Nicholas II. Setelah mengabdikan diri, Nicholas menunjuk Misha sebagai penerusnya, namun tidak pernah terjadi. Saat Misha dibawa ke kota Perm pada April 1918, Misha meminta Nicholas pergi meninggalkan dirinya. Tetapi Nicholas tetap ingin menemani sang tuan. Setelah dieksekusi dengan cara ditembak, jasad Misha dan Nicholas tak ditemukan hingga kini. Namun jam tangan Nicholas dicuri oleh penembaknya, Andrei Markov.
- Nicholas Mikhailovich, Adipati Agung Russia : 59 Tahun. Lahir pada 26 April 1859, Nicholas merupakan adik sepupu dari Kaisar Russia Alexander III. Nicholas tewas ditembak bersama adiknya, George Mikhailovich, saudara sepupunya Dmitry Konstantinovich dan Paul Alexandrovich. Selama ditahan, Nicholas tidak mengeluhkan apapun selain bau kamar kecil. Sebelum ditembak mati, Nicholas menyerahkan kucingnya kepada salah satu tentara dan minta untuk dijaga. Semasa hidup, Nicholas tidak menikah dan memiliki anak.
- Olga Nikolaevna, Adipati Agung Russia : 22 Tahun. Anak sulung Nicholas II dan Alix yang lahir pada 15 November 1895. Sesaat sebelum ia ditembak mati, Olga dan ibunya membuat tanda salib sebagai doa. Pada tahun 1981, Olga dikanoninasi sebagai Martir Suci oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia. Pada tahun 2000, Olga dikanoninasi sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus oleh Gereja Ortodoks Russia.
- Paul Alexandrovich, Adipati Agung Russia : 58 Tahun. Ia adalah anak bungsu pasangan Alexander II dengan Marie, Putri Hesse yang lahir pada 3 Oktober 1860. Paul sangat dekat dengan sang kakak, Sergei. Setelah istri pertama Paul wafat di usia muda akibat terjatuh saat hamil tua, Sergei dan istri berperan besar membantu merawat kedua anak Paul yang masih balita. Meski dalam kondisi sakit-sakitan hingga tak mampu berdiri, Paul tetap menjadi target pembunuhan pada Januari 1919. Anak lelaki Paul yang bernama Vladimir Paley juga tak luput dari sasaran pembunuhan.
- Sergei Mikhailovich, Adipati Agung Russia : 48 Tahun. Lahir pada 7 Oktober 1869, Sergei merupakan keponakan dari Kaisar Russia, Alexander II. Ayah Sergei adalah adik bungsu sang kaisar yang bernama Michael Nikolaevich. Sergei ditangkap bersama sekretaris pribadi bernama Feodor Remez, para keponakan yaitu John Konstantinovich, Konstantin Konstantinovich, Igor Konstantinovich, Vladimir Paley. Enam orang ini dibawa ke kota Viatka. Dari Viatka, mereka dipindah ke Yekaterinburg. Beberapa hari kemudian, Elisabeth dan asistennya Varvara Yakovleva dan Ekaterina digabungkan bersama. Dari Yekaterinburg, mereka dibawa ke Alapayevks dan tinggal di sebuah sekolah kecil. Sebelum mereka digiring untuk dibunuh, Ekaterina dibawa pergi. Dari tujuh tahanan, hanya Sergei yang paling melawan atas nyawanya. Tubuh Sergei cukup tinggi dan kuat. Ia melawan saat dibawa dari sekolah sehingga menyebabkan lengannya ditembak. Di tengah perjalanan, Sergei tak mengeluhkan lukanya namun ia memprotes sebab ia tak merasa pernah berurusan dengan politik. Saat hendak dijatuhkan di tambang, ia kembali melawan. Tentara merah yang kewalahan langsung menembak Sergei hingga tewas. Semasa hidup, Sergei tak pernah menikah. Pada 1 November 1981, Sergei dikanoninasi sebagai Martir Baru Alapaevsk oleh Gereja Ortodoks Di Luar Russia.
- Tatiana Nikolaevna, Adipatni Agung Russia : 21 Tahun. Anak kedua Nicholas II dan Alix yang lahir pada 10 Juni 1897. Pada tahun 1981, Tatiana dikanoninasi sebagai Martir Suci oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia. Pada tahun 2000, Tatiana dikanoninasi sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus oleh Gereja Ortodoks Russia. Sepupu Tatiana yaitu Michael, pangeran Yunani & Denmark menceritakan kisah ayahnya yang menemui seorang paranormal. Paranormal itu tiba-tiba berbicara dalam bahasa Russia :"kamu gak kenal aku? Aku mengikutimu kemana-mana. Aku Tatiana. Kita semua hadir di sini. Kita kirim kamu sayang & cium. Dan Anastasia ingin memberitahu kamu bahwa wanita sekarang datang ke Amerika itu bukan dia. Kamu harus beritahu tante Xenia (adik kandung ayah Tatiana)"
- Varvara Yakovleva : 38 Tahun. Wanita Russia kelahiran tahun 1880 ini semula berprofesis sebagai asisten rumah tangga putri Hesse, Elisabeth. Pada 1905, suami sang majikan tewas terkena serangan bom. Tak lama setelahnya, Elisabeth menjual seluruh perhiasan dan perabot mewahnya untuk mendirikan klinik ditujukan kaum miskin, panti asuhan dan juga biara. Sang majikan menjadi biarawati sekaligus seorang vegetarian. Varvara yang akrab disapa Varya mengikuti jejak sang majikan. Saat pecah revolusi Russia, Lenin memerintahkan agar Elisabeth ditangkap dan dibawa ke kota Perm. Varya dengan setia mengikuti Elisabeth. Dari kota Perm, mereka dibawa lagi ke kota Ekaterinburg untuk bergabung dengan anggota kerajaan lain yang telah ditahan. Dari Ekaterinburg, Ella dan semua dibawa ke kota kecil terdekat bernama Apalayevks dan dimasukkan ke gedung sekolah Napolnaya. Tanggal 18 Juli 1918, Elisabeth, Varya dan semua tahanan dilempar hidup-hidup ke galian tambang sedalam 20 meter. Sebelum dilempar, mereka dipukuli terlebih dahulu. Di dalam, pasukan Cheka melempar granat dua kali dan kemudian memasukkan semak-semak yang dibakar api. Jasad sang majikan dan Varya akhirnya dimakamkan di gereja Bukit Zaitun, Yerusalem. Pada 1 November 1981, Varya dikanoninasi sebagai Martir Baru oleh Gereja Ortodoks Di Luar Russia dan pada 1992, sebagai Martir Baru oleh Gereja Ortodoks Russia.
- Pangeran Vasily Alexandrovich Dolgorukov : 50 Tahun.
Pangeran Vasily memiliki usia yang sama dengan Nicholas, keduanya lahir pada tahun 1868. Ia merupakan penasihat militer bagi Nicholas. Vasily menemani Nicholas, Alix, Maria dan yang lain saat mereka datang ke rumah Ipatiev di Ekaterinburg pada akhir April 1918. Awalnya ia diperbolehkan tinggal bersama di rumah Ipatiev namun kemudian ia ditahan bersama Ilya Tatieschev dengan tuduhan hendak merencanakan penyelamatan keluarga kerajaan. Selama ditahan di penjara Ekaterinburg, Vasily menyelundupkan catatan kecil untuk diberikan kepada konsulat Inggris di kota itu. Ia meminta mereka untuk menyelamatkan Nicholas sekeluarga. Vasily dan Ilya ditembak mati di kepala pada 10 Juli 1918, hanya seminggu sebelum Nicholas dan yang bersamanya. Jasad Ilya dan Vasily ditemukan oleh beberapa biarawati di biara Novo-Tikhvinsky dan dimakamkan di Ivanopsvkoe. Pada 1 November 1981, Vasily dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia sebagai Pahlawan Martir Suci. - Vladimir Pavlovich Paley, Pangeran Russia : 21 Tahun. Ia adalah anak pertama pasangan Paul Alexandrovich dengan Olga yang lahir pada 9 Januari 1897 di St Petersburg, Russia. Ia dibesarkan di Paris, Perancis namun pada 1914, ia kembali ke Russia untuk bergabung menjadi tentara. Ia bertempur dalam Perang Dunia I dan diangkat menjadi Letnan serta diganjar penghargaan sebagai Pahlawan Perang. Semasa remaja, Vladimir menunjukkan bakatnya di bidang puisi. Semua jasa Vladimir seolah tidak ada artinya sebab ia kemudian tewas dibunuh pada 1918 di sebuah tambang. Pada 1 November 1981,Vladimir dikanoninasi sebagai Martir Baru Alapaevsk oleh Gereja Ortodoks Di Luar Russia.
Saturday, July 11, 2020
Kisah Cinta Pangeran Raksasa dan Putri Mungil, Bagian 2
Pada November 1894 Nicky telah menjadi seorang kaisar Russia, Nicholas II. Ia juga telah menikah dengan Alexandra. Akan tetapi Minnie tetap mempertahankan posisinya sebagai wanita nomer satu di kerajaan. Dalam acara negara, Minnie akan berjalan di samping sang putra. Sementara Alix berjalan di belakang mereka. Setahun setelah menikah, Nicky dan Alix dikaruniai seorang putri bernama Olga. Tahun-tahun berikutnya, mereka akan dikaruniai empat orang anak lagi yaitu Tatiana, Maria, Anastasia dan Alexei. Tanggal 29 September 1898, ibunda Minnie wafat di usia 81 tahun.
Pada 10 Juli 1899, putra ketiga Minnie yaitu George wafat di usia 28 tahun akibat tuberkulosis saat berada di Georgia. George memang sudah lama menderita TBC dan oleh dokter ia disarankan untuk tinggal di daerah yang beriklim hangat. Namun saat ia mengendarai motor seorang diri, ia terjatuh. Seorang wanita melihat George terkapar dengan mulut mengeluarkan darah dan nafas terengah-engah. Ia memegang George yang sekarat sampai menghembuskan nafas terakhir. Pegawai George menyadari bahwa sang tuan tidak kembali dalam waktu lama berusaha mencari, namun sang tuan sudah meninggal dunia. Ratu Victoria mengirim telegram ungkapan duka cita dan dibalas oleh Minnie. Sepanjang prosesi pemakaman, Minnie yang digandeng oleh putrinya, Xenia tampak tabah. Namun begitu peti George hendak diturunkan, Minnie tiba-tiba menatap Xenia dengan mata terbuka lebar "Ayo pulang, ayo pulang! Aku sudah tidak tahan lagi". Minnie bergegas menuju kereta kuda. Di dalam, Minnie menangis sambil memeluk topi George yang ia ambil dari atas peti jenazah.
Pada 9 Agustus 1901, putri terkecil Minnie yaitu Olga menikah dengan adipati Oldenburg Peter Alexandrovich. Pernikahan itu tidak menguntungkan buat Olga sebab Peter hanya menginginkan teman hidup, bukan seorang istri. Akibatnya Olga tidak memiliki anak. Rumor tentang Peter seorang homoseksual berhembus kencang. Olga telah meminta ijin sang suami untuk bercerai dan menikah dengan Nikolai Kulikovsky, seorang pria dari kalangan biasa, namun tidak diijinkan oleh Peter. Namun Peter mengijinkan Nikolai untuk menjadi pengawal pribadi Olga, dan itu berlangsung selama 13 tahun sebelum akhirnya Olga dan Peter berpisah. Selain Peter, Olga juga meminta ijin kepada kakak sulungnya, kaisar Nicholas II untuk bercerai. Namun Nicky menolak dengan alasan agama hanya memperbolehkan menikah sekali dan sebagai anggota kerajaan harus mencari istri dari kalangan kerajaan.
Pada 1903, Minnie dan kelima saudaranya berkumpul di Denmark untuk berfoto bersama ayahnya. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 29 Januari 1906, ayah Minnie, Christian IX wafat di usia 87 tahun saat tidur siang. Saat itu Minnie sedang berada di Denmark, ia sempat melihat ayahnya menyambut masyarakat Denmark di pagi hari seperti biasa. Siangnya Minnie menengok ayahanda di kamar dan ternyata sudah tidak bernyawa lagi. Kakak sulung Minnie menjadi raja Frederick VIII. Pada 1909, Minnie datang lagi ke Denmark menjenguk adik iparnya, putri Marie yang sakit radang otak parah. Minnie merasa kasihan melihat Marie yang tampak linglung namun memaksa diri untuk ikut berburu. Seminggu kemudian, Marie wafat di usia 44 tahun.
Pada 1912, kakak sulung Minnie, Frederick VIII wafat di usia 68 tahun akibat gagal jantung. Pada tahun yang sama tepatnya pada 16 Oktober 1912 di Vienna, Austria, putra terkecil Minnie yang bernama Misha/Michael menikah dengan janda cerai satu anak bernama Natalia Brasova. Minnie dan sang kakak, kaisar Nicholas II mengetahui pernikahan ini dari surat yang dikirim Misha. Minnie & Nicky merasa kecewa sebab Misha digadang-gadang menjadi penerus Nicky. Putra satu-satunya Nicky yaitu Alexei menderita hemofilia. Alexei kerap sakit-sakitan dan divonis tidak akan berusia panjang. Nicky melarang Misha & Natalia kembali ke Russia serta membekukan semua aset Misha di Russia. Misha dan Natalia tinggal di hotel antara Perancis dan Swiss. Kakak Misha yaitu Xenia bersama saudara sepupu mereka, Andrei Vladimirovich menjenguk Misha dan istrinya.
Pada tahun 1913, kakak Minnie yang merupakan raja Yunani tewas ditembak oleh pria gangguan jiwa di Yunani. Pada 26 Maret 1915 atas permintaan Misha melalui surat, Nicky mengesahkan putra Misha dan Natalia yang bernama George. George kecil diberi gelar count Brasov. Pada tanggal 16 Oktober 1916, pernikahan pertama Olga dibatalkan. Tepat sebulan kemudian, Olga menikah dengan Nikolai Kulikovsky. Setahun kemudian, Olga dikaruniai seorang putra.
Pada Februari 1917, pecah Revolusi Russia yang memaksa putra Minnie, Nicholas II untuk turun tahta pada Maret 1917. Beberapa hari setelah turun tahta, Minnie datang dari Kiev ke Moghilev untuk sarapan bersama Nicky dan kemudian mengobrol hingga sore. Kegiatan itu dilakukan selama tiga hari berturut-turut sebelum Nicholas kembali ke istana Alexander di Tsarskoe Selo. Itu adalah pertemuan terakhir Minnie bersama Nicky. Di Tsarskoe Selo, Nicky sekeluarga menjadi tahanan rumah. Saat Minnie kembali ke Kiev, ia sadar bahwa kota itu sudah berubah. Bersama kedua putri, Xenia dan Olga bersama suami mereka serta anak-anak Xenia, Minnie menuju ke villa Aitodor di Crimea. Setelah menjalani kehidupan bebas beberapa saat di Crimea, Minnie sekeluarga kemudian juga menjadi tahanan rumah. Namun nasib Nicky sekeluarga dan Minnie sekeluarga akan berbeda. Suami Olga yaitu Nikolai adalah pria dari kalangan biasa sehingga ia diperlakukan lebih bebas oleh Bolsheviks. Nikolai menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan makanan dan kabar dari luar. Minnie kemudian menerima surat dari putra terkecilnya, Michael yang memberitahu pertemuan sang putra dengan sang kakak, Nicky sekeluarga sebelum mereka dibawa ke Tobolsk. Pada musim gugur 1917, Nicky mengirim surat untuk Minnie dan menerima balasan dari sang ibunda pada akhir 1917. Itu adalah surat menyurat terakhir antara Nicky dan ibunya.
Setelah dua surat terakhir dari kedua anak laki-lakinya, Minnie tidak pernah tahu lagi kabar Michael. Tanpa sepengetahuan Minnie, Michael, asistennya bernama Nicholas Johnson dan dua asisten laki-laki lain dibawa ke kota Perm. Pada 13 Juni 1918, Michael dan Nicholas Johnson tewas ditembak. Jasad Michael dan Johnson belum pernah ditemukan hingga kisah ini dibuat. Sebulan kemudian, tepatnya tanggal 17 Juli 1918, Nicky sekeluarga tewas dieksekusi di Ekaterinburg. Minnie diberitahu perihal ini, namun ia menolak untuk percaya :"tidak ada yang melihat Nicky dibunuh. Itu adalah rekayasa Bolsheviks sebab Nicky sebenarnya sudah berhasil lolos dari Russia". Sehari kemudian, adik ipar Minnie yaitu Ella bersama rekan kesusteran Varvara, pangeran John bersama dua adiknya yaitu Igor dan Konstantin, dan sepupu Sasha yaitu Sergei Konstantinovich dan sekretarisnya Fyodor Remez dibunuh dengan cara sangat keji. Keji karena mereka tidak langsung tewas ditembak, melainkan dilempar ke tambang sedalam 20 meter setelah dipukuli dibagian belakang kepala. Fyodor yang kritis, masih mampu merangkak ke ruang mesin. Di sana jasadnya ditemukan.
Ratu Rumania Marie yang akrab disapa Missy mengirim surat permohonan kepada Xenia memohon agar mereka secepatnya angkat kaki dari Russia selagi masih ada kesempatan. Tentara Jerman sudah mulai meninggalkan Crimea dan sanak saudara khawatir jika tentara merah Bolsheviks mengambil kesempatan untuk mendatangi Crimea. Missy adalah saudara sepupu Xenia (ibu Missy, Adipatni Russia Maria Alexandrovna adalah adik kandung Sasha). Missy juga mengirim utusannya yaitu Kolonel Joseph Whiteside Boyle mendatangi Xenia sekeluarga. Missy meminta agar Xenia sekeluarga menaruh kepercayaan penuh kepada Boyle. Tanggal 24 November 1918, Boyle datang bersama 200 pasukan bersenjata, bantuan dan sebuah mobil ke Crimea untuk membawa Minnie dan Xenia sekeluarga dengan kapal, namun Minnie menolak. Minnie merasa sudah menjadi kewajibannya untuk tetap tinggal di Russia sehingga baginya tidak perlu untuk pergi. Suami Xenia, Alexander alias Sandro marah kepada Xenia. Tepat hari natal 1918, Sandro memutuskan untuk meninggalkan Crimea menuju ke Italy. Ia hendak mendatangi beberapa kepala negara sahabat di Eropa untuk meminta dukungan terhadap tentara putih Russia (Tentara Putih adalah tentara pro kerajaan Russia, mereka mati-matian melawan Tentara Merah). Sehari kemudian, Sandro berangkat naik kapal HMS Forsythe. Sandro ditemani oleh putra tertua Andrei dan menantunya, Elisabeta. Tanggal 17 Januari 1919, Sandro mengirim telegram, ia meminta Xenia sekeluarga selekasnya pergi. Sandro kemudian tiba di Perancis pada akhir Januari 1919.
Missy mengirim surat lagi menyebut bahwa ia sekeluarga di Rumania merasa sangat cemas. Ia berharap agar Xenia sekeluarga mendengarkan permintaan Boyle untuk meninggalkan Crimea secepatnya. Upaya Missy tidak berhasil membujuk Minnie untuk meninggalkan Crimea. Kini giliran keponakan Minnie yaitu raja Inggris George V yang mengirim utusan bernama Komandan Turle ke Crimea. Sama halnya Boyle, Turle hendak membawa Minnie sekeluarga ke Konstantinopel dengan kapal perang, Minnie menolak sambil tertawa. Entah saat itu Minnie menyadari tidak bahwa Tentara Merah Bolsheviks sudah bergerak menuju Crimea.
Pada pagi yang dingin dan berkabut tanggal 4 April 1919, kapal perang Inggris HMS Marlborough berlayar dari Konstantinopel menuju ke kota Sevastopol di Semenanjung Crimea. Kapten kapal bernama Charles Johnson diberi kepercayaan membawa surat ibu ratu Inggris, Alexandra untuk disampaikan kepada adiknya, Minnie. Sama seperti keinginan Missy, Alexandra menginginkan Minnie segera keluar dari Russia sebelum terlambat untuk menyelamatkan diri dari fraksi Bolsheviks. Bolsheviks adalah fraksi pecahan dari Partai Sosial Demokrat Russia yang muncul dalam konferensi di Brussel, Belgia pada 1903. Fraksi Bolsheviks berisikan orang-orang garis keras yang berpendapat bahwa perubahan harus dimenangkan dengan senjata. Pemimpin Bolsheviks adalah Vladimir Lenin. Kapten Charles Johnson juga membawa surat perlindungan politik bagi Minnie, Xenia dan semua anak laki-lakinya yang masih ada di Crimea. Minnie pun menyerah.
Kapal HMS Marlborough yang dikirim raja Inggris George V telah tiba di kota Sevastopol dan siap membawa Minnie untuk kemudian dibawa ke Malta dan Inggris. Dari kota Sevastopol, kapten Johnson memakai jalan darat untuk menemui Minnie di kota Yalta. Sekembalinya ke Sevastopol, ia langsung memerintahkan agar HMS Marlborough diarahkan ke Yalta dan tiba di hari yang sama pada 7 April 1919. Yalta merupakan kota wisata yang dikelilingi oleh Laut Hitam. Minnie berat hati harus meninggalkan Russia, negara yang telah ia diami selama lebih dari 50 tahun. Namun Minnie menginginkan satu hal sebelum ia berangkat. Orang-orang di Yalta yang setia kepada keluarga kerajaan Russia dan menginginkan pergi, harus dibawa serta. Informasi : jarak dari Crimea menuju Yalta adalah 2,5 jam menggunakan transportasi darat.
Sementara Olga bersama Nikolai Kulikovsky dan putranya, Tikhon pergi ke Kaukasus yang baru saja dikuasai oleh tentara putih. Di sana pada tahun 1919, Olga dan Nikolai dikaruniai putra kedua yang diberi nama Guri. Olga sekeluarga pindah lagi ke Novorossiysk, di rumah konsulat Denmark bernama Thomas Schytte sebab Kaukasus dikuasai lagi oleh Tentara Merah Bolsheviks. Thomas memberitahu Olga bahwa Minnie telah tiba di Denmark dalam kondisi selamat. Olga akan pindah lagi ke Buyukada, Turki, kemudian pindah lagi ke Belgrade, Yugoslavia. Pewaris tahta Yugoslavia, Alexander menawarkan Olga sekeluarga tempat tinggal tetap. Namun Minnie mengajak Olga untuk tinggal bersama di Hvdore, Denmark. Maka Olga sekeluarga berangkat ke Denmark. Setelah Minnie wafat pada tahun 1928, Olga akan berpindah-pindah lagi hingga akhirnya menuju ke Toronto, Kanada. Olga tinggal di ruko lantai dua hingga meninggal pada tahun 1960.
Setiba di Inggris, Minnie, Xenia dan keenam anak Xenia menetap sementara di Inggris. Namun kemudian, hanya Xenia yang akan menetap di Inggris sampai akhir hayat. Minnie memutuskan pindah ke Denmark dan sementara tinggal bersama sang keponakan, raja Christian X. Setelahnya, Minnie pindah ke villa Hvdore yang sudah ia beli patungan bersama Alexandra beberapa tahun sebelumnya. Pada tahun 1925, Alexandra wafat di usia 81 tahun. Tiga tahun kemudian, Minnie wafat di usia 80 tahun di villa Hvdore dan dimakamkan di mausoleum kerajaan Denmark. Minnie sangat berharap ia bisa dimakamkan di sisi Sasha. Namun kondisi politik kala itu tidak memungkinkan. Baru pada tahun 2005, tercapai kesepakatan antara ratu Denmark, Margarethe (cicit keponakan Minnie) dengan presiden Russia Vladimir Putin bersama pemerintah masing-masing. Jasad Minnie pada akhirnya bisa berdampingan dengan Sasha lagi pada tahun 2006.
Pada 10 Juli 1899, putra ketiga Minnie yaitu George wafat di usia 28 tahun akibat tuberkulosis saat berada di Georgia. George memang sudah lama menderita TBC dan oleh dokter ia disarankan untuk tinggal di daerah yang beriklim hangat. Namun saat ia mengendarai motor seorang diri, ia terjatuh. Seorang wanita melihat George terkapar dengan mulut mengeluarkan darah dan nafas terengah-engah. Ia memegang George yang sekarat sampai menghembuskan nafas terakhir. Pegawai George menyadari bahwa sang tuan tidak kembali dalam waktu lama berusaha mencari, namun sang tuan sudah meninggal dunia. Ratu Victoria mengirim telegram ungkapan duka cita dan dibalas oleh Minnie. Sepanjang prosesi pemakaman, Minnie yang digandeng oleh putrinya, Xenia tampak tabah. Namun begitu peti George hendak diturunkan, Minnie tiba-tiba menatap Xenia dengan mata terbuka lebar "Ayo pulang, ayo pulang! Aku sudah tidak tahan lagi". Minnie bergegas menuju kereta kuda. Di dalam, Minnie menangis sambil memeluk topi George yang ia ambil dari atas peti jenazah.
Reuni Di Copenhagen, Denmark tahun 1899 Duduk, Kiri ke Kanan : Axel Denmark, Viggo Denmark, Andrei Russia, Irina Russia, Margarete Denmark, Olga Russia, Tatiana Russia, Erik Denmark, Aage Denmark Berdiri di barisan pertama, kiri ke kanan : Putri Inggris Victoria, Alexandrine istri Christian menggendong bayi Frederick, raja Denmark Christian IX, Alexandra, Dagmar, Marie istri Valdemar Denmark, Alexandra istri kaisar Nicholas II Russia. Berdiri di barisan kedua : pangeran Denmark Christian, raja Yunani George I, Kaisar Russia Nicholas II. Berdiri di barisan belakang : Pangeran Yunani Nicholas, Pangeran Glucksburg John, Pangeran Denmark Valdemar. |
Pada 9 Agustus 1901, putri terkecil Minnie yaitu Olga menikah dengan adipati Oldenburg Peter Alexandrovich. Pernikahan itu tidak menguntungkan buat Olga sebab Peter hanya menginginkan teman hidup, bukan seorang istri. Akibatnya Olga tidak memiliki anak. Rumor tentang Peter seorang homoseksual berhembus kencang. Olga telah meminta ijin sang suami untuk bercerai dan menikah dengan Nikolai Kulikovsky, seorang pria dari kalangan biasa, namun tidak diijinkan oleh Peter. Namun Peter mengijinkan Nikolai untuk menjadi pengawal pribadi Olga, dan itu berlangsung selama 13 tahun sebelum akhirnya Olga dan Peter berpisah. Selain Peter, Olga juga meminta ijin kepada kakak sulungnya, kaisar Nicholas II untuk bercerai. Namun Nicky menolak dengan alasan agama hanya memperbolehkan menikah sekali dan sebagai anggota kerajaan harus mencari istri dari kalangan kerajaan.
Pada 1903, Minnie dan kelima saudaranya berkumpul di Denmark untuk berfoto bersama ayahnya. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 29 Januari 1906, ayah Minnie, Christian IX wafat di usia 87 tahun saat tidur siang. Saat itu Minnie sedang berada di Denmark, ia sempat melihat ayahnya menyambut masyarakat Denmark di pagi hari seperti biasa. Siangnya Minnie menengok ayahanda di kamar dan ternyata sudah tidak bernyawa lagi. Kakak sulung Minnie menjadi raja Frederick VIII. Pada 1909, Minnie datang lagi ke Denmark menjenguk adik iparnya, putri Marie yang sakit radang otak parah. Minnie merasa kasihan melihat Marie yang tampak linglung namun memaksa diri untuk ikut berburu. Seminggu kemudian, Marie wafat di usia 44 tahun.
Pada 1912, kakak sulung Minnie, Frederick VIII wafat di usia 68 tahun akibat gagal jantung. Pada tahun yang sama tepatnya pada 16 Oktober 1912 di Vienna, Austria, putra terkecil Minnie yang bernama Misha/Michael menikah dengan janda cerai satu anak bernama Natalia Brasova. Minnie dan sang kakak, kaisar Nicholas II mengetahui pernikahan ini dari surat yang dikirim Misha. Minnie & Nicky merasa kecewa sebab Misha digadang-gadang menjadi penerus Nicky. Putra satu-satunya Nicky yaitu Alexei menderita hemofilia. Alexei kerap sakit-sakitan dan divonis tidak akan berusia panjang. Nicky melarang Misha & Natalia kembali ke Russia serta membekukan semua aset Misha di Russia. Misha dan Natalia tinggal di hotel antara Perancis dan Swiss. Kakak Misha yaitu Xenia bersama saudara sepupu mereka, Andrei Vladimirovich menjenguk Misha dan istrinya.
Pada tahun 1913, kakak Minnie yang merupakan raja Yunani tewas ditembak oleh pria gangguan jiwa di Yunani. Pada 26 Maret 1915 atas permintaan Misha melalui surat, Nicky mengesahkan putra Misha dan Natalia yang bernama George. George kecil diberi gelar count Brasov. Pada tanggal 16 Oktober 1916, pernikahan pertama Olga dibatalkan. Tepat sebulan kemudian, Olga menikah dengan Nikolai Kulikovsky. Setahun kemudian, Olga dikaruniai seorang putra.
Pada Februari 1917, pecah Revolusi Russia yang memaksa putra Minnie, Nicholas II untuk turun tahta pada Maret 1917. Beberapa hari setelah turun tahta, Minnie datang dari Kiev ke Moghilev untuk sarapan bersama Nicky dan kemudian mengobrol hingga sore. Kegiatan itu dilakukan selama tiga hari berturut-turut sebelum Nicholas kembali ke istana Alexander di Tsarskoe Selo. Itu adalah pertemuan terakhir Minnie bersama Nicky. Di Tsarskoe Selo, Nicky sekeluarga menjadi tahanan rumah. Saat Minnie kembali ke Kiev, ia sadar bahwa kota itu sudah berubah. Bersama kedua putri, Xenia dan Olga bersama suami mereka serta anak-anak Xenia, Minnie menuju ke villa Aitodor di Crimea. Setelah menjalani kehidupan bebas beberapa saat di Crimea, Minnie sekeluarga kemudian juga menjadi tahanan rumah. Namun nasib Nicky sekeluarga dan Minnie sekeluarga akan berbeda. Suami Olga yaitu Nikolai adalah pria dari kalangan biasa sehingga ia diperlakukan lebih bebas oleh Bolsheviks. Nikolai menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan makanan dan kabar dari luar. Minnie kemudian menerima surat dari putra terkecilnya, Michael yang memberitahu pertemuan sang putra dengan sang kakak, Nicky sekeluarga sebelum mereka dibawa ke Tobolsk. Pada musim gugur 1917, Nicky mengirim surat untuk Minnie dan menerima balasan dari sang ibunda pada akhir 1917. Itu adalah surat menyurat terakhir antara Nicky dan ibunya.
Setelah dua surat terakhir dari kedua anak laki-lakinya, Minnie tidak pernah tahu lagi kabar Michael. Tanpa sepengetahuan Minnie, Michael, asistennya bernama Nicholas Johnson dan dua asisten laki-laki lain dibawa ke kota Perm. Pada 13 Juni 1918, Michael dan Nicholas Johnson tewas ditembak. Jasad Michael dan Johnson belum pernah ditemukan hingga kisah ini dibuat. Sebulan kemudian, tepatnya tanggal 17 Juli 1918, Nicky sekeluarga tewas dieksekusi di Ekaterinburg. Minnie diberitahu perihal ini, namun ia menolak untuk percaya :"tidak ada yang melihat Nicky dibunuh. Itu adalah rekayasa Bolsheviks sebab Nicky sebenarnya sudah berhasil lolos dari Russia". Sehari kemudian, adik ipar Minnie yaitu Ella bersama rekan kesusteran Varvara, pangeran John bersama dua adiknya yaitu Igor dan Konstantin, dan sepupu Sasha yaitu Sergei Konstantinovich dan sekretarisnya Fyodor Remez dibunuh dengan cara sangat keji. Keji karena mereka tidak langsung tewas ditembak, melainkan dilempar ke tambang sedalam 20 meter setelah dipukuli dibagian belakang kepala. Fyodor yang kritis, masih mampu merangkak ke ruang mesin. Di sana jasadnya ditemukan.
Ratu Rumania Marie yang akrab disapa Missy mengirim surat permohonan kepada Xenia memohon agar mereka secepatnya angkat kaki dari Russia selagi masih ada kesempatan. Tentara Jerman sudah mulai meninggalkan Crimea dan sanak saudara khawatir jika tentara merah Bolsheviks mengambil kesempatan untuk mendatangi Crimea. Missy adalah saudara sepupu Xenia (ibu Missy, Adipatni Russia Maria Alexandrovna adalah adik kandung Sasha). Missy juga mengirim utusannya yaitu Kolonel Joseph Whiteside Boyle mendatangi Xenia sekeluarga. Missy meminta agar Xenia sekeluarga menaruh kepercayaan penuh kepada Boyle. Tanggal 24 November 1918, Boyle datang bersama 200 pasukan bersenjata, bantuan dan sebuah mobil ke Crimea untuk membawa Minnie dan Xenia sekeluarga dengan kapal, namun Minnie menolak. Minnie merasa sudah menjadi kewajibannya untuk tetap tinggal di Russia sehingga baginya tidak perlu untuk pergi. Suami Xenia, Alexander alias Sandro marah kepada Xenia. Tepat hari natal 1918, Sandro memutuskan untuk meninggalkan Crimea menuju ke Italy. Ia hendak mendatangi beberapa kepala negara sahabat di Eropa untuk meminta dukungan terhadap tentara putih Russia (Tentara Putih adalah tentara pro kerajaan Russia, mereka mati-matian melawan Tentara Merah). Sehari kemudian, Sandro berangkat naik kapal HMS Forsythe. Sandro ditemani oleh putra tertua Andrei dan menantunya, Elisabeta. Tanggal 17 Januari 1919, Sandro mengirim telegram, ia meminta Xenia sekeluarga selekasnya pergi. Sandro kemudian tiba di Perancis pada akhir Januari 1919.
Missy mengirim surat lagi menyebut bahwa ia sekeluarga di Rumania merasa sangat cemas. Ia berharap agar Xenia sekeluarga mendengarkan permintaan Boyle untuk meninggalkan Crimea secepatnya. Upaya Missy tidak berhasil membujuk Minnie untuk meninggalkan Crimea. Kini giliran keponakan Minnie yaitu raja Inggris George V yang mengirim utusan bernama Komandan Turle ke Crimea. Sama halnya Boyle, Turle hendak membawa Minnie sekeluarga ke Konstantinopel dengan kapal perang, Minnie menolak sambil tertawa. Entah saat itu Minnie menyadari tidak bahwa Tentara Merah Bolsheviks sudah bergerak menuju Crimea.
Pada pagi yang dingin dan berkabut tanggal 4 April 1919, kapal perang Inggris HMS Marlborough berlayar dari Konstantinopel menuju ke kota Sevastopol di Semenanjung Crimea. Kapten kapal bernama Charles Johnson diberi kepercayaan membawa surat ibu ratu Inggris, Alexandra untuk disampaikan kepada adiknya, Minnie. Sama seperti keinginan Missy, Alexandra menginginkan Minnie segera keluar dari Russia sebelum terlambat untuk menyelamatkan diri dari fraksi Bolsheviks. Bolsheviks adalah fraksi pecahan dari Partai Sosial Demokrat Russia yang muncul dalam konferensi di Brussel, Belgia pada 1903. Fraksi Bolsheviks berisikan orang-orang garis keras yang berpendapat bahwa perubahan harus dimenangkan dengan senjata. Pemimpin Bolsheviks adalah Vladimir Lenin. Kapten Charles Johnson juga membawa surat perlindungan politik bagi Minnie, Xenia dan semua anak laki-lakinya yang masih ada di Crimea. Minnie pun menyerah.
Kapal HMS Marlborough yang dikirim raja Inggris George V telah tiba di kota Sevastopol dan siap membawa Minnie untuk kemudian dibawa ke Malta dan Inggris. Dari kota Sevastopol, kapten Johnson memakai jalan darat untuk menemui Minnie di kota Yalta. Sekembalinya ke Sevastopol, ia langsung memerintahkan agar HMS Marlborough diarahkan ke Yalta dan tiba di hari yang sama pada 7 April 1919. Yalta merupakan kota wisata yang dikelilingi oleh Laut Hitam. Minnie berat hati harus meninggalkan Russia, negara yang telah ia diami selama lebih dari 50 tahun. Namun Minnie menginginkan satu hal sebelum ia berangkat. Orang-orang di Yalta yang setia kepada keluarga kerajaan Russia dan menginginkan pergi, harus dibawa serta. Informasi : jarak dari Crimea menuju Yalta adalah 2,5 jam menggunakan transportasi darat.
Sementara Olga bersama Nikolai Kulikovsky dan putranya, Tikhon pergi ke Kaukasus yang baru saja dikuasai oleh tentara putih. Di sana pada tahun 1919, Olga dan Nikolai dikaruniai putra kedua yang diberi nama Guri. Olga sekeluarga pindah lagi ke Novorossiysk, di rumah konsulat Denmark bernama Thomas Schytte sebab Kaukasus dikuasai lagi oleh Tentara Merah Bolsheviks. Thomas memberitahu Olga bahwa Minnie telah tiba di Denmark dalam kondisi selamat. Olga akan pindah lagi ke Buyukada, Turki, kemudian pindah lagi ke Belgrade, Yugoslavia. Pewaris tahta Yugoslavia, Alexander menawarkan Olga sekeluarga tempat tinggal tetap. Namun Minnie mengajak Olga untuk tinggal bersama di Hvdore, Denmark. Maka Olga sekeluarga berangkat ke Denmark. Setelah Minnie wafat pada tahun 1928, Olga akan berpindah-pindah lagi hingga akhirnya menuju ke Toronto, Kanada. Olga tinggal di ruko lantai dua hingga meninggal pada tahun 1960.
Setiba di Inggris, Minnie, Xenia dan keenam anak Xenia menetap sementara di Inggris. Namun kemudian, hanya Xenia yang akan menetap di Inggris sampai akhir hayat. Minnie memutuskan pindah ke Denmark dan sementara tinggal bersama sang keponakan, raja Christian X. Setelahnya, Minnie pindah ke villa Hvdore yang sudah ia beli patungan bersama Alexandra beberapa tahun sebelumnya. Pada tahun 1925, Alexandra wafat di usia 81 tahun. Tiga tahun kemudian, Minnie wafat di usia 80 tahun di villa Hvdore dan dimakamkan di mausoleum kerajaan Denmark. Minnie sangat berharap ia bisa dimakamkan di sisi Sasha. Namun kondisi politik kala itu tidak memungkinkan. Baru pada tahun 2005, tercapai kesepakatan antara ratu Denmark, Margarethe (cicit keponakan Minnie) dengan presiden Russia Vladimir Putin bersama pemerintah masing-masing. Jasad Minnie pada akhirnya bisa berdampingan dengan Sasha lagi pada tahun 2006.
Kiri Makam Alexander III alias Sasha dan Kanan Makam Maria Feodorovna Alias Minnie |
Friday, July 10, 2020
Kisah Cinta Pangeran Raksasa dan Putri Mungil, Bagian 1
Pada 26 November 1847 di Istana Kuning, Copenhagen, Denmark lahirlah seorang bayi perempuan melengkapi kebahagiaan pasangan Christian dan Louisa. Tentu juga kebahagiaan ketiga kakak kandungnya yaitu Frederick, Alexandra dan William. Ia diberi nama Dagmar namun di lingkungan keluarga, ia akrab disapa Minnie. Keluarga Minnie bertambah dengan kelahiran dua adik yaitu Thyra dan Valdemar. Minnie dan kelima saudaranya tumbuh dalam keluarga yang hangat dan bahagia meskipun kedua orang tua mereka tidak kaya. Louisa mengajarkan ketiga anak perempuannya untuk menjahit pakaian mereka. Christian rutin memanggil Hans Christian Andersen untuk membacakan cerita di depan Minnie dan saudaranya.
Alexander lahir pada 10 Maret 1865 sebagai anak ketiga dari delapan bersaudara. Ia akrab disapa Sasha. Ayah Sasha adalah kaisar Russia Alexander II dan ibunya adalah Marie, putri Hesse. Kakak sulung Sasha yang bernama Alexandra wafat di usia 3 tahun. Ibunda Sasha memiliki penyakit tuberkulosis yang melemahkan tubuhnya. Oleh karenanya dokter melarang ibunda Sasha berhubungan intim dengan ayahnya. Sejak itu, ayah Sasha menjalin hubungan dengan beberapa wanita. Salah satunya adalah asisten wanita bernama Catherine Dolgoruky hingga dikaruniai empat orang anak. Meski Sasha tidak pernah berdebat dengan ayahnya tentang ini, namun kondisi demikian membuatnya menjadi pria dengan moral yang tinggi.
Pada Maret 1863, Minnie bersama keluarganya menemani Alexandra ke Inggris. Sang kakak tercinta dipersunting oleh Albert Edward, pangeran Inggris. Setahun kemudian, Minnie bertunangan dengan Nicholas alias Nixa. Nicholas merupakan pangeran pewaris tahta kerajaan Russia. Sambil menunggu hari pernikahan, Minnie dan Nixa saling berkirim surat setiap hari. Namun tiba-tiba surat dari Nixa tak datang lagi. Minnie merasa tak enak hati. Ternyata Nixa terkena radang otak hingga lumpuh. Kaisar Alexander datang dari Russia bersama Minnie untuk melihat Nixa terakhir kali. Sesampai di Perancis, raja Perancis Napoleon III bergabung dan memerintahkan agar kereta dipacu tiga kali lebih cepat dari biasa. Saat harapan sembuh sudah tidak ada, Nixa berharap agar adiknya yaitu Alexander untuk mempersunting Dagmar. Nixa wafat pada 24 April 1865 di usia 21 tahun. Ayah Nixa, kaisar Alexander II mengirim surat untuk menghibur Minnie yang patah hati. Ia berharap Minnie masih menganggap dirinya bagian dari keluarga kerajaan Russia. Sementara di sisi lain, Sasha jatuh cinta dengan asisten wanita ibunya, putri Maria Elimovna alias Dusenka. Saking cintanya, Sasha bahkan siap melepas hak tahtanya asal bisa menikahi Dusenka.
Tanggal 19 Mei 1866, kaisar Alexander II memberitahu Sasha bahwa ia sudah berjanji kepada orang tua Minnie (agar Sasha menikahi Minnie). Namun Sasha menolak sebab ia tidak mencintai Minnie. Ayah Sasha marah dan memberi perintah agar Sasha datang ke Copenhagen, Denmark untuk melamar Minnie. Sasha tersadar bahwa ia bukanlah pria yang bebas bisa melakukan apa saja. Ia harus mengutamakan tugas dan kewajiban. Sasha mengucapkan selamat tinggal kepada Dusenka. Dusenka dan tantenya dikirim keluar Russia untuk tinggal di Paris. Setahun kemudian, Dusenka menikah dengan pria Russia bernama Pavel. Namun Dusenka meninggal saat baru melahirkan anak mereka, Elim.
Pada Juni 1866, Sasha datang ke Copenhagen untuk melamar Minnie. Tiga bulan kemudian, Minnie siap meninggalkan kota kelahirannya untuk menuju ke Russia. Saat hendak ke kapal, Minnie berpapasan dengan Hans Christian Andersen yang menangis. Minnie menggenggam tangan Hans. Hans tahu betul bahwa istana di Santo Petersburg sangat mewah dan kedua calon mertua Minnie sangat baik. Namun tetap saja negara Russia masih asing bagi Minnie sebab penduduk dan agama di Russia berbeda. Terlebih lagi Minnie masih belum memiliki seorang pun teman di Russia. Minnie meninggalkan Denmark dengan hati yang sedih sebab kedua orang tuanya hanya mengantar sampai di pelabuhan. Orang tua Minnie tidak mampu menghadiri pernikahan Minnie di Russia sebab mereka merasa tidak memiliki kekayaan seperti keluarga kerajaan Russia.
Kapal yang membawa Minnie berlabuh di kota Cronstadt, Minie disambut hangat oleh Adipati Agung Konstantin Nikolaevich (kakek buyut pangeran Philip, Adipati Edinburgh). Minnie diantar ke kota Santo Petersburg untuk bertemu calon ibu mertuanya, Marie. Minnie segera berpindah keyakinan mengikuti sang calon suami, Ortodoks Russia. Ia juga mengambil nama Russia sebagai Maria Feodorovna. Pernikahan dilangsungkan secara megah pada 9 November 1866 di kapel kerajaan di Istana Musim Dingin, Santo Petersburg. Orang tua Minnie diwakili oleh kakak kandung Minnie yaitu Frederick dan kakak ipar Minnie yaitu pangeran Albert Edward alias Bertie. Alexandra tidak dapat hadir sebab sedang hamil.
Di malam pertama, Alexander menggambarkan di buku hariannya :"Aku melepas sandalku dan jubah brodir perakku dan merasakan tubuh sayangku di sebelahku. Apa yang aku rasakan berikutnya tak ingin aku gambarkan di sini. Setelahnya, kita mengobrol sangat lama". Pasangan Sasha dan Minnie seperti dongeng Disney berjudul Beauty and The Beast. Sasha yang tingginya mencapai 191 cm, berwajah pas-pasan dan bertubuh besar jatuh cinta pada putri mungil nan cantik, Minnie. Namun mereka beruntung menikmati pernikahan yang cukup bahagia. Sasha selalu menemani Minnie di manapun dan kapanpun. Pernah suatu saat Minnie pulang kampung tanpa ditemani Sasha. Sasha disebut duduk sedih seorang diri di kamar. Setelah menikah, mereka akan tinggal di istana Anichkov di Santo Petersburg selama 15 tahun. Masih pengantin baru yang hangat, Minnie dan Sasha pergi ke Denmark. Minnie dalam kondisi hamil sangat muda. Ia kemudian keguguran akibat berkuda. Saat Minnie hamil lagi, ia mengalami mual seperti kebanyakan ibu hamil di dunia. Dokternya menyarankan agar setiap pagi makan ham mentah di ranjang. Saat hamil besar, Minnie mengeluh pada ibunya sebab ia merasa gendut dan mengerikan.
Pada 18 Mei 1868, ia melahirkan seorang putra yang diberi nama Nicholas untuk mengenang Nixa. Saat proses melahirkan, Sasha dan kedua orang tua Sasha hadir. Satu tangan Minnie dipegang oleh Sasha, satu lagi dipegang oleh kaisar Alexander II. Sementara ia mengejan, ia rutin dicium oleh Marie. Meskipun ini adalah bentuk kasih sayang, namun Minnie merasa gamang. Tahun-tahun berikutnya, Sasha dan Minnie akan dikaruniai lima orang anak lagi. Mereka adalah Alexander yang wafat di usia 1 tahun, George, Xenia, Olga dan Michael. Kelima anak Minnie dan Sasha dalam kehidupan yang bahagia dan hangat. Sasha kerap bermain bersama anak-anaknya. Hampir tiap tahun, Sasha dan Minnie mengajak kelima anak mereka pergi ke Denmark. Mereka juga rutin mengunjungi keluarga Alexandra di Inggris. Sasha menyertakan seratus orang pegawai untuk menemani perjalanan mereka. Ia juga membawa seekor sapi di atas kapal sehingga kelima anak mereka bisa mendapatkan susu segar setiap hari. Terhadap Christian IX dan Louisa, kelima anak Minnie memanggil dengan Apappa dan Amamma.
Ibunda Sasha meninggal pada 3 Juni 1880 di usia relatif muda yaitu 55 tahun. Pada 18 Juli 1880, ayah Sasha menikahi Catherine secara diam-diam dan melegalkan tiga anak mereka yang masih hidup, George, Olga dan Catherine. Namun baru delapan bulan menikmati pernikahan legal bersama selirnya, Alexander mengalami kejadian tragis. Pada 13 Maret 1881, Catherine meminta ayah Sasha untuk tidak pergi sebab ia memiliki firasat kuat akan terjadi sesuatu. Namun sang kaisar malah mengajak Catherine berhubungan intim di atas meja di dalam kamar Catherine. Setelah itu, sang kaisar pergi. Benar saja, beberapa jam kemudian sang kaisar dibawa kembali ke Istana Musim Dingin dalam kondisi terluka parah. Kaisar Alexander baru terkena serangan bom. Selain dirinya, sekitar 20 orang di sekitarnya juga menjadi korban luka.
Minnie yang sedang bermain skating es dipanggil datang. Ia berdiri di sebelah Sasha. Sambil mendekap sepatu esnya, ia sangat kaget melihat ayah mertuanya dalam kondisi parah. Satu matanya terkatup, satu matanya terbuka namun tidak bereaksi. Satu kakinya hancur, sementara kaki yang lain terdapat luka menganga lebar. Darah mengucur sangat deras dari kedua kakinya. Tiga dokter yang menangani tidak dapat berbuat apapun. Putra sulung Minnie dan Sasha yang masih berusia 13 tahun terpana melihat kondisi sang kakek yang sekarat. Catherine datang sambil menangis dan memanggil nama sang suami. Gaun panjangnya terbasuh oleh darah yang menggenang.
Di upacara pemakaman, Catherine Dulgoruky dan ketiga anaknya diwajibkan menunggu di pintu masuk dan tidak diperbolehkan bergabung dengan keluarga mendiang kaisar di dalam gereja. Setelah semua urusan pemakaman selesai, Catherine mendapat uang pensiun yang cukup besar di masa itu. Ia tidak lagi diperbolehkan tinggal di Istana Musim Dingin. Namun Sasha memperbolehkan Catherine tinggal sementara sebelum meninggalkan istana. Catherine bersama ketiga anaknya kemudian menetap di Perancis. Membawa Minnie dan seluruh anaknya pindah ke istana Gatchina yang berlokasi sekitar 30 km dari Santo Petersburg. Meskipun istana Gatchina memiliki 900 kamar dan megah, namun Sasha memilih tinggal di bangunan bekas tempat tinggal pegawai yang memiliki atap rendah. Di dalam, Sasha berlatih memainkan banyak alat musik. Di luar, Sasha sekeluarga dijaga ketat oleh polisi. Meski begitu, Sasha sesekali mengajak dua anaknya termuda yaitu Michael dan Olga pergi mendaki di hutan Gatchina. Setelah dua tahun menjadi kaisar, akhirnya Sasha menjalani upacara naik tahta di Kremlin. Sesaat, Sasha melepas mahkotanya dan menaruhnya di kepala Minnie, menandai Minnie telah menjadi seorang permaisuri. Minnie mendekap Sasha dan saling mencium.
Sebagai seorang kaisar, Sasha sangat mendukung perdamaian dunia. Namun bukan berarti ia tidak siap jika sewaktu-waktu Russia harus berperang. Secara politik, Sasha dianggap kaisar dengan pikiran sempit sebab Russia menjadi negara blok. Namun di mata kelima anaknya, Sasha adalah ayah yang amat sangat menyenangkan. Saat mereka reuni keluarga di Denmark pada tahun 1883, Sasha bersama anak-anaknya asyik mencari kodok di rawa berlumpur. Sasha bahkan iseng mencuri apel di kebun ayah mertuanya, raja Christian IX. Pada reuni ini, keluarga Sasha dan Minnie bertemu dengan keluarga Alexandra dan Albert Edward alias Bertie dari Inggris, keluarga raja George I dari Yunani. Tentu juga keluarga pewaris tahta Frederick, Thyra dari Austria dan juga Valdemar.
Tahun 1884, adik Sasha yang bernama Sergei menikah dengan Elisabeth, Putri Hesse alias Ella. Ella adalah cucu ratu Victoria melalui ibunya, Alice putri Inggris. Sergei menikah saat sudah menjadi yatim piatu, sementara Ella sudah menjadi piatu sejak tahun 1878. Pernikahan adik Sasha ini berjalan bahagia namun tidak dikaruniai anak.
Pada hari Paskah tahun 1885, Sasha meminta desainer Peter Carl Faberge untuk membuat telur paskah unik sebagai hadiah paskah kepada sang istri tercinta, Minnie. Telur yang kemudian dikenal sebagai Telur Faberge itu terbuat dari bahan emas, enamel, berlian, mirah delima dan opak. Meskipun keluarga kerajaan hidup di bawah ancaman pembunuhan setiap saat, namun Sasha ingin Minnie tetap bahagia dan tidak banyak pikiran. Minnie sangat bahagia dengan kado Sasha. Sejak itu, hampir tiap tahun Sasha memberi kado telur Faberge dengan desain berbeda-beda. Saat bertemu dan makan bersama keluarga di Denmark, Minnie menempatkan telur faberge di sisi setiap piring saji sebagai kado kecil.
Pada 16 Juli 1886, Sasha mengeluarkan peraturan baru bahwa anak-anak yang lahir bukan dari keturunan kaisar akan memperoleh gelar "pangeran" dan "putri", dengan panggilan "Yang Mulia". Peraturan ini mengganti peraturan lama yang telah dimulai sejak tahun 1797 berisikan semua anak-anak kerajaan Romanov mendapatkan gelar Adipati dan Adipatni, dengan panggilan "Yang Mulia Agung". Anggota kerajaan pertama yang terdampak peraturan baru adalah pangeran John Konstantinovich yang lahir pada 5 Juli 1886. Pada 1887 polisi menahan beberapa mahasiswa yang berencana melempar bom ke arah keluarga kerajaan. Mereka kemudian dihukum gantung mati. Salah satu yang digantung adalah pria berusia 21 tahun bernama Alexander Ilyich Ulyanov. Adiknya yang dikenal dengan nama Vladimir Lenin akan membalas dendam 30 tahun setelah sang kakak tewas.
Pada 29 Oktober 1888, Sasha bersama Minnie dan kelima anak mereka sedang dalam perjalanan menggunakan kereta api di desa Borki, Ukraina. Tiba-tiba kereta yang mereka tumpangi keluar dari jalur sehingga gerbong kereta terbalik dua kali. Saat mengerikan itu, Sasha sekeluarga berada di gerbong makan. Atap gerbong runtuh. Olga yang kala itu masih berusia 6 tahun terlempar keluar namun selamat tanpa luka sedikitpun. George dan Xenia tergores pecahan gelas kaca. Kaki Sasha terjepit. Ternyata saat itu Sasha mengalami benturan keras di bagian pinggang yang berakibat di fungsi ginjal Sasha kelak. Sebanyak 21 penumpang lain tewas. Tak jelas apa penyebab kecelakaan itu, apakah kereta melaju terlalu cepat atau upaya pembunuhan kepada keluarga kerajaan. Dua bulan kemudian, Xenia sakit demam tifoid. Rambutnya rontok sehingga harus dipotong pendek.
Tahun 1889, adik bungsu Sasha yang bernama Paul Alexandrovich menikah dengan Alexandra, putri Yunani & Denmark. Alexandra merupakan keponakan Minnie sebab wanita yang akrab disapa Aline itu anak dari kakak laki-lakinya, George I. Keluarga Aline datang ke Russia untuk menghadiri pernikahan mereka di istana Musim Dingin. Aline adalah kakak kandung pangeran Andrew yang menjadi ayah pangeran Philip, Adipati Edinburgh. Pernikahan Paul dan Aline dikaruniai seorang putri. Namun tragedi datang di tahun kedua pernikahan mereka. Saat itu Aline sedang hamil tujuh bulan, melompat ke perahu. Namun ia tergelincir. Keesokan harinya, ia mengalami kontraksi hebat dan melahirkan secara prematur. Enam hari kemudian, Aline wafat. Batin Paul terguncang hebat sehingga ia tak mampu merawat kedua anaknya yang masih bayi. Kedua anak Paul dirawat oleh adik Sasha, Sergei bersama istrinya, Ella.
Pada Agustus 1894, putri tertua Sasha dan Minnie yaitu Xenia hendak menikah dengan Adipati Agung Alexander Mikhailovich . Minnie enggan melepas Xenia dinikahi oleh Alexander. Xenia dan saudaranya kerap bermain dengan Alexander bersaudara sejak kecil, dan lagi Alexander merupakan anggota kerajaan Romanov. Ayah Alexander adalah Michael, adik bungsu kaisar Alexander II. Jadi Alexander merupakan paman dari Xenia. Namun Minnie tahu bahwa Alexander adalah pria yang kasar dan arogan. Ayah Alexander turun tangan demi sang putra. Sasha dan Minnie akhirnya menyetujui pernikahan mereka. Dari pernikahan Xenia, Sasha dan Minnie dikaruniai tujuh cucu. Namun Sasha tidak berkesempatan melihat satupun cucunya.
Awal November 1894, Sasha jatuh sakit akibat gagal ginjal. Perjalanan tahunan ke Denmark tahun itu terpaksa dibatalkan. Putra sulung mereka Nicky diminta membawa Alix mengunjungi Sasha. Untuk menyambut calon menantunya, Sasha minta dipakaikan seragam kebesaran miliknya. Di depan Alix dan Nicky, Sasha memberi restu. Pada 13 November 1894, Sasha menghembuskan nafas terakhir. Minnie sangat sedih namun begitu melihat Sasha tersenyum damai, ia merasa ikhlas melepas kepergian sang suami tercinta. Nicky merasa tak siap menjadi seorang kaisar. Kepada pamannya (yang juga baru menjadi adik ipar), adipati agung Alexander Mikhailovich, Nicky berujar :"Aduh, aku tidak mau jadi kaisar, aku harus berbuat apa ini? Aku bahkan tidak tahu caranya berkomunikasi dengan perdana menteri!". Sebagian menganggap Nicky tidak salah mengeluh demikian sebab ia tidak pernah dilatih untuk dipersiapkan menjadi seorang kaisar.
Kisah Berlanjut Ke Bagian 2
Alexander lahir pada 10 Maret 1865 sebagai anak ketiga dari delapan bersaudara. Ia akrab disapa Sasha. Ayah Sasha adalah kaisar Russia Alexander II dan ibunya adalah Marie, putri Hesse. Kakak sulung Sasha yang bernama Alexandra wafat di usia 3 tahun. Ibunda Sasha memiliki penyakit tuberkulosis yang melemahkan tubuhnya. Oleh karenanya dokter melarang ibunda Sasha berhubungan intim dengan ayahnya. Sejak itu, ayah Sasha menjalin hubungan dengan beberapa wanita. Salah satunya adalah asisten wanita bernama Catherine Dolgoruky hingga dikaruniai empat orang anak. Meski Sasha tidak pernah berdebat dengan ayahnya tentang ini, namun kondisi demikian membuatnya menjadi pria dengan moral yang tinggi.
Pada Maret 1863, Minnie bersama keluarganya menemani Alexandra ke Inggris. Sang kakak tercinta dipersunting oleh Albert Edward, pangeran Inggris. Setahun kemudian, Minnie bertunangan dengan Nicholas alias Nixa. Nicholas merupakan pangeran pewaris tahta kerajaan Russia. Sambil menunggu hari pernikahan, Minnie dan Nixa saling berkirim surat setiap hari. Namun tiba-tiba surat dari Nixa tak datang lagi. Minnie merasa tak enak hati. Ternyata Nixa terkena radang otak hingga lumpuh. Kaisar Alexander datang dari Russia bersama Minnie untuk melihat Nixa terakhir kali. Sesampai di Perancis, raja Perancis Napoleon III bergabung dan memerintahkan agar kereta dipacu tiga kali lebih cepat dari biasa. Saat harapan sembuh sudah tidak ada, Nixa berharap agar adiknya yaitu Alexander untuk mempersunting Dagmar. Nixa wafat pada 24 April 1865 di usia 21 tahun. Ayah Nixa, kaisar Alexander II mengirim surat untuk menghibur Minnie yang patah hati. Ia berharap Minnie masih menganggap dirinya bagian dari keluarga kerajaan Russia. Sementara di sisi lain, Sasha jatuh cinta dengan asisten wanita ibunya, putri Maria Elimovna alias Dusenka. Saking cintanya, Sasha bahkan siap melepas hak tahtanya asal bisa menikahi Dusenka.
Tanggal 19 Mei 1866, kaisar Alexander II memberitahu Sasha bahwa ia sudah berjanji kepada orang tua Minnie (agar Sasha menikahi Minnie). Namun Sasha menolak sebab ia tidak mencintai Minnie. Ayah Sasha marah dan memberi perintah agar Sasha datang ke Copenhagen, Denmark untuk melamar Minnie. Sasha tersadar bahwa ia bukanlah pria yang bebas bisa melakukan apa saja. Ia harus mengutamakan tugas dan kewajiban. Sasha mengucapkan selamat tinggal kepada Dusenka. Dusenka dan tantenya dikirim keluar Russia untuk tinggal di Paris. Setahun kemudian, Dusenka menikah dengan pria Russia bernama Pavel. Namun Dusenka meninggal saat baru melahirkan anak mereka, Elim.
Pada Juni 1866, Sasha datang ke Copenhagen untuk melamar Minnie. Tiga bulan kemudian, Minnie siap meninggalkan kota kelahirannya untuk menuju ke Russia. Saat hendak ke kapal, Minnie berpapasan dengan Hans Christian Andersen yang menangis. Minnie menggenggam tangan Hans. Hans tahu betul bahwa istana di Santo Petersburg sangat mewah dan kedua calon mertua Minnie sangat baik. Namun tetap saja negara Russia masih asing bagi Minnie sebab penduduk dan agama di Russia berbeda. Terlebih lagi Minnie masih belum memiliki seorang pun teman di Russia. Minnie meninggalkan Denmark dengan hati yang sedih sebab kedua orang tuanya hanya mengantar sampai di pelabuhan. Orang tua Minnie tidak mampu menghadiri pernikahan Minnie di Russia sebab mereka merasa tidak memiliki kekayaan seperti keluarga kerajaan Russia.
Kapal yang membawa Minnie berlabuh di kota Cronstadt, Minie disambut hangat oleh Adipati Agung Konstantin Nikolaevich (kakek buyut pangeran Philip, Adipati Edinburgh). Minnie diantar ke kota Santo Petersburg untuk bertemu calon ibu mertuanya, Marie. Minnie segera berpindah keyakinan mengikuti sang calon suami, Ortodoks Russia. Ia juga mengambil nama Russia sebagai Maria Feodorovna. Pernikahan dilangsungkan secara megah pada 9 November 1866 di kapel kerajaan di Istana Musim Dingin, Santo Petersburg. Orang tua Minnie diwakili oleh kakak kandung Minnie yaitu Frederick dan kakak ipar Minnie yaitu pangeran Albert Edward alias Bertie. Alexandra tidak dapat hadir sebab sedang hamil.
Alexander/Sasha dan Dagmar/Minnie Picture Courtesy of a Website |
Di malam pertama, Alexander menggambarkan di buku hariannya :"Aku melepas sandalku dan jubah brodir perakku dan merasakan tubuh sayangku di sebelahku. Apa yang aku rasakan berikutnya tak ingin aku gambarkan di sini. Setelahnya, kita mengobrol sangat lama". Pasangan Sasha dan Minnie seperti dongeng Disney berjudul Beauty and The Beast. Sasha yang tingginya mencapai 191 cm, berwajah pas-pasan dan bertubuh besar jatuh cinta pada putri mungil nan cantik, Minnie. Namun mereka beruntung menikmati pernikahan yang cukup bahagia. Sasha selalu menemani Minnie di manapun dan kapanpun. Pernah suatu saat Minnie pulang kampung tanpa ditemani Sasha. Sasha disebut duduk sedih seorang diri di kamar. Setelah menikah, mereka akan tinggal di istana Anichkov di Santo Petersburg selama 15 tahun. Masih pengantin baru yang hangat, Minnie dan Sasha pergi ke Denmark. Minnie dalam kondisi hamil sangat muda. Ia kemudian keguguran akibat berkuda. Saat Minnie hamil lagi, ia mengalami mual seperti kebanyakan ibu hamil di dunia. Dokternya menyarankan agar setiap pagi makan ham mentah di ranjang. Saat hamil besar, Minnie mengeluh pada ibunya sebab ia merasa gendut dan mengerikan.
Pada 18 Mei 1868, ia melahirkan seorang putra yang diberi nama Nicholas untuk mengenang Nixa. Saat proses melahirkan, Sasha dan kedua orang tua Sasha hadir. Satu tangan Minnie dipegang oleh Sasha, satu lagi dipegang oleh kaisar Alexander II. Sementara ia mengejan, ia rutin dicium oleh Marie. Meskipun ini adalah bentuk kasih sayang, namun Minnie merasa gamang. Tahun-tahun berikutnya, Sasha dan Minnie akan dikaruniai lima orang anak lagi. Mereka adalah Alexander yang wafat di usia 1 tahun, George, Xenia, Olga dan Michael. Kelima anak Minnie dan Sasha dalam kehidupan yang bahagia dan hangat. Sasha kerap bermain bersama anak-anaknya. Hampir tiap tahun, Sasha dan Minnie mengajak kelima anak mereka pergi ke Denmark. Mereka juga rutin mengunjungi keluarga Alexandra di Inggris. Sasha menyertakan seratus orang pegawai untuk menemani perjalanan mereka. Ia juga membawa seekor sapi di atas kapal sehingga kelima anak mereka bisa mendapatkan susu segar setiap hari. Terhadap Christian IX dan Louisa, kelima anak Minnie memanggil dengan Apappa dan Amamma.
Duduk : Kaisar Alexander III Mendekap Olga, George Berdiri : Michael, Minnie, Nicky, Xenia |
Ibunda Sasha meninggal pada 3 Juni 1880 di usia relatif muda yaitu 55 tahun. Pada 18 Juli 1880, ayah Sasha menikahi Catherine secara diam-diam dan melegalkan tiga anak mereka yang masih hidup, George, Olga dan Catherine. Namun baru delapan bulan menikmati pernikahan legal bersama selirnya, Alexander mengalami kejadian tragis. Pada 13 Maret 1881, Catherine meminta ayah Sasha untuk tidak pergi sebab ia memiliki firasat kuat akan terjadi sesuatu. Namun sang kaisar malah mengajak Catherine berhubungan intim di atas meja di dalam kamar Catherine. Setelah itu, sang kaisar pergi. Benar saja, beberapa jam kemudian sang kaisar dibawa kembali ke Istana Musim Dingin dalam kondisi terluka parah. Kaisar Alexander baru terkena serangan bom. Selain dirinya, sekitar 20 orang di sekitarnya juga menjadi korban luka.
Minnie yang sedang bermain skating es dipanggil datang. Ia berdiri di sebelah Sasha. Sambil mendekap sepatu esnya, ia sangat kaget melihat ayah mertuanya dalam kondisi parah. Satu matanya terkatup, satu matanya terbuka namun tidak bereaksi. Satu kakinya hancur, sementara kaki yang lain terdapat luka menganga lebar. Darah mengucur sangat deras dari kedua kakinya. Tiga dokter yang menangani tidak dapat berbuat apapun. Putra sulung Minnie dan Sasha yang masih berusia 13 tahun terpana melihat kondisi sang kakek yang sekarat. Catherine datang sambil menangis dan memanggil nama sang suami. Gaun panjangnya terbasuh oleh darah yang menggenang.
Di upacara pemakaman, Catherine Dulgoruky dan ketiga anaknya diwajibkan menunggu di pintu masuk dan tidak diperbolehkan bergabung dengan keluarga mendiang kaisar di dalam gereja. Setelah semua urusan pemakaman selesai, Catherine mendapat uang pensiun yang cukup besar di masa itu. Ia tidak lagi diperbolehkan tinggal di Istana Musim Dingin. Namun Sasha memperbolehkan Catherine tinggal sementara sebelum meninggalkan istana. Catherine bersama ketiga anaknya kemudian menetap di Perancis. Membawa Minnie dan seluruh anaknya pindah ke istana Gatchina yang berlokasi sekitar 30 km dari Santo Petersburg. Meskipun istana Gatchina memiliki 900 kamar dan megah, namun Sasha memilih tinggal di bangunan bekas tempat tinggal pegawai yang memiliki atap rendah. Di dalam, Sasha berlatih memainkan banyak alat musik. Di luar, Sasha sekeluarga dijaga ketat oleh polisi. Meski begitu, Sasha sesekali mengajak dua anaknya termuda yaitu Michael dan Olga pergi mendaki di hutan Gatchina. Setelah dua tahun menjadi kaisar, akhirnya Sasha menjalani upacara naik tahta di Kremlin. Sesaat, Sasha melepas mahkotanya dan menaruhnya di kepala Minnie, menandai Minnie telah menjadi seorang permaisuri. Minnie mendekap Sasha dan saling mencium.
Sebagai seorang kaisar, Sasha sangat mendukung perdamaian dunia. Namun bukan berarti ia tidak siap jika sewaktu-waktu Russia harus berperang. Secara politik, Sasha dianggap kaisar dengan pikiran sempit sebab Russia menjadi negara blok. Namun di mata kelima anaknya, Sasha adalah ayah yang amat sangat menyenangkan. Saat mereka reuni keluarga di Denmark pada tahun 1883, Sasha bersama anak-anaknya asyik mencari kodok di rawa berlumpur. Sasha bahkan iseng mencuri apel di kebun ayah mertuanya, raja Christian IX. Pada reuni ini, keluarga Sasha dan Minnie bertemu dengan keluarga Alexandra dan Albert Edward alias Bertie dari Inggris, keluarga raja George I dari Yunani. Tentu juga keluarga pewaris tahta Frederick, Thyra dari Austria dan juga Valdemar.
Tahun 1884, adik Sasha yang bernama Sergei menikah dengan Elisabeth, Putri Hesse alias Ella. Ella adalah cucu ratu Victoria melalui ibunya, Alice putri Inggris. Sergei menikah saat sudah menjadi yatim piatu, sementara Ella sudah menjadi piatu sejak tahun 1878. Pernikahan adik Sasha ini berjalan bahagia namun tidak dikaruniai anak.
Pada hari Paskah tahun 1885, Sasha meminta desainer Peter Carl Faberge untuk membuat telur paskah unik sebagai hadiah paskah kepada sang istri tercinta, Minnie. Telur yang kemudian dikenal sebagai Telur Faberge itu terbuat dari bahan emas, enamel, berlian, mirah delima dan opak. Meskipun keluarga kerajaan hidup di bawah ancaman pembunuhan setiap saat, namun Sasha ingin Minnie tetap bahagia dan tidak banyak pikiran. Minnie sangat bahagia dengan kado Sasha. Sejak itu, hampir tiap tahun Sasha memberi kado telur Faberge dengan desain berbeda-beda. Saat bertemu dan makan bersama keluarga di Denmark, Minnie menempatkan telur faberge di sisi setiap piring saji sebagai kado kecil.
Pada 16 Juli 1886, Sasha mengeluarkan peraturan baru bahwa anak-anak yang lahir bukan dari keturunan kaisar akan memperoleh gelar "pangeran" dan "putri", dengan panggilan "Yang Mulia". Peraturan ini mengganti peraturan lama yang telah dimulai sejak tahun 1797 berisikan semua anak-anak kerajaan Romanov mendapatkan gelar Adipati dan Adipatni, dengan panggilan "Yang Mulia Agung". Anggota kerajaan pertama yang terdampak peraturan baru adalah pangeran John Konstantinovich yang lahir pada 5 Juli 1886. Pada 1887 polisi menahan beberapa mahasiswa yang berencana melempar bom ke arah keluarga kerajaan. Mereka kemudian dihukum gantung mati. Salah satu yang digantung adalah pria berusia 21 tahun bernama Alexander Ilyich Ulyanov. Adiknya yang dikenal dengan nama Vladimir Lenin akan membalas dendam 30 tahun setelah sang kakak tewas.
Pada 29 Oktober 1888, Sasha bersama Minnie dan kelima anak mereka sedang dalam perjalanan menggunakan kereta api di desa Borki, Ukraina. Tiba-tiba kereta yang mereka tumpangi keluar dari jalur sehingga gerbong kereta terbalik dua kali. Saat mengerikan itu, Sasha sekeluarga berada di gerbong makan. Atap gerbong runtuh. Olga yang kala itu masih berusia 6 tahun terlempar keluar namun selamat tanpa luka sedikitpun. George dan Xenia tergores pecahan gelas kaca. Kaki Sasha terjepit. Ternyata saat itu Sasha mengalami benturan keras di bagian pinggang yang berakibat di fungsi ginjal Sasha kelak. Sebanyak 21 penumpang lain tewas. Tak jelas apa penyebab kecelakaan itu, apakah kereta melaju terlalu cepat atau upaya pembunuhan kepada keluarga kerajaan. Dua bulan kemudian, Xenia sakit demam tifoid. Rambutnya rontok sehingga harus dipotong pendek.
Tahun 1889, adik bungsu Sasha yang bernama Paul Alexandrovich menikah dengan Alexandra, putri Yunani & Denmark. Alexandra merupakan keponakan Minnie sebab wanita yang akrab disapa Aline itu anak dari kakak laki-lakinya, George I. Keluarga Aline datang ke Russia untuk menghadiri pernikahan mereka di istana Musim Dingin. Aline adalah kakak kandung pangeran Andrew yang menjadi ayah pangeran Philip, Adipati Edinburgh. Pernikahan Paul dan Aline dikaruniai seorang putri. Namun tragedi datang di tahun kedua pernikahan mereka. Saat itu Aline sedang hamil tujuh bulan, melompat ke perahu. Namun ia tergelincir. Keesokan harinya, ia mengalami kontraksi hebat dan melahirkan secara prematur. Enam hari kemudian, Aline wafat. Batin Paul terguncang hebat sehingga ia tak mampu merawat kedua anaknya yang masih bayi. Kedua anak Paul dirawat oleh adik Sasha, Sergei bersama istrinya, Ella.
Pada Agustus 1894, putri tertua Sasha dan Minnie yaitu Xenia hendak menikah dengan Adipati Agung Alexander Mikhailovich . Minnie enggan melepas Xenia dinikahi oleh Alexander. Xenia dan saudaranya kerap bermain dengan Alexander bersaudara sejak kecil, dan lagi Alexander merupakan anggota kerajaan Romanov. Ayah Alexander adalah Michael, adik bungsu kaisar Alexander II. Jadi Alexander merupakan paman dari Xenia. Namun Minnie tahu bahwa Alexander adalah pria yang kasar dan arogan. Ayah Alexander turun tangan demi sang putra. Sasha dan Minnie akhirnya menyetujui pernikahan mereka. Dari pernikahan Xenia, Sasha dan Minnie dikaruniai tujuh cucu. Namun Sasha tidak berkesempatan melihat satupun cucunya.
Awal November 1894, Sasha jatuh sakit akibat gagal ginjal. Perjalanan tahunan ke Denmark tahun itu terpaksa dibatalkan. Putra sulung mereka Nicky diminta membawa Alix mengunjungi Sasha. Untuk menyambut calon menantunya, Sasha minta dipakaikan seragam kebesaran miliknya. Di depan Alix dan Nicky, Sasha memberi restu. Pada 13 November 1894, Sasha menghembuskan nafas terakhir. Minnie sangat sedih namun begitu melihat Sasha tersenyum damai, ia merasa ikhlas melepas kepergian sang suami tercinta. Nicky merasa tak siap menjadi seorang kaisar. Kepada pamannya (yang juga baru menjadi adik ipar), adipati agung Alexander Mikhailovich, Nicky berujar :"Aduh, aku tidak mau jadi kaisar, aku harus berbuat apa ini? Aku bahkan tidak tahu caranya berkomunikasi dengan perdana menteri!". Sebagian menganggap Nicky tidak salah mengeluh demikian sebab ia tidak pernah dilatih untuk dipersiapkan menjadi seorang kaisar.
Kisah Berlanjut Ke Bagian 2
Wednesday, July 8, 2020
Kisah Hidup Putri Kerajaan Yang Menjadi Seorang Biarawati
she was a rare precious jewel on the earth,
and now she is a precious jewel in the happiest palace by God
Elisabeth lahir pada 1 November 1864 sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara. Ayahnya adalah Louis, Adipati Agung Hesse dan ibunya adalah Alice, putri Inggris. Maka itu, wanita yang akrab disapa Ella ini cucu dari ratu Inggris Victoria. Ibunda Ella adalah anak ketiga putri kedua ratu Victoria dan pangeran Albert. Ayahanda Ella memiliki wajah tampan. Saat Ella lahir, ayahnya masih menjadi calon pewaris keharyapatihan Hesse. Ayah Ella menjadi Adipati Agung Hesse pada tahun 1877, saat Ella berusia 13 tahun. Ella dan saudaranya menggunakan bahasa Jerman saat bercakap dengan ayah mereka, dan menggunakan bahasa Inggris saat bercakap dengan ibu mereka. Meski keluarga kerajaan, kehidupan sehari-hari mereka terbilang sederhana. Ella dan saudaranya terbiasa membersihkan kamar.
Hidup Ella dan keluarganya terbilang penuh kisah dramatis. Adik laki-lakinya yang bernama Frederick/Frits lahir dengan penyakit hemofilia. Frits meninggal di usia 2 tahun setelah terjatuh dari lantai dua rumah mereka. Setelah terjatuh, Frits mengalami pecah pembuluh darah otak. Adik laki-laki tertua Ella yang bernama Ernest mengatakan "aku tidak mau meninggal seorang diri seperti Frits. Kenapa kita tidak bisa meninggal bersama?" (Kelak pada tahun 1937, Ernest meninggal karena sakit. Namun dua bulan kemudian, istri, anak laki-laki sulungnya, menantu dan tiga cucunya tewas dalam kecelakaan pesawat. Insiden tragis ini disusul oleh cucu perempuannya yang meninggal akibat radang otak. Malangnya, Ernest tidak memiliki keturunan sama sekali. ).
Pada awal November 1878, kakak Ella yang bernama Victoria menderita difteria dan cepat menular ke seluruh anggota keluarga. Hanya Ella dan Alice yang tidak tertular. Ella langsung diungsikan ke rumah neneknya (ibunda dari Louis). Dibantu asisten, Alice merawat ayah dan semua saudara Ella tanpa lelah. Namun adik bungsu Ella yang bernama Marie/May tidak bertahan dan meninggal dunia. Alice memakamkan May hanya ditemani oleh asistennya. Alice hanya mengabarkan berita duka ini kepada sang suami yang mulai pulih. Namun anak laki-laki tertua Alice mulai menyadari bahwa May tidak tampak di rumah. Saat ia mengetahui berita duka tentang May, Ernest langsung histeris. Ibunda Ella langsung memeluk dan mencium Ernest agar ia tenang. Alice lupa dengan larangan dokter agar ia tak tertular. Begitu tertular, ibunda Ella sudah tidak memiliki stamina lagi untuk berjuang melawan penyakitnya. Alice sudah sebulan merawat keluarganya. Alice wafat pada 14 Desember 1878 di usia 35 tahun. Hari kematian ibunda Ella tepat 17 tahun perayaan kematian sang kakek, pangeran Albert. Usia Ella baru 14 tahun. Semua mainan Ella dan saudaranya terpaksa dibakar agar tidak membawa virus difteria.
Pada awal November 1878, kakak Ella yang bernama Victoria menderita difteria dan cepat menular ke seluruh anggota keluarga. Hanya Ella dan Alice yang tidak tertular. Ella langsung diungsikan ke rumah neneknya (ibunda dari Louis). Dibantu asisten, Alice merawat ayah dan semua saudara Ella tanpa lelah. Namun adik bungsu Ella yang bernama Marie/May tidak bertahan dan meninggal dunia. Alice memakamkan May hanya ditemani oleh asistennya. Alice hanya mengabarkan berita duka ini kepada sang suami yang mulai pulih. Namun anak laki-laki tertua Alice mulai menyadari bahwa May tidak tampak di rumah. Saat ia mengetahui berita duka tentang May, Ernest langsung histeris. Ibunda Ella langsung memeluk dan mencium Ernest agar ia tenang. Alice lupa dengan larangan dokter agar ia tak tertular. Begitu tertular, ibunda Ella sudah tidak memiliki stamina lagi untuk berjuang melawan penyakitnya. Alice sudah sebulan merawat keluarganya. Alice wafat pada 14 Desember 1878 di usia 35 tahun. Hari kematian ibunda Ella tepat 17 tahun perayaan kematian sang kakek, pangeran Albert. Usia Ella baru 14 tahun. Semua mainan Ella dan saudaranya terpaksa dibakar agar tidak membawa virus difteria.
Sepeninggal sang ibunda, nenek Ella yaitu ratu Victoria sedapat mungkin mengisi kekosongan hidup Ella dan saudaranya. Ella dan saudaranya diajak tinggal di kastil Windsor selama beberapa tahun. Ratu Victoria meminta penjahit membuatkan pakaian untuk Ella dan saudaranya.
Dari seluruh saudarinya, Ella disebut paling cantik, murah senyum dan suka membantu orang lain. Tak heran jika banyak pria yang menaksir Ella! Di antaranya adalah sepupunya sendiri, pangeran Wilhelm (Kaisar Jerman yang kemudian mengabdikan diri dan hidup di pengasingan di Belanda). Wajah Ella mirip dengan Alix tetapi Alix tidak memiliki wajah yang menyenangkan. Tante Ella yaitu Marie, Putri Hesse & Rhine menikah dengan Alexander (kaisar Russia Alexander II) pada tahun 1841. Mereka dikaruniai delapan orang anak. Marie sering pulang kampung ke Hesse membawa dua putranya yang termuda yaitu Sergei dan Paul. Saat dewasa, Sergei berperawakan tinggi dan sangat kurus. Sergei terbiasa memakai korset. Sergei ingin menikahi Ella namun Ella menolak saat pertama kali dilamar. Baru pada lamaran kedua, Ella menerima. Sebelum Ella dan Sergei menikah, kakak Ella yang bernama Victoria menikah terlebih dahulu. Victoria menikah dengan kakak sepupu Sergei yaitu Louis Battenberg pada 1 Mei 1884. Dari pernikahan Victoria dan Louis, lahir cucu yaitu pangeran Philip, Adipati Edinburgh yang menjadi suami ratu Inggris Elizabeth II. Victoria hadir dalam pernikahan Elizabeth dan Philip pada 20 November 1947 di London, Inggris. Ia juga hadir dalam pembaptisan pangeran Charles pada November 1948.
Kemudian Ella dan Sergei menikah pada 15 Juni 1884 di Istana Musim Dingin, Russia. Pernikahan Ella hanya sebulan setelah pernikahan sang kakak, Victoria. Pernikahan mereka cukup mengharukan sebab Sergei sudah menjadi yatim piatu, sementara Ella sudah menjadi piatu. Sergei dan Ella menikah beda agama. Sergei menganut Ortodoks Russia sementara Ella menganut Lutheran (Kristen). Di pernikahan, keponakan Sergei yaitu Nicholas, jatuh hati pada adik kandung Ella yang bernama Alix alias Alicky. Sergei dan Ella mewarisi beberapa rumah dari mendiang ibunda Sergei. Ella kemudian belajar bahasa Russia dari Catherine Schneider. Sayang pernikahan Sergei dan Ella tidak dikaruniai anak. Muncul rumor yang menyebut sebenarnya Sergei adalah penyuka sesama jenis namun ia terdesak oleh ajaran agama dan posisinya sebagai anggota kerajaan. Namun Ella membantah rumor ini. Ia bahkan menyebut bahwa selama pernikahan, ia dan Sergei tidur di satu ranjang. Hal ini tidak biasa dilakukan oleh anggota kerajaan lain.
Tanggal 24 Mei 1888, adik Ella yang bernama Irene menikah dengan sepupu mereka yaitu Henry, pangeran Prussia. Pada 24 September 1891, adik Sergei yang bernama Paul ditinggal wafat istri yang bernama Alexandra, putri Yunani & Denmark akibat komplikasi melahirkan secara prematur. Catatan tambahan : putri Alexandra merupakan tante dari pangeran Philip, Adipati Edinburgh.
Dari seluruh saudarinya, Ella disebut paling cantik, murah senyum dan suka membantu orang lain. Tak heran jika banyak pria yang menaksir Ella! Di antaranya adalah sepupunya sendiri, pangeran Wilhelm (Kaisar Jerman yang kemudian mengabdikan diri dan hidup di pengasingan di Belanda). Wajah Ella mirip dengan Alix tetapi Alix tidak memiliki wajah yang menyenangkan. Tante Ella yaitu Marie, Putri Hesse & Rhine menikah dengan Alexander (kaisar Russia Alexander II) pada tahun 1841. Mereka dikaruniai delapan orang anak. Marie sering pulang kampung ke Hesse membawa dua putranya yang termuda yaitu Sergei dan Paul. Saat dewasa, Sergei berperawakan tinggi dan sangat kurus. Sergei terbiasa memakai korset. Sergei ingin menikahi Ella namun Ella menolak saat pertama kali dilamar. Baru pada lamaran kedua, Ella menerima. Sebelum Ella dan Sergei menikah, kakak Ella yang bernama Victoria menikah terlebih dahulu. Victoria menikah dengan kakak sepupu Sergei yaitu Louis Battenberg pada 1 Mei 1884. Dari pernikahan Victoria dan Louis, lahir cucu yaitu pangeran Philip, Adipati Edinburgh yang menjadi suami ratu Inggris Elizabeth II. Victoria hadir dalam pernikahan Elizabeth dan Philip pada 20 November 1947 di London, Inggris. Ia juga hadir dalam pembaptisan pangeran Charles pada November 1948.
Elisabeth & Sergei Picture Courtesy of a Website |
Kemudian Ella dan Sergei menikah pada 15 Juni 1884 di Istana Musim Dingin, Russia. Pernikahan Ella hanya sebulan setelah pernikahan sang kakak, Victoria. Pernikahan mereka cukup mengharukan sebab Sergei sudah menjadi yatim piatu, sementara Ella sudah menjadi piatu. Sergei dan Ella menikah beda agama. Sergei menganut Ortodoks Russia sementara Ella menganut Lutheran (Kristen). Di pernikahan, keponakan Sergei yaitu Nicholas, jatuh hati pada adik kandung Ella yang bernama Alix alias Alicky. Sergei dan Ella mewarisi beberapa rumah dari mendiang ibunda Sergei. Ella kemudian belajar bahasa Russia dari Catherine Schneider. Sayang pernikahan Sergei dan Ella tidak dikaruniai anak. Muncul rumor yang menyebut sebenarnya Sergei adalah penyuka sesama jenis namun ia terdesak oleh ajaran agama dan posisinya sebagai anggota kerajaan. Namun Ella membantah rumor ini. Ia bahkan menyebut bahwa selama pernikahan, ia dan Sergei tidur di satu ranjang. Hal ini tidak biasa dilakukan oleh anggota kerajaan lain.
Tanggal 24 Mei 1888, adik Ella yang bernama Irene menikah dengan sepupu mereka yaitu Henry, pangeran Prussia. Pada 24 September 1891, adik Sergei yang bernama Paul ditinggal wafat istri yang bernama Alexandra, putri Yunani & Denmark akibat komplikasi melahirkan secara prematur. Catatan tambahan : putri Alexandra merupakan tante dari pangeran Philip, Adipati Edinburgh.
Kematian Alexandra membuat Paul terguncang hebat karena mereka baru dua tahun menikmati indahnya berumah tangga. Kondisi Paul demikian membuat dirinya tak bisa merawat dua anaknya Maria yang masih bayi dan Dmitri yang baru lahir prematur. Sergei dan Ella mengambil alih merawat anak Paul. Setiap hari Sergei menaruh beberapa botol berisi air panas di bawah tempat tidur Dmitri. Pada tahun yang sama yaitu 1891, Ella akhirnya memutuskan untuk pindah ke agama yang dianut oleh sang suami. Tahun 1892, ayah Ella wafat akibat serangan jantung di usia yang terbilang masih muda yaitu 54 tahun. Pada Mei 1894, adik laki-laki Ella satu-satunya yang hidup yaitu Ernest menikah dengan sepupu mereka, Victoria Melita. Pada November 1894, kakak kandung Sergei yang juga kaisar Russia, Alexander III wafat setelah menderita gagal ginjal. Seminggu setelahnya, adik Ella yang bernama Alix menikah dengan kaisar Russia Nicholas II. Pada tahun 1897, Ella dan Sergei mewakili Russia hadir dalam perayaan Lima Puluh Tahun Tahta Ratu Victoria di Inggris.
Pada 18 Februari 1905, Sergei naik kereta terbuka yang ditarik dua ekor kuda. Seorang anggota Partai Revolusioner Sosialis yang bernama Ivan Kalyayev melempar sebuah bom tepat di pangkuan Sergei. Sergei tewas dalam kondisi tubuh hancur. Beberapa jari tangan Sergei dengan cincin pernikahan masih terpasang, ditemukan di atap bangunan dekat lokasi kejadian. Penarik kereta bernama Andrei Rudinkin terbakar parah dan dalam kondisi setengah sadar. Andrei meninggal tiga hari kemudian di rumah sakit. Ella dan asistennya langsung menuju ke lokasi kejadian. Ella terhenyak namun ia mampu menguasai diri. Ella memberi instruksi kepada asistennya dan berlutut di salju untuk mengumpulkan potongan tubuh sang suami. Ia mengatakan "Sergei tidak suka suasana berantakan"
Pada 18 Februari 1905, Sergei naik kereta terbuka yang ditarik dua ekor kuda. Seorang anggota Partai Revolusioner Sosialis yang bernama Ivan Kalyayev melempar sebuah bom tepat di pangkuan Sergei. Sergei tewas dalam kondisi tubuh hancur. Beberapa jari tangan Sergei dengan cincin pernikahan masih terpasang, ditemukan di atap bangunan dekat lokasi kejadian. Penarik kereta bernama Andrei Rudinkin terbakar parah dan dalam kondisi setengah sadar. Andrei meninggal tiga hari kemudian di rumah sakit. Ella dan asistennya langsung menuju ke lokasi kejadian. Ella terhenyak namun ia mampu menguasai diri. Ella memberi instruksi kepada asistennya dan berlutut di salju untuk mengumpulkan potongan tubuh sang suami. Ia mengatakan "Sergei tidak suka suasana berantakan"
Ella kemudian mendatangi Ivan di penjara untuk menanyakan alasan Ivan membunuh Sergei. Ivan menjawab "beberapa kali aku mau melempar bom, tetapi ada kamu di sebelahnya. Jadi aku tunda. Harusnya kamu bersyukur tidak ikut tewas". Ella membalas :"kamu tahu tidak, dengan membunuh suamiku, kamu juga membunuh aku". Namun secara terbuka, Ella memaafkan Ivan dan mengupayakan pengampunan hukuman bagi Ivan. Ivan menolak. Ia merasa pantas dijatuhi hukuman sesuai dengan perbuatannya. Selain itu, Ivan juga merasa bahwa kematiannya lebih berarti daripada kematian seorang Sergei. Saat melempar bom, Ivan sempat mengira bahwa ia juga akan ikut tewas ketika melempar bom namun ia selamat. Ivan dijatuhi hukuman mati dan digantung mati dua bulan setelah kejadian.
Peristiwa terbunuhnya Sergei sangat mempengaruhi batin Ella. Ia menjual semua perhiasannya, kecuali cincin pernikahan. Ia juga perabotan mewahnya. Uang hasil penjualan itu digunakan untuk membangun rumah sakit, panti asuhan dan biara bernama Santa Martha & Maria. Ella juga menjadi biarawati dan vegetarian. Asisten rumah tangga Ella yang bernama Varvara Yakovleva tetap mengikuti sang majikan. Bahkan Varvara juga ikut menjadi biarawati. Dalam sehari, biara milik Ella menghidangkan 300 makanan gratis bagi kafir miskin dan anak-anak terlantar. Meski sudah menjadi biarawati dan disibukkan oleh kegiatan kemanusiaan, Ella masih sering berkumpul dengan Alix sekeluarga. Ia muncul dalam acara besar kerajaan Russia. Kadang ia makan siang bersama Nicholas. Semua ini akan terhenti setelah Nicholas mengabdikan diri pada 2 Maret 1917. Nicholas, Alix dan kelima anaknya akan menjadi tahanan.
Bermula dari perintah Lenin kepada Cheka untuk menangkap Elisabeth. Cheka merupakan organisasi pertahanan Russia yang didirikan Lenin pada 20 Desember 1917. Sekelompok orang mendatangi biara Martha dan Maria, disambut oleh seorang biarawati yang menanyakan maksud kedatangan mereka. Kelompok orang itu meminta bertemu dengan Adipatni Agung Serge, yang mereka sebut sebagai kakak dari wanita mata-mata Jerman yang tinggal di Tsarkoe Selo (istri dari Kaisar Nicholas II). Ella mengatakan dengan suara jelas terdengar : "saya adalah Adipatni Agung Serge. Apa yang kalian inginkan dari saya?" Kelompok orang Cheka itu berseru "kita datang hendak menangkap kamu". Dengan tenang Ella menjawab "baiklah. Kalau kalian ingin menangkap saya, berarti saya harus ikut kalian. Tetapi saya memiliki peraturan, bahwa setiap kali saya keluar dari biara dengan tujuan apapun, saya harus berdoa dulu. Kalian ikut saya ke gereja. Setelah berdoa, saya akan ikut kalian". Semua biarawati yang ikut berdoa bersama Ella menangis, hanya Ella yang tidak menangis.
Peristiwa terbunuhnya Sergei sangat mempengaruhi batin Ella. Ia menjual semua perhiasannya, kecuali cincin pernikahan. Ia juga perabotan mewahnya. Uang hasil penjualan itu digunakan untuk membangun rumah sakit, panti asuhan dan biara bernama Santa Martha & Maria. Ella juga menjadi biarawati dan vegetarian. Asisten rumah tangga Ella yang bernama Varvara Yakovleva tetap mengikuti sang majikan. Bahkan Varvara juga ikut menjadi biarawati. Dalam sehari, biara milik Ella menghidangkan 300 makanan gratis bagi kafir miskin dan anak-anak terlantar. Meski sudah menjadi biarawati dan disibukkan oleh kegiatan kemanusiaan, Ella masih sering berkumpul dengan Alix sekeluarga. Ia muncul dalam acara besar kerajaan Russia. Kadang ia makan siang bersama Nicholas. Semua ini akan terhenti setelah Nicholas mengabdikan diri pada 2 Maret 1917. Nicholas, Alix dan kelima anaknya akan menjadi tahanan.
Bermula dari perintah Lenin kepada Cheka untuk menangkap Elisabeth. Cheka merupakan organisasi pertahanan Russia yang didirikan Lenin pada 20 Desember 1917. Sekelompok orang mendatangi biara Martha dan Maria, disambut oleh seorang biarawati yang menanyakan maksud kedatangan mereka. Kelompok orang itu meminta bertemu dengan Adipatni Agung Serge, yang mereka sebut sebagai kakak dari wanita mata-mata Jerman yang tinggal di Tsarkoe Selo (istri dari Kaisar Nicholas II). Ella mengatakan dengan suara jelas terdengar : "saya adalah Adipatni Agung Serge. Apa yang kalian inginkan dari saya?" Kelompok orang Cheka itu berseru "kita datang hendak menangkap kamu". Dengan tenang Ella menjawab "baiklah. Kalau kalian ingin menangkap saya, berarti saya harus ikut kalian. Tetapi saya memiliki peraturan, bahwa setiap kali saya keluar dari biara dengan tujuan apapun, saya harus berdoa dulu. Kalian ikut saya ke gereja. Setelah berdoa, saya akan ikut kalian". Semua biarawati yang ikut berdoa bersama Ella menangis, hanya Ella yang tidak menangis.
Varvara Yakovleva dengan setia mengikuti Ella, ditemani oleh suster Ekaterina Yanysheva. Ella bertiga kemudian dibawa ke kota Perm, sebelah barat Russia. Dari Perm, Ella bertiga dipindah lagi ke Ekaterinburg untuk bergabung dengan anggota kerajaan lain yang ditangkap. Mereka adalah Adipati Agung Sergei Mikhailovich (saudara sepupu suami Dagmar, Alexander III), pangeran Russia John Konstantinovich beserta tiga adiknya yaitu Konstantin dan Igor, Vladimir Paley (keponakan suami Dagmar, Alexander III) dan sekretaris pribadi Sergei yang bernama Fyodor Remez. Pada 20 Mei 1918, Ella dan semuanya tiba di kota kecil Apalayevsk. Mereka dimasukkan ke gedung sekolah Napolnaya yang terbuat dari bangunan batu. Di salah satu ruangan, Ella tidur bersama Varvara dan Ekaterina. Mereka diperbolehkan ke gereja terdekat dan juga berjalan-jalan di lahan belakang sekolah tanpa diawasi penjaga.
Ella disebut melewatkan waktu dengan banyak berdoa dan menggambar. Makanan Ella dan yang lain dimasak oleh wanita bernama Krivovna, dibantu oleh asisten bernama Pozdina. Kedua tukang masak ini tidak tinggal di dalam gedung sekolah. Seorang pengawas Cheka bernama Startsev juga tidak tinggal di dalam. Saat makan, para pangeran akan berkumpul di ruang tidur Sergei Mikhailovich. Sementara Ella makan di ruangannya sendiri. Ella dan yang lain juga disibukkan bercocok tanam sayuran dan bebungaan di kebun sekolah. Mereka menggali tanah dengan tangan kosong. Ella dan semuanya juga membersihkan sekaligus merapikan halaman sekolah hingga enak dilihat dan nyaman. Di halaman itu para pangeran dan Fyodor biasa berkumpul menghirup udara segar sambil minum teh, membaca dan mengobrol. Saat malam hari, Ella dan semua tidak bisa tidur nyenyak sebab hampir setiap jam Tentara Merah masuk ke setiap ruangan untuk memeriksa. Adipati Agung Sergei Mikhailovich memprotes hal ini namun tidak ditanggapi.
Tanggal 21 Juni 1918, hampir semua barang milik Ella dan yang lain disita oleh Tentara Merah. Barang yang disisakan hanyalah baju dalam, sepatu dan dua lembar seprei. Mereka dilarang berjalan lebih dari pagar sekolah dan juga dilarang belanja makanan di pasar. Untuk itu, penjaga mendatangkan makanan yang sudah dimasak dari pusat. Namun kemudian Krivovna diperbolehkan memasak makanan dari tokonya. Memasuki Juli 1918, Lenin memberi perintah bahwa semua orang yang tidak berkaitan keluarga dengan Ella dan semua harus dibawa pergi kecuali Varvara Yakovleva dan Fyodor Remez. Itu berarti Ekaterina Yanysheva tidak akan lagi tinggal bersama Ella dan Varvara. Tepat tengah malam masuk tanggal 17 Juli 1918, Startsev datang bersama penjaga fraksi Bolsheviks. Mereka menyita sisa uang dari para tahanan, lalu mengatakan bahwa Ella dan semua yang masih ditahan akan dibawa keluar sekitar 16 km dari Apalayevks. Mereka kemudian meminta Tentara Merah untuk pergi meninggalkan gedung sekolah. Tanpa Ella dan semuanya sadari, tepat pada saat itu keluarga Nicholas dan pegawainya ditembak mati di Ekaterinburg.
Ella dan tahanan kemudian dibawa ke pinggir kota Apalayevsk. Di tempat terakhir itu terdapat bekas tambang sedalam 20 meter. Dalam kondisi mata tertutup, Ella dan tahanan lain dipukuli sebelum dilempar ke dalam tambang hidup-hidup. Meski jatuh sangat dalam, Ella dan tahanan lain ternyata masih hidup. Cheka melempar granat sehingga menewaskan Fyodor Remez seketika namun tidak dengan Ella dan yang lain. Mereka bernyanyi lagu rohani. Granat kedua dilempar namun mereka masih tetap hidup. Cheka kemudian memasukkan semak-semak yang telah dibakar ke dalam tambang. Kemudian mereka pergi. Hasil autopsi menyebut bahwa Ella dan semua korban meninggal akibat pendarahan dalam dan luar setelah dijatuhkan dari ketinggian. Tubuh Fyodor Remez juga mengalami pendarahan luar dan dalam, Dengan segala kekuatan yang masih tersisa, Ella masih sempat membebat kepala John dengan kerudungnya.
Tanggal 8 Oktober 1918, Tentara Putih menemukan jasad Ella dan semuanya. Meskipun sudah meninggal hampir tiga bulan lamanya, jasad Ella dan semuanya masih dalam kondisi relatif baik. Jasad Ella dan semuanya diangkat dari dalam tambang dan dipindahkan ke Gereja Ortodoks Russia di Beijing, Cina. Tentara Putih tak ingin jasad Ella dan semuanya kembali ditemukan Tentara Merah. Pada akhirnya, jasad Elisabeth dan Varvara dibawa ke Gereja Ortodoks Russia bernama Maria Magdalena di Getsemane, Bukit Zaitun, Yerusalem. Jasad yang lain tetap berada di pekuburan gereja Beijing, Cina. Pada tahun 1986, di atas pekuburan itu dibangun parkiran. Pada tahun 1981, Elisabeth dikanoninasi oleh gereja Ortodoks Russia di Luar Russia. Dan pada tahun 1992, gereja Ortodoks Russia mengkanoninasi Elisabeth sebagai Martir Suci.
Ella disebut melewatkan waktu dengan banyak berdoa dan menggambar. Makanan Ella dan yang lain dimasak oleh wanita bernama Krivovna, dibantu oleh asisten bernama Pozdina. Kedua tukang masak ini tidak tinggal di dalam gedung sekolah. Seorang pengawas Cheka bernama Startsev juga tidak tinggal di dalam. Saat makan, para pangeran akan berkumpul di ruang tidur Sergei Mikhailovich. Sementara Ella makan di ruangannya sendiri. Ella dan yang lain juga disibukkan bercocok tanam sayuran dan bebungaan di kebun sekolah. Mereka menggali tanah dengan tangan kosong. Ella dan semuanya juga membersihkan sekaligus merapikan halaman sekolah hingga enak dilihat dan nyaman. Di halaman itu para pangeran dan Fyodor biasa berkumpul menghirup udara segar sambil minum teh, membaca dan mengobrol. Saat malam hari, Ella dan semua tidak bisa tidur nyenyak sebab hampir setiap jam Tentara Merah masuk ke setiap ruangan untuk memeriksa. Adipati Agung Sergei Mikhailovich memprotes hal ini namun tidak ditanggapi.
Tanggal 21 Juni 1918, hampir semua barang milik Ella dan yang lain disita oleh Tentara Merah. Barang yang disisakan hanyalah baju dalam, sepatu dan dua lembar seprei. Mereka dilarang berjalan lebih dari pagar sekolah dan juga dilarang belanja makanan di pasar. Untuk itu, penjaga mendatangkan makanan yang sudah dimasak dari pusat. Namun kemudian Krivovna diperbolehkan memasak makanan dari tokonya. Memasuki Juli 1918, Lenin memberi perintah bahwa semua orang yang tidak berkaitan keluarga dengan Ella dan semua harus dibawa pergi kecuali Varvara Yakovleva dan Fyodor Remez. Itu berarti Ekaterina Yanysheva tidak akan lagi tinggal bersama Ella dan Varvara. Tepat tengah malam masuk tanggal 17 Juli 1918, Startsev datang bersama penjaga fraksi Bolsheviks. Mereka menyita sisa uang dari para tahanan, lalu mengatakan bahwa Ella dan semua yang masih ditahan akan dibawa keluar sekitar 16 km dari Apalayevks. Mereka kemudian meminta Tentara Merah untuk pergi meninggalkan gedung sekolah. Tanpa Ella dan semuanya sadari, tepat pada saat itu keluarga Nicholas dan pegawainya ditembak mati di Ekaterinburg.
Depan : Nicholas, Anastasia, Alexandra Belakang : Elisabeth (berkerudung), Maria, Tatiana, Olga |
Ella dan tahanan kemudian dibawa ke pinggir kota Apalayevsk. Di tempat terakhir itu terdapat bekas tambang sedalam 20 meter. Dalam kondisi mata tertutup, Ella dan tahanan lain dipukuli sebelum dilempar ke dalam tambang hidup-hidup. Meski jatuh sangat dalam, Ella dan tahanan lain ternyata masih hidup. Cheka melempar granat sehingga menewaskan Fyodor Remez seketika namun tidak dengan Ella dan yang lain. Mereka bernyanyi lagu rohani. Granat kedua dilempar namun mereka masih tetap hidup. Cheka kemudian memasukkan semak-semak yang telah dibakar ke dalam tambang. Kemudian mereka pergi. Hasil autopsi menyebut bahwa Ella dan semua korban meninggal akibat pendarahan dalam dan luar setelah dijatuhkan dari ketinggian. Tubuh Fyodor Remez juga mengalami pendarahan luar dan dalam, Dengan segala kekuatan yang masih tersisa, Ella masih sempat membebat kepala John dengan kerudungnya.
Tanggal 8 Oktober 1918, Tentara Putih menemukan jasad Ella dan semuanya. Meskipun sudah meninggal hampir tiga bulan lamanya, jasad Ella dan semuanya masih dalam kondisi relatif baik. Jasad Ella dan semuanya diangkat dari dalam tambang dan dipindahkan ke Gereja Ortodoks Russia di Beijing, Cina. Tentara Putih tak ingin jasad Ella dan semuanya kembali ditemukan Tentara Merah. Pada akhirnya, jasad Elisabeth dan Varvara dibawa ke Gereja Ortodoks Russia bernama Maria Magdalena di Getsemane, Bukit Zaitun, Yerusalem. Jasad yang lain tetap berada di pekuburan gereja Beijing, Cina. Pada tahun 1986, di atas pekuburan itu dibangun parkiran. Pada tahun 1981, Elisabeth dikanoninasi oleh gereja Ortodoks Russia di Luar Russia. Dan pada tahun 1992, gereja Ortodoks Russia mengkanoninasi Elisabeth sebagai Martir Suci.
Tuesday, July 7, 2020
Pegawai Kerajaan Russia Yang Sangat Setia
Hampir semua mengikuti sang majikan kemanapun ditahan, sekalipun harus menempuh perjalanan jauh yang memakan waktu hingga berhari-hari. Mereka juga tetap menghormati sang majikan meskipun nasib sang majikan sudah berubah drastis. Selama hidup, mereka memang tidak memiliki kedudukan yang setara anggota kerajaan. Bahkan tidak dianggap penting. Namun bagi saya, jasa dan pengorbanan mereka sangat mulia dan tinggi. Maka itu harus dihargai dan diingat dalam sejarah.
Aleksei Volkov
Kembali lagi ke waktu ketika Nicholas II sekeluarga dipindah ke rumah Ipatiev di Ekaterinburg. Dari semua pengurus rumah tangga, sebagian dilarang menemani Nicky sekeluarga menuju ke Ekaterinburg. Mereka yang dipisah adalah Pierre, Catherine, Anastasia dan Volkov. Catherine, Anastasia dan Volkov akan ditahan di penjara dan nantinya dieksekusi. Namun mujizat akan datang bagi Volkov. Pada 4 September 1918 tengah malam, Volkov dibangunkan di penjara untuk diantar ke kantor penjara. Di kantor, Volkov bertemu Anastasia dan Catherine. Kemudian datang lagi delapan tahanan, salah satu di antaranya adalah pelayan di rumah tangga Adipati Agung Michael alias Misha, adik Nicky. Mereka kemudian digiring ke pinggir kota dengan jalan kaki. Sesampainya di dalam perkebunan, Volkov menyadari bahwa mereka akan dieksekusi. Volkov segera kabur, lari sekencang mungkin sambil mendengar suara tembakan. Sebuah peluru lewat tipis di telinganya. Kemudian ia mendengar tembakan lagi yang ternyata diarahkan ke tahanan lain. Volkov pergi ke kota Omsk untuk meminta perlindungan dari Tentara Putih. Volkov kemudian berhasil lolos keluar Russia. Pada 1922, Volkov menetap di Estonia sebelum pindah ke Denmark sampai akhir hidupnya. Di Denmark, Volkov sangat dihormati sebab ia adalah salah satu pelayan kerajaan yang setia seumur hidupnya.
Colonel Alexander Von Leiming
Leiming merupakan ajudan Adipati Agung Dmitry Konstantinovich. Dmitry adalah paman dari pangeran Philip, Adipati Edinburgh. Nenek Philip yang bernama Olga merupakan kakak kandung dari Dmitry. Pada pertengahan Mei 1918, Leiming memberitahu Dmitry bahwa jalan untuk meloloskan diri ke Finlandia telah dipersiapkan namun Dmitry menolak meninggalkan Russia. Pada 21 Juli, Dmitry ditahan di penjara Kresty di Petrogad. Kemudian ia bersama adipati agung Nicholas dan George dipindahkan ke penjara Shpalernaya. Di sana, adipati Gavril juga ditahan, namun kemudian ia berhasil dibebaskan berkat upaya istrinya. Leiming setiap hari mengantar makanan untuk Dmitry. Pada 28 Januari 1919, Dmitry, Nicholas dan George dibawa keluar. Di tempat eksekusi, mereka bertemu dengan saudara sepupu mereka, adipati Paul Alexandrovich yang sudah payah akibat sakit. Mereka kemudian ditembak mati. Leiming datang ke tempat jasad Dmitry, membungkusnya dengan karpet dan dimakamkan di halaman sebuah rumah.
Alexei Yegorovich Trupp
Lahir pada 8 April 1857 di negara Latvia (dulu bagian negara Russia), Trupp bekerja sebagai kepala asisten rumah tangga di keluarga kaisar Russia terakhir, Nicholas II. Seperti puluhan pengurus rumah tangga lain, Trupp setia mengikuti keluarga Nicholas yang sudah menjadi tahanan sejak di istana Alexander, Tsarskoe Selo. Pada Agustus 1917, Trupp dan yang lain mengikuti keluarga kerajaan saat mereka pindah ke Tobolsk. Pada musim semi 1918, Trupp bersama Anna Demidova, Ivan Sednev, Dokter Eugene Botkin dan pangeran Vasily Dolgoruky menemani Nicholas, Alexandra dan Maria menuju ke Ekaterinburg. Meski semasa hidup Trupp adalah pemeluk Katolik, namun ia tetap dikanoninasi sebagai Martir oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia pada tahun 1981.
Anastasia Hendrikova
Lahir pada 23 Juni 1887, Anastasia merupakan asisten wanita keluarga kaisar Nicholas II. Hari-hari terakhir Anastasia hampir sama dengan Catherine. Hanya saja beberapa jam sebelum ia tewas, Anastasia aktif menanyakan kemana mereka akan dibawa pergi. Mereka baru saja dikeluarkan dari penjara dan diminta menunggu di kantor penjara. Petugas menjawab pertanyaan Anastasia : ke Penjara Pusat. Anastasia kemudian bertanya lagi tujuan berikutnya dan dijawab : ke Moskow. Ia mengulang percakapannya ke beberapa tahanan lain sambil membuat tanda salib. Volkov menyahut "mereka tidak akan menembak kita". Tetapi Volkov keliru sebab mereka menemui ajal tak lama setelahnya. Pada 14 November 1981, Anastasia dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia.
Anna Demidova
Anna lahir pada 26 Januari 1878 dan bekerja di keluarga Nicholas II sebagai asisten rumah tangga. Wanita yang akrab disapa Nyuta ini setia mengikuti keluarga Nicholas sejak menjadi tawanan di istana Alexander, Tsarskoe Selo. Anna mengikuti kepindahan mereka ke Tobolsk dan terakhir ke Ekaterinburg. Pada 17 Juli 1918 subuh, Anna bersama keluarga Nicholas II dan yang lain turun ke lantai satu rumah Ipatiev. Ia memegang bantal. Saat eksekusi berlangsung, Anna menjadi salah satu yang masih hidup sebab ia hanya luka ringan. Ia berujar :"terima kasih Tuhan, Tuhan menyelamatkan aku" Mendengar itu, salah satu eksekutor mendekati Anna. Anna menangis sambil menutupi wajahnya dengan bantal. Ia tewas ditusuk bayonet. Anna dimakamkan di katedral Peter dan Paul di Santo Petersburg, Russia tepat 80 tahun setelah mereka dieksekusi.
Catherine Schneider
Wanita kelahiran 20 Januari 1856 ini mengajarkan bahasa Russia kepada dua wanita penting di kerajaan Russia. Pertama ia mengajarkan Elisabeth, putri Hesse yang menikah dengan Adipati Agung Sergei Alexandrovich. Kedua, ia mengajarkan Alexandra, putri Hesse yang menikah dengan pewaris tahta kerajaan Russia, Nicholas. Elisabeth adalah kakak kandung Alexandra. Ia mengikuti keluarga Nicholas sejak ditahan di Tsarskoe Selo, kemudian Tobolsk. Saat di Ekaterinburg, Catherine dan Anastasia dipisahkan secara paksa dan dibawa jauh lagi menuju ke kota Perm. Mereka ditahan. Bersama Anastasia Hendrikova dan Volkov, Catherine dieksekusi mati pada 4 September 1918. Namun Volkov meloloskan diri saat nyawanya sudah di ujung tanduk. Jasad Catherine dan Anastasia berhasil ditemukan oleh tentara putih. Pada 14 November 1981, keduanya dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia, meskipun diketahui bahwa semasa hidup Catherine adalah pemeluk Lutheran (Kristen).
Dokter Eugene Botkin
Dokter Botkin lahir pada 27 Maret 1865. Ia menikah dengan Olga dan dikaruniai empat orang anak yaitu Dmitri, Yuri, Tatiana dan Gleb. Botkin bercerai dari Olga pada tahun 1910. Pada Perang Dunia I tahun 1914, Dmitri dan Yuri tewas dalam pertempuran. Botkin setia mengikuti keluarga Nicholas sebab ia merasa bertanggung jawab kepada pasiennya, keluarga kerajaan dan juga negara Russia. Beberapa minggu setelah Botkin, Nicholas, Alix, Maria dan pegawai lain dipindah ke Ekaterinburg, keempat anak Nicholas yang masih di Tobolsk diminta untuk menyusul. Tatiana Botkin meminta pada kepala penjaga di Tobolsk bernama Radionov untuk diijinkan ikut pergi bersama adiknya, Gleb. Radionov mengatakan bahwa Tatiana dan Gleb bisa ditangkap saat mereka sudah tiba di stasiun Ekaterinburg sebab tidak ada ijin bagi mereka untuk turut serta. Tatiana dan Gleb terpaksa tetap tinggal di Tobolsk. Pada 17 Juli 1918 subuh, Dokter Botkin tidak tidur. Ia menulis surat. Di surat itu, ia mengaku mendapat penampakan putranya, Yuri, yang sudah meninggal beberapa tahun sebelumnya. Dua putra sang dokter yaitu Dimitri dan Yuri tewas dalam Perang Dunia I. Ia juga menangkap firasat bahwa ajalnya sudah tiba. Ia bersedia berkorban sembari menyebut bahwa Abraham juga bersedia mengorbankan putra semata wayangnya demi permintaan Tuhan. Namun surat itu tampak belum diselesaikan. Rupanya kamar Dokter Botkin didatangi kepala komandan Yakov Yurovsky. Ia diminta untuk membangunkan Nicholas II sekeluarga. Surat itu ditemukan pada tahun 1919 oleh tentara putih. Tahun 2016, dokter Botkin dikanoninasi sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus Yang Budiman.
Fyodor Semyonovich Remez
Semasa hidup, Fyodor berprofesi sebagai sekretaris pribadi Adipati Agung Sergei Mikhailovich. Sergei yang ini adalah keponakan kaisar Russia Alexander II dan juga adik sepupu dari kaisar Russia Alexander III. Saat Sergei dan anggota kerajaan lain ditangkap dan dibawa ke kota Ekaterinburg, Fyodor dengan setia menemani sang tuan. Sang tuan, Fyodor dan yang lain kemudian dibawa lagi Apalayevks. Di kota kecil Apalayevks, mereka menjalani hidup sebagai tawanan di gedung sekolah Napolnaya. Di salah satu ruang, Fyodor tidur bersama sang tuan dan Vladimir Pavlovich Palei (adik sepupu kaisar Russia Nicholas II). Setelah sang tuan, Fyodor dan yang lain dilempar hidup-hidup ke tambang sedalam 20 meter, Fyodor tewas terkena ledakan granat yang pertama.
Ilya Leonidovich Tatischev
Ilya lahir pada 11 Desember 1859 di St Petersburg, Russia. Ia bekerja sebagai jenderal ajudan bagi Nicholas. Ibunda Ilya bekerja sebagai pelayan wanita istri Nicholas, Alix. Ilya tidak pernah menikah dan memiliki anak. Sebenarnya pada 18 April 1917, Ilya sudah pensiun dikarenakan kesehatannya yang mulai menurun. Entah mengapa ia secara sukarela mengikuti keluarga Nicholas dari Tsarskoe Selo, ke Tobolsk hingga ke Ekaterinburg. Hari-hari terakhir Ilya sudah dikisahkan di bagian pangeran Vasily. Jasad Ilya dan Vasily ditemukan oleh beberapa biarawati di biara Novo-Tikhvinsky dan dimakamkan di Ivanopsvkoe. Pada Oktober 1981, Ilya dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia sebagai Martir Suci.
Ivan Kharitonov
Lahir pada 1872, Ivan bekerja sebagai kepala koki di rumah tangga keluarga kaisar terakhir, Nicholas. Ivan tetap setia pada majikannya sejak menjadi tahanan di istana Alexander, Tsarskoe Selo. Ketika Ivan mengikuti keluarga majikan pindah ke Tobolsk pada Agustus 1917, istri dan anak Ivan turut serta dan tinggal bersama. Pada musim semi 1918, sang majikan yaitu Nicholas, Alix dan Maria diharuskan pindah ke Ekaterinburg. Lagi-lagi Ivan mengikuti ditemani oleh asisten rumah tangga Anna Demidova, pelayan pria Ivan Sednev dan Alexei Trupp. Istri dan anak Ivan tidak diperbolehkan ikut dan tetap tinggal di Tobolsk. Untuk mengisi waktu selama ditahan, keempat anak perempuan Nicholas II yaitu Olga, Tatiana, Maria dan Anastasia membantu sekaligus belajar masak bersama Ivan. Di Ekaterinburg, Ivan dan yang lain tidak akan pindah lagi selamanya sebab mereka tewas dieksekusi pada 17 Juli 1918. Tahun 1991, Ivan dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus. Tepat 80 tahun setelah dieksekusi, Ivan dan keluarga Nicholas dimakamkan di katedral Peter dan Paul di Santo Petersburg, Russia. Upacara pemakaman dihadiri oleh cucu Ivan.
Ivan Sednev
Pria kelahiran tahun 1881 ini bekerja pada keluarga Nicholas sebagai mekanik di kapal kerajaan Polar Star dan kemudian pindah ke kapal kerajaan Standard. Kemudian ia ditawari menjadi asisten pria anak-anak perempuan Nicholas. Ivan Sednev membawa keponakan laki-lakinya Leonid Sednev untuk bekerja bersama keluarga kerajaan. Leonid akan menjadi teman bermain Alexei. Pada akhir April 1918, Ivan Sednev bersama Ivan Khemodurov, Alexei Trupp, pangeran Vasily, dokter Eugene Botkin serta asisten rumah tangga Anna Demidova mengikuti Nicholas, Alexandra dan Maria menuju ke Ekaterinburg. Seperti yang sudah disebut di bagian Nagorny, ia tewas dieksekusi. Namun Leonid beruntung, sebab kepala eksekusi Yakov Yurovsky tidak merasa harus membunuh bocah itu. Dua hari sebelum pembunuhan, Leonid diungsikan ke depan rumah. Kepada Nicholas II, Yakov beralasan bahwa Leonid didatangi oleh keluarganya. Nicholas II menyangsikan alasan Yakov, tak yakin apakah Leonid akan kembali atau tidak. Leonid menjadi teman sepermainan Alexei selama ditahan.
Nagorny
Pria bernama lengkap Klementy Grigorivich Nagorny ini lahir pada tahun 1887. Ia menjadi asisten Boatswain A.E. Derevenko sebagai penjaga Alexei. Saat Alexei sekeluarga menjadi tahanan di istana Alexander, Tsarskoe Selo, Boatswain Derevenko pergi dan Nagorny menjadi penjaga utama (tentu yang terakhir). Saat ditahan di Tobolsk, Nagorny menggendong Alexei yang tidak bisa berjalan akibat sakit di persendian kaki. Ia tidur sekamar dengan Alexei. Kemudian pada 20 Mei 1918, Alexei dan ketiga kakak perempuannya harus pindah ke Ekaterinburg melalui perjalanan tiga hari lebih dengan kereta kuda, kapal, kereta api dan kemudian kereta kuda lagi. Nagorny tetap mengikuti. Di rumah Ipatiev, Nagorny sangat kecewa dengan perlakuan para penjaga yang keterlaluan terhadap Alexei sekeluarga. Baru empat hari tiba di rumah Ipatiev, Ekaterinburg, Nagorny dan Ivan Sednev kemudian dipindahkan dari rumah. Keduanya ditahan selama sebulan. Tugas menggendong Alexei kemudian dipegang ayahnya, Nicky. Nicky sekeluarga tidak pernah tahu lagi kabar dan keberadaan Nagorny maupun Ivan. Pada 28 Juni 1918, Nagorny dan Ivan dibawa ke kebun di belakang stasiun kereta api di Ekaterinburg. Mereka ditembak mati dari belakang. Parahnya, jasad Nagorny dan Ivan ditinggal begitu saja. Sebulan kemudian Ekaterinburg berhasil dikuasai oleh tentara putih. Mereka menemukan jasad keduanya sudah dalam kondisi setengah membusuk. Mereka memakamkan Nagorny dan Ivan dengan upacara yang khidmat di samping gereja. Namun di atas makam mereka kemudian dibangun taman kota. Pada 14 November 1981, Nagorny dan Ivan dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia
Nicholas Johnson
Nicholas merupakan pria berkebangsaan Inggris yang menjadi sekretaris pribadi Adipati Agung Michael alias Misha. Misha adalah adik bungsu kaisar terakhir, Nicholas II. Setelah mengabdikan diri, Nicholas menunjuk Misha sebagai penerusnya, namun tidak pernah terjadi. Saat Misha dibawa ke kota Perm pada April 1918, Misha meminta Nicholas pergi meninggalkan dirinya. Tetapi Nicholas tetap ingin menemani sang tuan. Dari sejarah hidup, Nicholas terbilang baru bekerja pada Misha, yaitu pada tahun 1912. Namun ia dianggap sebagai keluarga sendiri, kerap menemani Misha, istri Misha, anak kandung dan anak tiri perempuan Misha pergi keluar negeri. Bahkan mereka makan bersama di satu meja. Nicholas menguasai tiga bahasa. Awal Nicholas bisa bertemu Misha adalah dari ibunda Nicholas. Ibunda Nicholas adalah wanita kelahiran Russia yang menikah dengan ayah Nicholas yang berkebangsaan Inggris. Ibunda Nicholas memberi kursus piano bagi keluarga kerajaan Russia. Tentu Nicholas sendiri mahir bermain piano. Setelah dieksekusi dengan cara ditembak, jasad Misha dan Nicholas tak ditemukan hingga kini. Namun jam tangan Nicholas dicuri oleh penembaknya, Andrei Markov.
Varvara Yakovleva
Wanita Russia kelahiran tahun 1880 ini semula berprofesis sebagai asisten rumah tangga putri Hesse, Elisabeth. Pada 1905, suami sang majikan tewas terkena serangan bom. Tak lama setelahnya, Elisabeth menjual seluruh perhiasan dan perabot mewahnya untuk mendirikan klinik ditujukan kaum miskin, panti asuhan dan juga biara. Sang majikan menjadi biarawati sekaligus seorang vegetarian. Varvara yang akrab disapa Varya mengikuti jejak sang majikan. Saat pecah revolusi Russia, Lenin memerintahkan agar Elisabeth ditangkap dan dibawa ke kota Perm. Varya dengan setia mengikuti Elisabeth. Dari kota Perm, mereka dibawa lagi ke kota Ekaterinburg untuk bergabung dengan anggota kerajaan lain yang telah ditahan. Dari Ekaterinburg, Ella dan semua dibawa ke kota kecil terdekat bernama Apalayevks dan dimasukkan ke gedung sekolah Napolnaya. Tanggal 18 Juli 1918, Elisabeth, Varya dan semua tahanan dilempar hidup-hidup ke galian tambang sedalam 20 meter. Sebelum dilempar, mereka dipukuli terlebih dahulu. Di dalam, pasukan Cheka melempar granat dua kali dan kemudian memasukkan semak-semak yang dibakar api. Jasad sang majikan dan Varya akhirnya dimakamkan di gereja Bukit Zaitun, Yerusalem. Tahun 1981, Elisabeth dan Varya dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Di Luar Russia dan juga Gereja Ortodoks Russia.
Pangeran Vasily Alexandrovich Dolgorukov
Pangeran Vasily memiliki usia yang sama dengan Nicholas, keduanya lahir pada tahun 1868. Ia merupakan penasihat militer bagi Nicholas. Vasily menemani Nicholas, Alix, Maria dan yang lain saat mereka datang ke rumah Ipatiev di Ekaterinburg pada akhir April 1918. Awalnya ia diperbolehkan tinggal bersama di rumah Ipatiev namun kemudian ia ditahan bersama Ilya Tatieschev dengan tuduhan hendak merencanakan penyelamatan keluarga kerajaan. Selama ditahan di penjara Ekaterinburg, Vasily menyelundupkan catatan kecil untuk diberikan kepada konsulat Inggris di kota itu. Ia meminta mereka untuk menyelamatkan Nicholas sekeluarga. Vasily dan Ilya ditembak mati di kepala pada 10 Juli 1918, hanya seminggu sebelum Nicholas dan yang bersamanya. Jasad Ilya dan Vasily ditemukan oleh beberapa biarawati di biara Novo-Tikhvinsky dan dimakamkan di Ivanopsvkoe. Pada 1 November 1981, Vasily dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia sebagai Pahlawan Martir Suci.
Dr Vladimir Derevenko
Dokter kelahiran tahun 1879 ini spesial menjaga Alexei yang menderita hemofilia. Putra sang dokter yang bernama Kolya menjadi teman Alexei. Sama seperti yang lain, Derevenko mengikuti keluarga Nicholas dari Tsarskoe Selo hingga Ekaterinburg. Namun saat pindah bersama Alexei ke Ekaterinburg pada 23 Mei 1918, Dokter Derevenko dilarang tinggal di rumah Ipatiev. Ia ditaruh di rumah seberang. Sesekali ia dibawa masuk ke rumah Ipatiev jika harus memeriksa kondisi Alexei. Itupun dengan kawalan ketat para penjaga. Ia membantu tentara putih melakukan investigasi eksekusi Nicholas sekeluarga. Meski ia terlepas dari eksekusi, namun pada tahun 1930 ditangkap oleh Komisariat Rakyat Untuk Urusan Dalam Negeri. Dokter Derevenko dieksekusi mati pada tahun 1936.
Aleksei Volkov
Kembali lagi ke waktu ketika Nicholas II sekeluarga dipindah ke rumah Ipatiev di Ekaterinburg. Dari semua pengurus rumah tangga, sebagian dilarang menemani Nicky sekeluarga menuju ke Ekaterinburg. Mereka yang dipisah adalah Pierre, Catherine, Anastasia dan Volkov. Catherine, Anastasia dan Volkov akan ditahan di penjara dan nantinya dieksekusi. Namun mujizat akan datang bagi Volkov. Pada 4 September 1918 tengah malam, Volkov dibangunkan di penjara untuk diantar ke kantor penjara. Di kantor, Volkov bertemu Anastasia dan Catherine. Kemudian datang lagi delapan tahanan, salah satu di antaranya adalah pelayan di rumah tangga Adipati Agung Michael alias Misha, adik Nicky. Mereka kemudian digiring ke pinggir kota dengan jalan kaki. Sesampainya di dalam perkebunan, Volkov menyadari bahwa mereka akan dieksekusi. Volkov segera kabur, lari sekencang mungkin sambil mendengar suara tembakan. Sebuah peluru lewat tipis di telinganya. Kemudian ia mendengar tembakan lagi yang ternyata diarahkan ke tahanan lain. Volkov pergi ke kota Omsk untuk meminta perlindungan dari Tentara Putih. Volkov kemudian berhasil lolos keluar Russia. Pada 1922, Volkov menetap di Estonia sebelum pindah ke Denmark sampai akhir hidupnya. Di Denmark, Volkov sangat dihormati sebab ia adalah salah satu pelayan kerajaan yang setia seumur hidupnya.
Colonel Alexander Von Leiming
Leiming merupakan ajudan Adipati Agung Dmitry Konstantinovich. Dmitry adalah paman dari pangeran Philip, Adipati Edinburgh. Nenek Philip yang bernama Olga merupakan kakak kandung dari Dmitry. Pada pertengahan Mei 1918, Leiming memberitahu Dmitry bahwa jalan untuk meloloskan diri ke Finlandia telah dipersiapkan namun Dmitry menolak meninggalkan Russia. Pada 21 Juli, Dmitry ditahan di penjara Kresty di Petrogad. Kemudian ia bersama adipati agung Nicholas dan George dipindahkan ke penjara Shpalernaya. Di sana, adipati Gavril juga ditahan, namun kemudian ia berhasil dibebaskan berkat upaya istrinya. Leiming setiap hari mengantar makanan untuk Dmitry. Pada 28 Januari 1919, Dmitry, Nicholas dan George dibawa keluar. Di tempat eksekusi, mereka bertemu dengan saudara sepupu mereka, adipati Paul Alexandrovich yang sudah payah akibat sakit. Mereka kemudian ditembak mati. Leiming datang ke tempat jasad Dmitry, membungkusnya dengan karpet dan dimakamkan di halaman sebuah rumah.
Alexei Yegorovich Trupp
Lahir pada 8 April 1857 di negara Latvia (dulu bagian negara Russia), Trupp bekerja sebagai kepala asisten rumah tangga di keluarga kaisar Russia terakhir, Nicholas II. Seperti puluhan pengurus rumah tangga lain, Trupp setia mengikuti keluarga Nicholas yang sudah menjadi tahanan sejak di istana Alexander, Tsarskoe Selo. Pada Agustus 1917, Trupp dan yang lain mengikuti keluarga kerajaan saat mereka pindah ke Tobolsk. Pada musim semi 1918, Trupp bersama Anna Demidova, Ivan Sednev, Dokter Eugene Botkin dan pangeran Vasily Dolgoruky menemani Nicholas, Alexandra dan Maria menuju ke Ekaterinburg. Meski semasa hidup Trupp adalah pemeluk Katolik, namun ia tetap dikanoninasi sebagai Martir oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia pada tahun 1981.
Anastasia Hendrikova
Lahir pada 23 Juni 1887, Anastasia merupakan asisten wanita keluarga kaisar Nicholas II. Hari-hari terakhir Anastasia hampir sama dengan Catherine. Hanya saja beberapa jam sebelum ia tewas, Anastasia aktif menanyakan kemana mereka akan dibawa pergi. Mereka baru saja dikeluarkan dari penjara dan diminta menunggu di kantor penjara. Petugas menjawab pertanyaan Anastasia : ke Penjara Pusat. Anastasia kemudian bertanya lagi tujuan berikutnya dan dijawab : ke Moskow. Ia mengulang percakapannya ke beberapa tahanan lain sambil membuat tanda salib. Volkov menyahut "mereka tidak akan menembak kita". Tetapi Volkov keliru sebab mereka menemui ajal tak lama setelahnya. Pada 14 November 1981, Anastasia dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia.
Anna Demidova
Anna lahir pada 26 Januari 1878 dan bekerja di keluarga Nicholas II sebagai asisten rumah tangga. Wanita yang akrab disapa Nyuta ini setia mengikuti keluarga Nicholas sejak menjadi tawanan di istana Alexander, Tsarskoe Selo. Anna mengikuti kepindahan mereka ke Tobolsk dan terakhir ke Ekaterinburg. Pada 17 Juli 1918 subuh, Anna bersama keluarga Nicholas II dan yang lain turun ke lantai satu rumah Ipatiev. Ia memegang bantal. Saat eksekusi berlangsung, Anna menjadi salah satu yang masih hidup sebab ia hanya luka ringan. Ia berujar :"terima kasih Tuhan, Tuhan menyelamatkan aku" Mendengar itu, salah satu eksekutor mendekati Anna. Anna menangis sambil menutupi wajahnya dengan bantal. Ia tewas ditusuk bayonet. Anna dimakamkan di katedral Peter dan Paul di Santo Petersburg, Russia tepat 80 tahun setelah mereka dieksekusi.
Catherine Schneider
Wanita kelahiran 20 Januari 1856 ini mengajarkan bahasa Russia kepada dua wanita penting di kerajaan Russia. Pertama ia mengajarkan Elisabeth, putri Hesse yang menikah dengan Adipati Agung Sergei Alexandrovich. Kedua, ia mengajarkan Alexandra, putri Hesse yang menikah dengan pewaris tahta kerajaan Russia, Nicholas. Elisabeth adalah kakak kandung Alexandra. Ia mengikuti keluarga Nicholas sejak ditahan di Tsarskoe Selo, kemudian Tobolsk. Saat di Ekaterinburg, Catherine dan Anastasia dipisahkan secara paksa dan dibawa jauh lagi menuju ke kota Perm. Mereka ditahan. Bersama Anastasia Hendrikova dan Volkov, Catherine dieksekusi mati pada 4 September 1918. Namun Volkov meloloskan diri saat nyawanya sudah di ujung tanduk. Jasad Catherine dan Anastasia berhasil ditemukan oleh tentara putih. Pada 14 November 1981, keduanya dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia, meskipun diketahui bahwa semasa hidup Catherine adalah pemeluk Lutheran (Kristen).
Dokter Eugene Botkin
Dokter Botkin lahir pada 27 Maret 1865. Ia menikah dengan Olga dan dikaruniai empat orang anak yaitu Dmitri, Yuri, Tatiana dan Gleb. Botkin bercerai dari Olga pada tahun 1910. Pada Perang Dunia I tahun 1914, Dmitri dan Yuri tewas dalam pertempuran. Botkin setia mengikuti keluarga Nicholas sebab ia merasa bertanggung jawab kepada pasiennya, keluarga kerajaan dan juga negara Russia. Beberapa minggu setelah Botkin, Nicholas, Alix, Maria dan pegawai lain dipindah ke Ekaterinburg, keempat anak Nicholas yang masih di Tobolsk diminta untuk menyusul. Tatiana Botkin meminta pada kepala penjaga di Tobolsk bernama Radionov untuk diijinkan ikut pergi bersama adiknya, Gleb. Radionov mengatakan bahwa Tatiana dan Gleb bisa ditangkap saat mereka sudah tiba di stasiun Ekaterinburg sebab tidak ada ijin bagi mereka untuk turut serta. Tatiana dan Gleb terpaksa tetap tinggal di Tobolsk. Pada 17 Juli 1918 subuh, Dokter Botkin tidak tidur. Ia menulis surat. Di surat itu, ia mengaku mendapat penampakan putranya, Yuri, yang sudah meninggal beberapa tahun sebelumnya. Dua putra sang dokter yaitu Dimitri dan Yuri tewas dalam Perang Dunia I. Ia juga menangkap firasat bahwa ajalnya sudah tiba. Ia bersedia berkorban sembari menyebut bahwa Abraham juga bersedia mengorbankan putra semata wayangnya demi permintaan Tuhan. Namun surat itu tampak belum diselesaikan. Rupanya kamar Dokter Botkin didatangi kepala komandan Yakov Yurovsky. Ia diminta untuk membangunkan Nicholas II sekeluarga. Surat itu ditemukan pada tahun 1919 oleh tentara putih. Tahun 2016, dokter Botkin dikanoninasi sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus Yang Budiman.
Fyodor Semyonovich Remez
Semasa hidup, Fyodor berprofesi sebagai sekretaris pribadi Adipati Agung Sergei Mikhailovich. Sergei yang ini adalah keponakan kaisar Russia Alexander II dan juga adik sepupu dari kaisar Russia Alexander III. Saat Sergei dan anggota kerajaan lain ditangkap dan dibawa ke kota Ekaterinburg, Fyodor dengan setia menemani sang tuan. Sang tuan, Fyodor dan yang lain kemudian dibawa lagi Apalayevks. Di kota kecil Apalayevks, mereka menjalani hidup sebagai tawanan di gedung sekolah Napolnaya. Di salah satu ruang, Fyodor tidur bersama sang tuan dan Vladimir Pavlovich Palei (adik sepupu kaisar Russia Nicholas II). Setelah sang tuan, Fyodor dan yang lain dilempar hidup-hidup ke tambang sedalam 20 meter, Fyodor tewas terkena ledakan granat yang pertama.
Ilya Leonidovich Tatischev
Ilya lahir pada 11 Desember 1859 di St Petersburg, Russia. Ia bekerja sebagai jenderal ajudan bagi Nicholas. Ibunda Ilya bekerja sebagai pelayan wanita istri Nicholas, Alix. Ilya tidak pernah menikah dan memiliki anak. Sebenarnya pada 18 April 1917, Ilya sudah pensiun dikarenakan kesehatannya yang mulai menurun. Entah mengapa ia secara sukarela mengikuti keluarga Nicholas dari Tsarskoe Selo, ke Tobolsk hingga ke Ekaterinburg. Hari-hari terakhir Ilya sudah dikisahkan di bagian pangeran Vasily. Jasad Ilya dan Vasily ditemukan oleh beberapa biarawati di biara Novo-Tikhvinsky dan dimakamkan di Ivanopsvkoe. Pada Oktober 1981, Ilya dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia sebagai Martir Suci.
Lahir pada 1872, Ivan bekerja sebagai kepala koki di rumah tangga keluarga kaisar terakhir, Nicholas. Ivan tetap setia pada majikannya sejak menjadi tahanan di istana Alexander, Tsarskoe Selo. Ketika Ivan mengikuti keluarga majikan pindah ke Tobolsk pada Agustus 1917, istri dan anak Ivan turut serta dan tinggal bersama. Pada musim semi 1918, sang majikan yaitu Nicholas, Alix dan Maria diharuskan pindah ke Ekaterinburg. Lagi-lagi Ivan mengikuti ditemani oleh asisten rumah tangga Anna Demidova, pelayan pria Ivan Sednev dan Alexei Trupp. Istri dan anak Ivan tidak diperbolehkan ikut dan tetap tinggal di Tobolsk. Untuk mengisi waktu selama ditahan, keempat anak perempuan Nicholas II yaitu Olga, Tatiana, Maria dan Anastasia membantu sekaligus belajar masak bersama Ivan. Di Ekaterinburg, Ivan dan yang lain tidak akan pindah lagi selamanya sebab mereka tewas dieksekusi pada 17 Juli 1918. Tahun 1991, Ivan dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia di Luar Russia sebagai Pengemban Sengsara Kudus Kristus. Tepat 80 tahun setelah dieksekusi, Ivan dan keluarga Nicholas dimakamkan di katedral Peter dan Paul di Santo Petersburg, Russia. Upacara pemakaman dihadiri oleh cucu Ivan.
Ivan Sednev
Pria kelahiran tahun 1881 ini bekerja pada keluarga Nicholas sebagai mekanik di kapal kerajaan Polar Star dan kemudian pindah ke kapal kerajaan Standard. Kemudian ia ditawari menjadi asisten pria anak-anak perempuan Nicholas. Ivan Sednev membawa keponakan laki-lakinya Leonid Sednev untuk bekerja bersama keluarga kerajaan. Leonid akan menjadi teman bermain Alexei. Pada akhir April 1918, Ivan Sednev bersama Ivan Khemodurov, Alexei Trupp, pangeran Vasily, dokter Eugene Botkin serta asisten rumah tangga Anna Demidova mengikuti Nicholas, Alexandra dan Maria menuju ke Ekaterinburg. Seperti yang sudah disebut di bagian Nagorny, ia tewas dieksekusi. Namun Leonid beruntung, sebab kepala eksekusi Yakov Yurovsky tidak merasa harus membunuh bocah itu. Dua hari sebelum pembunuhan, Leonid diungsikan ke depan rumah. Kepada Nicholas II, Yakov beralasan bahwa Leonid didatangi oleh keluarganya. Nicholas II menyangsikan alasan Yakov, tak yakin apakah Leonid akan kembali atau tidak. Leonid menjadi teman sepermainan Alexei selama ditahan.
Pria bernama lengkap Klementy Grigorivich Nagorny ini lahir pada tahun 1887. Ia menjadi asisten Boatswain A.E. Derevenko sebagai penjaga Alexei. Saat Alexei sekeluarga menjadi tahanan di istana Alexander, Tsarskoe Selo, Boatswain Derevenko pergi dan Nagorny menjadi penjaga utama (tentu yang terakhir). Saat ditahan di Tobolsk, Nagorny menggendong Alexei yang tidak bisa berjalan akibat sakit di persendian kaki. Ia tidur sekamar dengan Alexei. Kemudian pada 20 Mei 1918, Alexei dan ketiga kakak perempuannya harus pindah ke Ekaterinburg melalui perjalanan tiga hari lebih dengan kereta kuda, kapal, kereta api dan kemudian kereta kuda lagi. Nagorny tetap mengikuti. Di rumah Ipatiev, Nagorny sangat kecewa dengan perlakuan para penjaga yang keterlaluan terhadap Alexei sekeluarga. Baru empat hari tiba di rumah Ipatiev, Ekaterinburg, Nagorny dan Ivan Sednev kemudian dipindahkan dari rumah. Keduanya ditahan selama sebulan. Tugas menggendong Alexei kemudian dipegang ayahnya, Nicky. Nicky sekeluarga tidak pernah tahu lagi kabar dan keberadaan Nagorny maupun Ivan. Pada 28 Juni 1918, Nagorny dan Ivan dibawa ke kebun di belakang stasiun kereta api di Ekaterinburg. Mereka ditembak mati dari belakang. Parahnya, jasad Nagorny dan Ivan ditinggal begitu saja. Sebulan kemudian Ekaterinburg berhasil dikuasai oleh tentara putih. Mereka menemukan jasad keduanya sudah dalam kondisi setengah membusuk. Mereka memakamkan Nagorny dan Ivan dengan upacara yang khidmat di samping gereja. Namun di atas makam mereka kemudian dibangun taman kota. Pada 14 November 1981, Nagorny dan Ivan dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia
Alexei & Nagorny Picture Courtesy of a Website |
Nicholas Johnson
Nicholas merupakan pria berkebangsaan Inggris yang menjadi sekretaris pribadi Adipati Agung Michael alias Misha. Misha adalah adik bungsu kaisar terakhir, Nicholas II. Setelah mengabdikan diri, Nicholas menunjuk Misha sebagai penerusnya, namun tidak pernah terjadi. Saat Misha dibawa ke kota Perm pada April 1918, Misha meminta Nicholas pergi meninggalkan dirinya. Tetapi Nicholas tetap ingin menemani sang tuan. Dari sejarah hidup, Nicholas terbilang baru bekerja pada Misha, yaitu pada tahun 1912. Namun ia dianggap sebagai keluarga sendiri, kerap menemani Misha, istri Misha, anak kandung dan anak tiri perempuan Misha pergi keluar negeri. Bahkan mereka makan bersama di satu meja. Nicholas menguasai tiga bahasa. Awal Nicholas bisa bertemu Misha adalah dari ibunda Nicholas. Ibunda Nicholas adalah wanita kelahiran Russia yang menikah dengan ayah Nicholas yang berkebangsaan Inggris. Ibunda Nicholas memberi kursus piano bagi keluarga kerajaan Russia. Tentu Nicholas sendiri mahir bermain piano. Setelah dieksekusi dengan cara ditembak, jasad Misha dan Nicholas tak ditemukan hingga kini. Namun jam tangan Nicholas dicuri oleh penembaknya, Andrei Markov.
Varvara Yakovleva
Wanita Russia kelahiran tahun 1880 ini semula berprofesis sebagai asisten rumah tangga putri Hesse, Elisabeth. Pada 1905, suami sang majikan tewas terkena serangan bom. Tak lama setelahnya, Elisabeth menjual seluruh perhiasan dan perabot mewahnya untuk mendirikan klinik ditujukan kaum miskin, panti asuhan dan juga biara. Sang majikan menjadi biarawati sekaligus seorang vegetarian. Varvara yang akrab disapa Varya mengikuti jejak sang majikan. Saat pecah revolusi Russia, Lenin memerintahkan agar Elisabeth ditangkap dan dibawa ke kota Perm. Varya dengan setia mengikuti Elisabeth. Dari kota Perm, mereka dibawa lagi ke kota Ekaterinburg untuk bergabung dengan anggota kerajaan lain yang telah ditahan. Dari Ekaterinburg, Ella dan semua dibawa ke kota kecil terdekat bernama Apalayevks dan dimasukkan ke gedung sekolah Napolnaya. Tanggal 18 Juli 1918, Elisabeth, Varya dan semua tahanan dilempar hidup-hidup ke galian tambang sedalam 20 meter. Sebelum dilempar, mereka dipukuli terlebih dahulu. Di dalam, pasukan Cheka melempar granat dua kali dan kemudian memasukkan semak-semak yang dibakar api. Jasad sang majikan dan Varya akhirnya dimakamkan di gereja Bukit Zaitun, Yerusalem. Tahun 1981, Elisabeth dan Varya dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Di Luar Russia dan juga Gereja Ortodoks Russia.
Pangeran Vasily Alexandrovich Dolgorukov
Pangeran Vasily memiliki usia yang sama dengan Nicholas, keduanya lahir pada tahun 1868. Ia merupakan penasihat militer bagi Nicholas. Vasily menemani Nicholas, Alix, Maria dan yang lain saat mereka datang ke rumah Ipatiev di Ekaterinburg pada akhir April 1918. Awalnya ia diperbolehkan tinggal bersama di rumah Ipatiev namun kemudian ia ditahan bersama Ilya Tatieschev dengan tuduhan hendak merencanakan penyelamatan keluarga kerajaan. Selama ditahan di penjara Ekaterinburg, Vasily menyelundupkan catatan kecil untuk diberikan kepada konsulat Inggris di kota itu. Ia meminta mereka untuk menyelamatkan Nicholas sekeluarga. Vasily dan Ilya ditembak mati di kepala pada 10 Juli 1918, hanya seminggu sebelum Nicholas dan yang bersamanya. Jasad Ilya dan Vasily ditemukan oleh beberapa biarawati di biara Novo-Tikhvinsky dan dimakamkan di Ivanopsvkoe. Pada 1 November 1981, Vasily dikanoninasi oleh Gereja Ortodoks Russia Di Luar Russia sebagai Pahlawan Martir Suci.
Dr Vladimir Derevenko
Dokter kelahiran tahun 1879 ini spesial menjaga Alexei yang menderita hemofilia. Putra sang dokter yang bernama Kolya menjadi teman Alexei. Sama seperti yang lain, Derevenko mengikuti keluarga Nicholas dari Tsarskoe Selo hingga Ekaterinburg. Namun saat pindah bersama Alexei ke Ekaterinburg pada 23 Mei 1918, Dokter Derevenko dilarang tinggal di rumah Ipatiev. Ia ditaruh di rumah seberang. Sesekali ia dibawa masuk ke rumah Ipatiev jika harus memeriksa kondisi Alexei. Itupun dengan kawalan ketat para penjaga. Ia membantu tentara putih melakukan investigasi eksekusi Nicholas sekeluarga. Meski ia terlepas dari eksekusi, namun pada tahun 1930 ditangkap oleh Komisariat Rakyat Untuk Urusan Dalam Negeri. Dokter Derevenko dieksekusi mati pada tahun 1936.
Subscribe to:
Posts (Atom)